A House for Mr Biswas
A House for Mr Biswas (Sebuah Rumah untuk Bapak Biswas) adalah novel yang terbit di tahun 1961 karangan V. S. Naipaul. Karya novel ini menjadi karya Naipaul yang membuatnya terkenal. Novel ini bercerita tentang Mohun Biswas, seorang pria keturunan India berkasta Brahmana yang tinggal di Trinidad, yang seumur hidupnya selalu berusaha untuk sukses tapi hampir selalu menemui kegagalan. Mohun menikah dengan seorang perempuan dari Tulsi family yang kaya dan tinggal bersama keluarga besar Tulsi. Disitu Mohun didominasi terus sehingga membuatnya bermotivasi untuk mencari rumah sendiri. Cerita ini diinspirasi oleh bapak kandung V.S. Naipaul[1][2] dan karya sastra ini diakui sangat tajam menyorot kehidupan di daerah bekas penjajahan (pascakolonialisme) yang kejayaannya telah terhapus.
Pengarang | V. S. Naipaul |
---|---|
Perancang sampul | Stephen Russ |
Negara | United Kingdom |
Bahasa | English |
Genre | Contemporary fiction |
Diterbitkan | 1961 André Deutsch |
Jenis media |
Di tahun 1998, the Modern Library menobatkan A House for Mr Biswas menjadi nomor 72 dari daftar 100 novel Inggris terbaik di abad 20. Majalah Time menobatkan novel ini dalam "TIME 100 Terbaik Inggris Novel di periode 1923 sampai 2005"[3].
Plot Cerita
Mohun Biswas lahir di daerah pedesaan di Trinidad. Orang tuanya keturunan Hindu India, ayahnya berkasta Brahmana. Kelahirannya dianggap bernasib buruk alkisah karena “salah lahir”: Mr. Biswas terlahir dengan 6 jari. Seorang Pundit meramalkan bahwa bayi ini “akan jadi bandot dan pemboros. Mungkin juga jadi pembohong", dan Mr. Biswas "memakan hati ayah dan ibunya". Pendeta Hindu ini menasihatkan anak ini untuk "”dijauhkan dari pepohonan dan perairan. Khususnya perairan". Beberapa tahun kemudian, Mr. Biswas mendala anak sapi tetangga untuk minum air di sungai. Karena tidak pernah lihat air, kususnya air dari sumber yang alami, Mr. Biswas jadi terbadi perhatiannya, jadinya anak sapi melanglang kabur. Takut dihukum, Mr. Biswas sembunyi. Ayahnya, menyangka anaknya di dalam air, meninggal ketika berusaha menyelamatkan Mr. Biswas. Dengan ini, terkabullah sebagian lamaran dari pendeta dulu. Kematian ayahnya, membuat keluarga terpecah: adik perempuannya dikirim untuk tinggal bibik dan paman yang kaya bernama Tara dan Ajodah. Mr. Biswas, ibunya, dan dua kakak laki-lakinya pergi tinggal ke keluarga yang lain.
Mr. Biswas ditarik prematur dari sekolah dan pergi magang dengan seorang pendeta, tetapi akhirnya diusir karena hubungan menjadi buruk. Pamannya, Ajodha kemudian menempatkannya dalam perawatan saudara lelakinya yang beralkohol dan kasar, Bhandat, yang juga berakhir dengan buruk. Akhirnya, Mr. Biswas yang masih muda memutuskan untuk mengadu nasibnya sendiri. Dia bertemu seorang teman dari sekolahnya dulu yang membantunya masuk ke bisnis penulisan papan reklame dengan tangan. Selagi bekerja, Mr Biswas tertarik untuk mendekati putri salah seorang kliennya. Langkah ini disalahartikan sebagai proposal untuk pernikahan. Mr. Biswas ditarik untuk kawin dan tidak memiliki keberanian untuk menolak. Pernikahan ini membuat Mr Biswas menjadi anggota keluarga besar Tulsi.
Mr Biswas menjadi tidak bahagia dengan istrinya, Shama dan keluarganya yang sombong dan dominan. Keluarga Tulsi yang tinggal di rumah besar tetapi perlahan rongsok mencerminkan cara hidup komunal yang tradisional di seluruh Afrika dan Asia. Mr Biswas dikasih atap untuk hidup di rumah keluarga besar Tusli. Memang tempat seorang bawahan, tetapi Mr Biswas dijamin bisa tinggal disitu seumur hidupnya. Mr Biswas tidak puas. Dia ingin lebih. Mr Biswas mempunyai naluri akan hak asasinya sebagai manusia. Dia ingin menyutradarai kehidupannya. Aspirasi Mr Biswas tidak dihargai keluarga besar Tulsi, keluarga besar yang kejayaannya merongsok dan seakan membawa Mr Biswas tenggelam ke dalam kegelapan.
Meskipun pendidikannya rendah, Mr Biswas berhasil menjadi seorang jurnalis, memiliki empat anak dengan Shama, dan mencoba beberapa kali untuk mencari dan membangun rumahnya sendiri, sebuah rumah yang akan melambangkan kemerdekaannya. Keteguhan Mr Biswa untuk memiliki rumah sendiri dilambangkan sebagai kebutuhan naluri untuk berdikari dan kebebasan sebagai manusia yang otentik. Dia merasa bahwa hanya dengan memiliki rumahnya sendiri dia dapat mengatasi perasaannya yang asing dan tidak berakar.
Referensie
- ^ Kumar, Amitava (2002-01-01). Bombay--London--New York (dalam bahasa Inggris). Psychology Press. ISBN 9780415942119.
- ^ Hayward, Helen (2002-01-01). The Enigma of V S Naipaul: Sources and Contexts (dalam bahasa Inggris). Palgrave Macmillan. ISBN 9781403902542.
- ^ "All-TIME 100 Novels: How We Picked the List". TIME.com. Diakses tanggal 2016-07-05./