Keluarga Djajadiningrat

Revisi sejak 19 Juli 2018 05.38 oleh Pierrewee (bicara | kontrib) (+)

Keluarga Djajadiningrat adalah keluarga "priyayi" berkedudukan tinggi di Indonesia pada masa kolonial, yang anggotanya sering menjabat sebagai Bupati Serang di Banten, Hindia Belanda.[1][2] Terkenal karena pandangan barat dan kesetiaan mereka kepada penguasa Belanda selama masa kolonial, keluarga ini bagaimanapun juga berjuang di kedua pihak dalam Revolusi Indonesia (1945-1949).[3]

Pangeran Mangkunegara VII dan K.P.A. Hoessein Djajadiningrat dengan istri mereka, Ratu Timur dan Partini, serta anak-anak mereka (sekitar tahun 1922).

Keluarga ini merupakan keturunan dari suku Badui dan Banten. Menurut Nina Consuelo Epton, sejarah lisan keluarga ini menceritakan bahwa pada pertengahan abad ketujuh belas, leluhur mereka, putra seorang kepala suku Badui, mencari perlindungan di istana Kesultanan Banten.[2] Dia kemudian menikahi putri Sultan, sehingga menjadi pendiri keluarga Djajadiningrat.[2]

Pada akhir abad kesembilan belas, keluarga ini mendapat manfaat dari perlindungan sarjana dan pendidik Belanda Snouck Hurgronje.[4][5][6]

Referensi

  1. ^ Netherlands News Digest (dalam bahasa Inggris). Netherlands Information Bureau. 1944. Diakses tanggal 15 July 2018. 
  2. ^ a b c Epton, Nina Consuelo (1956). The Palace and the Jungle (dalam bahasa Inggris). Oldbourne Press. Diakses tanggal 15 July 2018. 
  3. ^ Soekarno's Mentjapai Indonesia Merdika (dalam bahasa Inggris). Southeast Asian Studies Committee, James Cook University. 1978. 
  4. ^ "Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde van Nederlandsch-Indië" (dalam bahasa Inggris). M. Nijhoff. 1989. Diakses tanggal 15 July 2018. 
  5. ^ "Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde" (dalam bahasa Inggris). M. Nijhoff. 1999. Diakses tanggal 15 July 2018. 
  6. ^ Laffan, Michael Francis (2003). Islamic Nationhood and Colonial Indonesia: The Umma Below the Winds (dalam bahasa Inggris). Routledge. ISBN 9781134430819. Diakses tanggal 15 July 2018.