Divisi pelayaran kereta api

Divisi Pelayaran Kereta Api
Ikhtisar
Lokal
Tanggal beroperasi1952–1989
PenerusDiakuisisi oleh
Teknis
Panjang jalur?? Km

Sejarah

Kegiatan penyeberangan antar pulau di Indonesia sebenarnya telah dirintis oleh Pemerintah dalam hal ini Djawatan Kereta Api (DKA, PNKA, PJKA, PERUMKA lalu sekarang PT. KAI). Fakta sejarah mencatat bahwa Kapal “Taliwang” merupakan rintisan alat transportasi penghubung pertama dari Pelabuhan Merak – Jawa bagian Barat dan Pelabuhan Panjang Lampung tahun 1952.[1]

Pada tahun 1960 Pemerintah Kerajaan Belanda memberikan hibah kepada Pemerintah Indonesia dalam hal ini Djawatan Kereta Api (DKA) berupa 3 (tiga) unit kapal 2.314 GT yang didatangkan langsung dari Belanda yaitu KM. Halimun C/S PKMH, KM. Krakatau tahun 1961 dan KM. Bukit Barisan tahun 1962 (Km. Bukit Barisan terbakar dan tenggelam saat bongkar muat di pelabuhan Merak tahun 1977).[1]

Ketiga kapal 2.314 GT tersebut dibuat di Galangan kapal Zaandam Shipyard – Nederlandsche dengan Main Engine Merk Werkspoor 750 DK x 2, digunakan untuk melayani penyeberangan dari Pelabuhan Panjang (Lampung) ke Pelabuhan Merak (Jawa Barat) yang saat ini termasuk wilayah Banten.[1]

Layanan utama pada lintasan ini hanya penumpang dan barang dan jika ada kendaraan yang akan menyeberang maka akan diangkut keatas deck kapal menggunakan crane itupun dalam jumlah yang sangat terbatas mengingat ketiga kapal tersebut tanpa dilengkapi ramp door. Perluasan dan pengembangan Pelabuhan III, IV dan V Merak yang dioperasikan ASDP saat ini merupakan saksi bisu (dulunya) adalah Pelabuhan yang digunakan Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) untuk kegiatan bongkar muat armada kapalnya. Seiring berjalannya waktu dan berubahnya Regulasi, di tahun 1989 PJKA menghentikan pengoperasian seluruh armada kapal yang dimiliki dan menyerahkan sepenuhnya untuk dioperasikan dan dikelola oleh PERUM ASDP. Selanjutnya PJKA hanya fokus pada bisnis utamanya yaitu mengelola Kereta Api.[1]

[2]

Layanan [3][2]

Lokasi Rute Armada Operator Keterangan
Selat Sunda Merak-Panjang PJKA Inspeksi xx Jawa Barat semua layanan ini telah diakuisisi oleh PT. ASDP Indonesia Ferry dan sebagian lagi dikelola oleh PT. Dharma Lautan Utama
Selat Madura Ujung-Kamal PJKA Inspeksi IX Eksploitasi Jawa Timur
Selat Bali Boom (Banyuwangi)-Gilimanuk PJKA Inspeksi IX Eksploitasi Jawa Timur
Sungai Musi dan Sungai Ogan Palembang-Kertapati PJKA Inspeksi xx Sumatera Selatan

*) KM. merupakan singkatan yang digunakan untuk kapal motor.

*) Sedangkan KT. adalah singkatan yang digunaka untuk kapal tunda.

Penutupan

Divisi ini dibubarkan total pada tahun 1989. Sebab sebab divisi ini ditutup antara lain karena dibangunnya pelabuhan baru di Banyuwangi (Ketapang), di Lampung (Bakauheni), serta ditutupnya jalur kereta api di pulau Madura semakin menambah suram nasib divisi ini. Beberapa saat sebelum dibubarkan, semua karyawan divisi ini diberikan konsekuensi yaitu tetap menjadi pegawai kereta api tetapi harus naik ke darat atau tetap di air tetapi menjadi karyawan ASDP. Setelah ditutup, ASDP mengakuisisinya beserta seluruh armada dan layanannya.

Galeri

Referensi

  1. ^ a b c d (Indonesia)Lintas Nusa dari kita untuk kita 44 th melayani Nusantara. www.indonesiaferry.co.id. 
  2. ^ a b (Indonesia) Nusantara, Tim Telaga Bakti; Asosiasi Pakar Perkeretaapian, (APKA) (1997). Sejarah Perkeretaapian Indonesia Jilid 2. Bandung: CV. Angkasa. hlm. 228–234. 
  3. ^ (Indonesia)"Random Facts about Indonesian Railways". www.rodasayap.blogspot.com. Diakses tanggal 2018-08-07.