Astra International

perusahaan asal Indonesia

Astra International (IDX: ASII) merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi otomotif yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1957 dengan nama PT Astra International Incorporated. Pada tahun 1990, perseroan mengubah namanya menjadi PT Astra International Tbk. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek Jakarta sejak tanggal 4 April 1990. Saat ini mayoritas kepemilikan sahamnya dimiliki oleh Jardine Matheson 50,1%.[butuh rujukan]

Astra International
PT Astra International Tbk
Publik
Kode emitenIDX: ASII
IndustriOtomotif, jasa keuangan, alat berat, agribisnis, teknologi informasi, infrastruktur
DidirikanJakarta, Indonesia (1957)
PendiriTjia Kian Tie
William Soerjadjaja
Liem Peng Hong
Kantor pusatJakarta, Indonesia
Tokoh kunci
Prijono Sugiarto (Presiden Direktur)
ProdukOtomotif, jasa keuangan, alat berat, agribisnis, teknologi informasi, infrastruktur, Retail
Pendapatan181,1 triliun IDR (2016)
Karyawan
214.835 (2016)
Situs webwww.astra.co.id
Berkas:Astra logo old.jpg
Logo Astra International (1957-1999)

Perseroan berdomisili di Jakarta, Indonesia, dengan kantor pusat di JI. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta. Ruang lingkup kegiatan Perseroan seperti yang tertuang dalam anggaran dasarnya adalah perdagangan umum, perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan dan jasa konsultasi. Ruang lingkup kegiatan utama entitas anak meliputi perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor dengan suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat berat, pertambangan dan jasa terkait, pengembangan perkebunan, jasa keuangan, infrastruktur dan teknologi informasi.

Divisi Usaha dan Anak Perusahaan

Otomotif

Agro industri

Pelayanan finansial

Alat-alat Berat

Teknologi informasi

Infrastruktur

Properti

Sejarah

Astra International pada awalnya didirikan oleh Tjia Kian Liong (William Soerjadjaja), Tjia Kin Joe (Benyamin), dan Liem Peng Hong pada tahun 1950-an.[1] Perusahaan ini pada awalnya menempati sebuah toko di Jalan Sabang no. 36A, Jakarta. Nama Astra sendiri diusulkan oleh Kian Tie, adik Kian Liong, yang berarti terbang ke langit dan menjadi bintang terang.[2] Ketiga pendirinya kemudian mendaftarkan nama Astra International Inc. ke notaris Sie Khwan Djioe pada tanggal 20 Februari 1957 dengan modal sejumlah 2,5 juta rupiah. [2]

Pada awal berdirinya, perusahaan ini menjadi distributor dan importir limun merek Prim Club Kornet CIP. Selain produk impor, ada juga produk lokal dari Bandung seperti pasta gigi Fresh O Dent dan pasta gigi Odol Dent. Bisnis usahanya yang lain meliputi pengiriman fosfat alumunium, bohlam lampu, dan mengekspor kopra serta minyak goreng. [2] Namun belakangan, hanya Kian Liong yang mengelola Astra, karena Kian Tie bekerja di Palembang sementara Pang Hong dengan bisnisnya yang lain. Saham-saham perusahaan pun seluruhnya beralih ke tangan Kian Liong pada 1961.[2] Setelah itu, Astra memasuki babak baru. Pada masa-masa sulit Demokrasi Terpimpin orde lama Presiden Sukarno, antara 1962 hingga 1964, Astra sempat menjadi pemasok lokal proyek pembangunan waduk Jatiluhur. [2]

Memasuki tahun 1965, di tengah situasi ekonomi yang buruk, Kian Liong mencoba mempertahankan perusahaannya agar bisa tetap hidup. Ia kemudian memindahkan kantornya dari Jalan Sabang ke Jalan Juanda III no 8.[2] Pada tahun 1966, Astra menjadi importir 80 ribu ton aspal dari Marubeni, Jepang untuk membangun jalan. Perusahaan ini juga mendapat pinjaman dana dari USAID sebesar $2,9 juta untuk mengimpor apapun, termasuk truk-truk dari Amerika. Ia mengimpor 800 unit truk merek Chevrolet buatan General Motors Co. dan menjualnya kepada Pemerintah.[1] Sayangnya, Astra tak bisa mengimpor lebih banyak lagi truk-truk dari General Motor karena ia dianggap melanggar dan tidak memahami ketentuan USAID yang melarang perusahaan untuk memasok ke pemerintahan.

Pada tahun 1969, Astra mengalihkan usahanya ke Jepang. Hideo Kamio, salah seorang mantan manager di Gaya Motor sewaktu zaman Jepang, juga bersikeras truk-truk Toyota yang akan masuk Indonesia harus dirakit di Gaya Motor. Saat itu, Gaya Motor sudah dipegang oleh William. Maka, Astra melalui PT Gaya Motor pun menjadi agen tunggal Toyota.[3]

Saat ini, sebanyak 51,11 persen saham Astra International dikuasai oleh Jardine Cycle & Carriage Limited, sebuah perusahaan yang berbasis di Singapura. Sisa saham Astra dimiliki oleh masyarakat. [2]

1970

  • Astra ditunjuk sebagai distributor tunggal sepeda motor Honda di Indonesia
  • Astra ditunjuk sebagai distributor tunggal mesin perkantoran Xerox di Indonesia

1971

  • Astra di tunjuk sebagai distributor tunggal Daihatsu
  • Mendirikan PT Federal Motor, agen tunggal sepeda motor Honda
  • Mendirikan PT Toyota Astra Motor (TAM), agen tunggal Toyota
  • Peluncuran produk sepeda motor Honda 90 Z (90cc)

1972

  • Mendirikan PT United Tractors (UT) yang mengelola bidang usaha alat berat

1973

  • Mendirikan PT Multi Agro Corporation yang mengelola divisi agribisnis Astra

1974

  • Mendirikan Yayasan Toyota & Astra yang bergerak di bidang pendidikan

1977

  • Toyota meluncurkan mobil Kijang pertama
  • Mendirikan PT Daihatsu Indonesia

1980

  • Astra mendirikan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) untuk membantu perusahaan kecil dan menengah

1982

  • Astra mendirikan PT Raharja Sedaya, sebuah perusahaan kredit konsumen

1983

  • Mendirikan PT Astra Agro Niaga, cikal bakal PT Astra Agro Lestari

1988

  • Menerbitkan obligasi berjangka waktu 5 tahun senilai Rp 60 miliar dan tercatat di Bursa Efek Surabaya
  • Mengambil alih PT Pantja Motor, Distribtor kendaraan Isuzu

1989

  • Mendirikan Astra Executive Training Centre (AETC) yang kemudian menjadi Astra Management Development Institute (AMDI) pada tahun 1993

1990

  • Menerbitkan 30 juta lembar saham dan tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya
  • Mendirikan Koperasi Astra International untuk menyediakan fasilitas simpan pinjam bagi karyawan

1991

  • Mendirikan PT Astra Dian Lestari yang mengelola bidang usaha komponen
  • Tahun 1991 Astra mendirikan PT.Astra Microtronics Technology di Muka Kuning Batam yang bergerak di Semiconductor Manufacturing
  • Mendirikan Astra Mitra Ventura yang menyediakan fasilitas pinjaman modal bagi UKM

1995

  • Mendirikan Politeknik Manufaktur Astra yang menyediakan pendidikan formal tingkat diploma di bidang manufaktur

1999

  • Astra menandatangani kesepakatan restrukturisasi hutang tahap pertama

2000

  • Merestrukturisasi bisnis sepeda motor
  • Merestrukturisasi bisnis BMW

2002

  • Astra menandatangani kesepakatan restrukturisasi hutang tahap kedua
  • Merestrukturisasi bisnis Daihatsu
  • Menyelenggarakan Penawaran Saham Terbatas sebanyak 1,4 miliar lembar saham
  • Mendivestasi perusahaan infrastruktur telekomunikasi Astra, PT Pramindo Ikat Nusantara
  • Mendivestasi bisnis perkayuan Astra yang dikelola oleh PT Sumalindo Lestari Jaya

2003

  • Menyelenggarakan Penawaran Saham Terbatas II
  • Merestrukturisasi bisnis Toyota

2004

  • Melakukan percepatan pembayaran restrukturisasi hutang Astra
  • Mengambilalih 31,5% kepemilikan di PT Bank Permata Tbk

2006

  • Mendirikan Toyota Astra Financial Services yang menawarkan fasilitas pembiayaan mobil Toyota

2008

  • PT Astra Daihatsu Motor (ADM) memulai ekspor kendaraan komersial Gran Max ke Jepang dalam bentuk CBU, setelah sebelumnya Gran Max diluncurkan awal tahun 2008
  • PT Astra International Tbk, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia dan Isuzu Motors Limited melakukan reorganisasi atas PT Pantja Motor menjadi PT Isuzu Astra Motor Indonesia
  • Astra canangkan program 'Go Green With Astra: Satu Karyawan Satu Pohon’ untuk menanam 116.867 pohon sepanjang tahun
  • Museum dan Perpustakaan Astra dibuka secara resmi

2009

  • Astra Group luncurkan SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia yang menjadi payung program seluruh kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang berkelanjutan. Tujuannya adalah untuk membangun semangat kebangsaan dan persatuan demi pembangunan bangsa
  • PT Toyofuji Serasi Indonesia—anak perusahaan PT Serasi Autoraya—luncurkan kapal yang ketiga, MV SERASI III
  • PT United Tractors Pandu Engineering, anak usaha PT United Tractors Tbk, operasikan PT Patria Maritime Lines

2010

  • Penerbitan obligasi PT Astra Sedaya Finance XI
  • Penerbitan obligasi PT Federal International Finance X
  • Yayasan Astra Bina Pendidikan (YABP) secara resmi mengubah namanya menjadi Yayasan Pendidikan Astra-Michael D.Ruslim
  • Kepemilikan Astra di Astra Sedaya Finance (ASF) meningkat menjadi 100%
  • Peresmian kapal MV Serasi V milik TFSI
  • PermataBank selesaikan akuisisinya yang pertama di Indonesia
  • Astra tingkatkan kepemilikan saham di PALYJA menjadi 49%

Lembaga pendidikan

PT. Astra International juga memiliki lembaga pendidikan di bawah naungannya untuk menyiapkan sumber daya manusia yang siap pakai, yang memiliki kemampuan dan kompetensi dalam industri manufaktur. Lembaga pendidikan tersebut diberi nama Politeknik Manufaktur Astra.

Politeknik Manufaktur Astra memiliki Program Studi sbb: Teknik Mesin Manufaktur (TMM), Teknik Proses & Produksi Manufaktur (TPM), Sistem Informasi, Teknik Otomotif, Teknik Mekatronika.

Pranala luar

  1. ^ a b 1972-, Pambudi, Teguh Sri,. Man of honor : kehidupan, semangat, dan kearifan William Soeryadjaya. Jakarta. ISBN 9789792290974. OCLC 829199021. 
  2. ^ a b c d e f g Matanasi, Petrik. "Astra, dari Perusahaan Mati Suri Jadi Raksasa Otomotif - Tirto.ID". tirto.id. Diakses tanggal 2018-07-29. 
  3. ^ Bisuk., Siahaan, (2000). Industrialisasi di Indonesia : sejak rehabilitasi sampai awal reformasi. Bandung: Penerbit ITB. ISBN 9799299195. OCLC 45891398.