Sofyan Edi Jarwoko

Revisi sejak 13 Agustus 2018 02.43 oleh Yoshua Renaldo (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '{{Infobox Officeholder |honorific-prefix = |name = Sofyan Edi Jarwoko |honorific-suffix = |image = |imagesize = |caption...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Ir. Sofyan Edi Jarwoko lahir 24 Juli 1967) atau yang lebih dikenal Bung Edi merupakan Wakil Wali Kota Malang terpilih periode 2018-2023 yang berpasangan dengan Sutiaji.

Sofyan Edi Jarwoko
Wakil Wali Kota Malang
Terpilih
PresidenJoko Widodo
GubernurSoekarwo
Wali KotaSutiaji
Sebelum
Pendahulu
Sutiaji
Pengganti
Petahana
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir24 Juli 1967 (umur 57)
Indonesia Malang, Jawa Timur, Indonesia
KebangsaanIndonesia Indonesia
Partai politikPartai Golkar
Suami/istriElly Estiningtyas
Anak3
ProfesiPolitikus
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Pendidikan

Ia merupakan alumni SMA Negeri 3 Malang pada tahun 1986 [1] Sofyan Edi Jarwoko Reuni Smanti'86]. Serta merupakan alumni Universitas Merdeka Malang. Selama menjadi mahasiswa, Edi juga pernah aktif di organisasi HMI Fakultas Teknik Universitas Merdeka Malang.

Karier

Di dunia politik, Bung Edi memang bukan orang baru. Dia masuk di Partai Golkar sejak 1998. Karirnya di partai berlambang pohon beringin itupun dilalui mulai dari bawah. Bahkan melalui partainya juga, Bung Edi berhasil menjadi anggota DPRD Kota Malang selama dua periode, yaitu periode 2004-2009 dan tahun 2009-2014.

Di periode pertama, tepatnya tahun 2013 lalu, Bung Edi mendapat perintah agar mencalonkan diri sebagai calon Wali Kota Malang, yang saat itu sedang menggelar Pilkada. Amanat itupun dijalankan, di mana dia yang saat itu menjabat sebagai Ketua DPC Partai Golkar pun menjalin komunikasi dan terus berkoordinasi dengan partai lain untuk berkoalisi. Dan, ia dipasangkan dengan Heri Pudji Utami sebagai pendampingnya di Pilkada Kota Malang 2013 yang diusung oleh Partai Amanat Nasional, Partai Golkar, dan 16 partai non parlemen.

Dan saat itu Bung Edi juga yakin, dapat memenangkan Pilkada. Ia melakukan kampanye selama tiga bulan dengan Bu Peni. Selama perjalanan itu, suaranya yang awalnya sangat tinggi, kemudian terus menurun. Banyak warga berpaling ke Abah Anton yang memiliki program ziarah wali saat itu. Dan itu terbukti, saat pemilihan pasangan warga pun banyak memilih Abah Anton.[2] Bung Edi hanya berada di posisi ketiga dalam perolehan suara tersebut.[3]

Referensi