Stasiun Tuban

stasiun kereta api di Indonesia


Stasiun Tuban (kode: TN, +7 m dpl.) adalah stasiun kereta api non-aktif yang berada di Tuban, Tuban. Dahulu, stasiun ini melayani kereta api angkutan penumpang maupun barang. Setiap hari stasiun ini melayani 2x kereta api Babat-Tuban pp. Kereta itu dahulu mememakai lokomotif uap. Memasuki tahun 1970an, lokomotif uap diganti oleh lokomotif diesel hidraulik seperti D300 atau D301. Namun karena kalah bersaing dengan moda transportasi lainya dan juga karena prasarna yang sudah tua, maka stasiun dan jalur ini ditutup pada tahun 1990.

Stasiun Tuban
Lokasi
Koordinat7°6′23″S 112°10′19″E / 7.10639°S 112.17194°E / -7.10639; 112.17194
Ketinggian+7 m
Operator
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiI[1]
Sejarah
Dibuka1 Agustus 1920
Ditutup5 Desember 1990
Nama sebelumnyaToeban
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sisa-sisa jalur ini telah banyak berubah fungsi. Saat ini stasiun Tuban tak terpakai sama sekali, namun masih milik PT KAI. Stasiun ini memiliki subdipo lokomotif yang masih asli sejak zaman Belanda, terletak di timur stasiun setelah melewati perlintasan kereta yang sekarang berada di perkampungan penduduk. Namun, beberapa sarana dan prasarana di subdipo itu sudah hilang tak berbekas karena roboh. Stasiun Tuban juga dilengkapi menara air yang dahulu berfungsi mengisi air lokomotif uap.

Dari stasiun ini dulunya terdapat percabangan rel kereta api menuju eks-pabrik pengolahan batu kapur yang biasa disebut masyarakat Tuban dengan nama Pabrik Kapur. Sedangkan eks pabrik kapur sendiri telah ditutup oleh pemerintah kabupaten Tuban pada kisaran tahun 1998. Karena dianggap sebagai salah satu sumber polusi udara dan tidak cocok dengan perkembangan kota.

Pada masanya, dulu di era DKA klasifikasi stasiun ini di golongkan sebagai stasiun kelas IV dibuktikan dengan adanya surat keputusan DDKA No.20493/BB/54. tertanggal 16 Maret 1954.[2]

Dahulu sekali, pernah ada wacana jalur ini mau diperpanjang sampai Lasem, Rembang. Saat itu Stasiun Lasem sudah ada tinggal pembangunan jalur ka nya saja. Kontruksinya sudah mulai. Namun, begitu sampai Merakurak, rel yang mau dipasang selalu amblas, sehingga hanya sampai Merakurak. Namun sebelum sempat dilayani kereta api regular, proyek itu dibatalkan. Sehingga jalur ka ke Merakurak ditutup lebih awal.

Referensi

  1. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  2. ^ Nusantara, Tim Telaga Bakti; Asosiasi Pakar Perkeretaapian, (APKA) (1997). Sejarah Perkeretaapian Indonesia Jilid 2. Bandung: CV. Angkasa. hlm. 215–220. 

Galat Lua: unknown error. Galat Lua: unknown error.

7°06′23″S 112°10′08″E / 07.1063472°S 112.1688083°E / -07.1063472; 112.1688083{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman