Kapal penjelajah Jepang Ōyodo

Kapal penjelajah ringan
Revisi sejak 12 Agustus 2018 06.04 oleh Veracious (bicara | kontrib)

Ōyodo (大淀) merupakan kapal penjelajah ringan milik Angkatan Laut Kekaisaran Jepang. Ia merupakan kapal pemimpin di kelasnya sendiri. Namun, ia menjadi anak tunggal di kelasnya sendiri karena adiknya, Niyodo (仁淀) batal dibangun.[2]

Ōyodo pada 1943 di Hiroshima.
Tentang kelas
Operator: Angkatan Laut Kekaisaran Jepang
Didahului oleh:Kapal penjelajah kelas-Agano
Dibangun:1941-1943
Beroperasi:1943-1945
Bertugas:1943-1945
Rencana:2
Selesai:1
Hilang:1
Sejarah
Kekaisaran Jepang
Nama Ōyodo
Asal nama Sungai Ōyodo
Dipesan 1939
Dihadiahkan Arsenal Angkatan Laut Kure
Pasang lunas 14 Februari 1941
Diluncurkan 2 April 1942
Mulai berlayar 28 Februari 1943[1]
Dicoret 20 November 1945
Pelabuhan daftar Basis Angkatan Laut Kure
Nasib Tenggelam pada 28 Juli 1945 karena dibom oleh pesawat Sekutu di Basis Angkatan Laut Kure
Catatan Diangkat dan dibongkar pada 1 Agustus 1948
Ciri-ciri umum
Berat benaman
  • 8.164 ton panjang (8.295 t) (standar)
  • 11.433 ton panjang (11.616 t) (muat penuh)
Panjang 192 meter (629 kaki 11 inci)
Lebar 15,7 meter (51 kaki 6 inci)
Daya muat 5,95 meter (19 kaki 6 inci)
Tenaga 110.000 shp (82.000 kW)
Pendorong
Kecepatan 34 kn (63,0 km/h; 39,1 mph)
Jangkauan 10.600 mil laut (19.600 kilometer) pada 18 knot (33 km/h)
Awak kapal 782 orang (awal); 911 orang (final)
Senjata
Pelindung
  • Sabuk: 60 mm (2,4 in)
  • Geladak: 30–50 mm (1,2–2,0 in)
  • Turet senjata: 25–30 mm (0,98–1,18 in)
  • Barbet: 25–30 mm (0,98–1,18 in)
  • Menara pengawas: 40 mm (1,6 in)
  • Pesawat yang
    diangkut
  • 6 × pesawat apung (1943)
  • 2 × pesawat apung (1944)
  • Konstruksi

    Ia lahir pada 2 April 1943 di Kure, Hiroshima dan baru benar-benar selesai setahun kemudian, 28 Februari 1943. Awalnya ia dimaksudkan untuk menjadi kapal komando operasi militer yang menggunakan kapal selam, namun pada saat ia benar-benar selesai dibangun, perannya sudah berubah. Angkatan Laut Kekaisaran Jepang menggunakan kemampuan tembak jarak jauh dan anti-udara-nya untuk menjadi pengawal grup para kapal induk.[3]

    Setelah ia selesai dibangun, semua sumber daya untuk membangun kapal di Arsenal Angkatan Laut Kure dialihkan menjadi bahan pembangun kapal induk.[3]

    Sejarah dinas

    Misi pertamanya adalah mengirimkan pasokan logistik dan tentara ke Truk dan Rabaul pada Juni 1943. Setelahnya, ia langsung masuk ke dalam Armada Ozawa bersama dengan Shoukaku, Zuikaku, Zuihō, Yamato, Nagato, Myōkō, Haguro, Tone, Chikuma, Mogami, Atago, Takao, Chōkai, Maya, Agano, dan lima belas kapal perusak untuk merespon serangan udara Amerika di Kepulauan Gilbert. Namun, dua kali pencarian tidak membuahkan hasil dan armada tersebut terpaksa kembali ke Truk. Pada awal Desember 1943, Ōyodo menjadi kapal bendera untuk Armada Ozawa. Dan setelah ia selesai dimodel-ulang pada 30 April 1944, ia menjadi kapal bendera untuk Armada Gabungan.[4]

    Ōyodo juga ikut serta dalam Operasi Sho-Ichi-Go di Pertempuran Teluk Leyte pada 20 Oktober 1944 sebagai bagian dari Armada Ozawa yang berperan sebagai "armada jebakan". Tetapi pada 25 Oktober 1944, armada yang dipimpin Laksamana Ozawa tersebut mengalami kekalahan di sekitar Tanjung Engano sehingga ia harus memindahkan posisi kapal bendera dari Zuikaku ke Ōyodo. Semenjak itu Ōyodo selalu ditempatkan di perairan sekitar Pangkalan Kure setelah perjalanan terakhirnya dari Singapura ke Jepang pada Januari-Februari 1945 karena dikejar-kejar oleh 63 kapal selam Sekutu selama perjalanannya.[4]

    Nasib

     
    Ōyodo dibongkar di Kure, pada bulan Februari 1948.

    Masa tugas Ōyodo berakhir dalam pertempuran yang memporak-porandakan Kure pada 24 Juli 1945 dan tewas di tanah kelahirannya sendiri. Dan Ia dihapus dari daftar kapal pada 20 November 1945.

    Bangkai Ōyodo diangkat ke permukaan pada 18–20 September 1947 dan diderek menuju Kure pada 20 Desember 1947. Setelah sampai di Kure, ia dibongkar di galangan kapal Kure, tempat ia dulu lahir. Proses pembongkaran berlangsung dari 17 Januari sampai 1 Agustus 1948.

    Kapal dalam kelas

    Nomor kapal Nama Kapal Mulai dibangun Diujicoba Selesai dibangun Nasib
    136 Ōyodo (大淀) 14 Februari 1941 2 April 1942 28 Februari 1943 Tenggelam karena serangan udara pada 28 Juli 1945
    137 Niyodo (仁淀) Dibatalkan pada 6 November 1941[2]

    Catatan kaki

    1. ^ Lacroix and Wells, Japanese Cruisers of the Pacific War, hal. 794.
    2. ^ a b Senshi Sōsho Vol.88 (1975), hal.7-8
    3. ^ a b Stille, Imperial Japanese Navy Light Cruisers 1941-45 , hak. 39-44;
    4. ^ a b Parshall, Jon; Bob Hackett; Sander Kingsepp; Allyn Nevitt. "Imperial Japanese Navy Page (Combinedfleet.com) Oyodo Tabular record of movement". Diakses tanggal 2006-06-14. 

    Referensi

    • Brown, David (1990). Warship Losses of World War Two. Naval Institute Press. ISBN 1-55750-914-X. 
    • D'Albas, Andrieu (1965). Death of a Navy: Japanese Naval Action in World War II. Devin-Adair Pub. ISBN 0-8159-5302-X. 
    • Dull, Paul S. (1978). A Battle History of the Imperial Japanese Navy, 1941-1945. Naval Institute Press. ISBN 0-87021-097-1. 
    • Howarth, Stephen (1983). The Fighting Ships of the Rising Sun: The drama of the Imperial Japanese Navy, 1895-1945. Atheneum. ISBN 0-689-11402-8. 
    • Jentsura, Hansgeorg (1976). Warships of the Imperial Japanese Navy, 1869-1945. Naval Institute Press. ISBN 0-87021-893-X. 
    • Lacroix, Eric; Linton Wells (1997). Japanese Cruisers of the Pacific War. Naval Institute Press. ISBN 0-87021-311-3. 
    • Patton, Wayne (2006). Japanese Heavy Cruisers in World War II. Squadron Signal Publications. ISBN 0-89747-498-8. 
    • Skulski, Janusz (2004). The Heavy Cruiser Takao. Conway Maritime Press. ISBN 0-85177-974-3. 
    • Watts, Anthony J. (1967). Japanese Warships of World War II. Doubleday & Company. 
    • Whitley, M.J. (1995). Cruisers of World War Two: An International Encyclopedia. Naval Institute Press. ISBN 1-55750-141-6. 
    • Senshi Sōsho Vol.88 (1975). 海軍軍戦備(2)開戦以後 Naval armaments and war preparation (2), "And after the outbreak of war". Japan: 朝雲新聞社 Asagumo Simbun. 

    Pranala luar