Abu Musa Al-Asy'ari

Revisi sejak 20 Agustus 2018 15.05 oleh Palladin911 (bicara | kontrib) (transklusi templat)

Abu Musa al-Asy'ari (bahasa Arab: أبو موسى الأشعري) , yang bernama asli Abdullah bin Qais bin Sulaim al-Asy'ari,adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad. Abu Musa al-Asy'ari berasal Yaman, dan masuk Islam di Mekkah sebelum terjadinya Hijrah. Ia dan dua saudara tuanya Abu Burdah dan Abu Ruhm, beserta 50 orang kaumnya meninggalkan Yaman dan ikut berhijrah ke Habasyah dengan menaiki dua kapal. Abu Musa dan kaum pengikutnya kemudian berhijrah ke Madinah dan menemui Nabi Muhammad setelah Pertempuran Khaibar pada tahun 628.

Setelah terlibat dalam Fathu Makkah pada tahun 629, Abu Musa menjadi salah seorang pemimpin pasukan muslim dalam Pertempuran Authas pada tahun 630.[1] Dua tahun kemudian, Nabi Muhammad mengutus Abu Musa dan Mu'adz bin Jabal ke Yaman untuk menjadi pemimpin umat dan menyebarkan ajaran Islam di sana. Hadits terkenal yang diriwayatkan oleh Abu Burdah, dari ayahnya, dari kakeknya, menyebutkan bahwa Nabi Muhammad berpesan kepada mereka sebelum mereka berangkat: "Hendaklah kalian mudahkan dan jangan persulit, beri kabar gembira dan jangan membuat orang lari, saling patuhlah kalian berdua dan jangan saling bersengketa".[2]

Kaum pengikut Abu Musa (yang dinamakan Al-Asy'ariyyin) disebutkan dalam hadits sebagai orang-orang yang senang tolong-menolong dan memiliki kelebihan suara yang merdu dan tajwid dalam membaca Al-Qur'an. Abu Musa juga memiliki kelebihan tersebut, sehingga Nabi Muhammad secara khusus pernah memujinya: "Sungguh, engkau telah diberi (suara seperti) seruling dari seruling-seruling keluarga Nabi Daud".[3]

Referensi

  1. ^ Shahih Bukhari 3979.
  2. ^ Shahih Muslim 1733 – 7.
  3. ^ Sahih Bukhari 4660.

Pranala luar