Pergerakan Penyadar

Sejarah

Gerakan Penyadar merupakan istilah populer bagi Barisan Penyadar Partai Sarekat Islam Indonesia (BP-PSII), yaitu organisasi yang dibentuk oleh sebuah faksi/kelompok dalam Partai Sarekat Islam Indonesia PSII. Terbentuknya Gerakan Penyadar bermula dari rapat di rumah A.M. Sangadji di Kernolongweg (Jl. Kramat Kwitang) Jakarta pada malam 23 November 1936. Dalam rapat itu Agus Salim membahas persiapan suatu front oposisi terhadap kepemimpinan PSII sepeninggal HOS Tjokroaminoto yang wafat.

Sepekan kemudian, tepatnya 30 November 1936, diadakan kembali pertemuan di tempat yang sama dan menghasilkan keputusan pembentukan BP-PSII. Barisan Penyadar merupakan wujud ketidaksetujuan terhadap politik nonkoperasi PSII. Agus Salim menyerahkan kepemimpinan BP-PSII kepada Mohammad Roem dan tokoh-tokoh muda PSII antara lain Moh. Sardjan, H. Zainal, H. Sa'adoedin, dan BD Syawal.

BP-PSII dimaksudkan hanya bergerak dalam internal PSII yaitu mengajak supaya setiap anggota partai sadar akan hak-haknya dalam organisasi, yang selama dan sesudah Kongres PSII ke-22 dilanggar oleh Dewan Tanfidziyah dan Dewan Partai. Dengan cepat aksi BP-PSII ini menyebar ke cabang-cabang PSII di seluruh Indonesia.[1]

A.M. Sangadji sendiri kemudian hijrah ke Samarinda dan membentuk cabang Barisan Penyadar di Samarinda.[2]

Referensi

Catatan kaki
  1. ^ Suradi 1997, hlm. 67-68.
  2. ^ Penyusun 1986, hlm. 40.
Daftar Pustaka
  • Penyusun, Tim (1986). Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Kalimantan Timur. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah. 
  • Suradi, Agus (1997). Haji Agus Salim dan Konflik Politik Politik dalam Sarekat Islam. Jakarta: Pustaka Sinar Haparan. ISBN 979-416-437-2.