Prasimax

perusahaan asal Indonesia
Revisi sejak 14 Juli 2018 02.07 oleh Melatimargonda (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '{{Infobox company | company_name = PT. Prasimax Inovasi Teknologi | company_type = Perusahaan Swasta | foundation = Depok, Indonesia (2010) |...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Prasimax adalah produsen peralatan Internet of Things (IoT) di Indonesia serta merupakan perusahaan swasta yang sangat fokus pada IoT dan Embedded System Solutins terbesar di Indonesia. Kantor pusatnya berada di kota Depok, Jawa Barat, Indonesia dan perusahaan ini paling dikenal lewat produk-produk Pajak Online nya.

PT. Prasimax Inovasi Teknologi
Perusahaan Swasta
IndustriInternet of Things
Perangkat lunak komputer
DidirikanDepok, Indonesia (2010)
PendiriDidi Setiadi, Lukman Rosyidi, Abdi Aziz QN, Muhammad Sabaruddin, Mohammad Irfan
Kantor pusat,
Indonesia
Wilayah operasi
ASEAN
Tokoh kunci
Lukman Rosyidi (Chairman)
Didi Setiadi (Presiden & CEO)
Mohammad Irfan (Chief Technology Officer)
ProdukTRUMON
NEIRA
JasaManaged Services
Original Design Manufacturing
Karyawan
14 orang
DivisiDevices
Services
OEM/ODM
Anak usahaEloku
Situs webwww.prasimax.com

Sejarah Prasimax

Kata Prasimax sesungguhnya berasal dari kombinasi singkatan kata kata dalam bahasa Sansekerta yaitu Prasidha Matra ditambah akhiran X sebagai unsur yang memberi makna teknologi maju. Prasidha artinya ANGKA dan Matra artinya SEMPURNA. Angka sempurna yang dimaksud di sini adalah 1 (satu) dan 0 (nol). Mengapa 1 dan 0? Bahwasannya di era digital saat ini erat kaitannya dengan sinyal, kode dan perhitungan algoritma urutan angka-angka 1 dan 0.

Pada tahun 2002, sekelompok tenaga ahli di bidang teknik elektronika yang baru lulus dari perguruan tinggi dengan sebutan kelompok mereka sebagai tim ATMEL (Aziz, Teguh, M. Sabar, Elvanto dan Lukman) memutuskan untuk melanjutkan idealisme mereka mendirikan sebua lembaga pelatihan elektronika yang menyasar pada pasar mahasiswa dan umum. Pada saat mempersiapkan lembaga pelatihan, tim ATMEL tersebut bertemu dengan seorang engineer dari perusahaan telekomunikasi multinasional, Motorola, bernama Didi Setiadi. Tim ATMEL dan Didi Setiadi memiliki idealisme serta visi yang sama untuk mendirikan sebuah lembaga bernama Yayasan Prasimax Bina Teknologi sebagai badan hukum untuk mengoperasikan lembaga pelatihan elektronika. Bermula dari sebuah ruko di kawasan Jalan Margonda di Kota Depok, Propinsi Jawa Barat, Lembaga Pelatihan Prasimax memulai operasionalnya. Tiga bulan pertama peserta pelatihan hanya 1 orang, walaupun kegiatan pemasaran sudah dilakukan lewat penyebaran brosur di beberapa perguruan tinggi di sekitar Depok dan Jakarta. Peserta pertama tersebut malah datang dari kalangan industri, yakni seorang General Manager Teknis sebuah pabrik pembuatan kertas di daerah Pelalawan, Propinsi Riau.


Referensi

Pranala luar