A House for Mr Biswas

Revisi sejak 22 Agustus 2018 11.35 oleh Pattikawa (bicara | kontrib)

A House for Mr Biswas (Sebuah Rumah untuk Bpk Biswas) adalah novel yang terbit di tahun 1961 karangan V. S. Naipaul. Karya novel ini menjadi karya Naipaul yang membuatnya terkenal. Novel ini bercerita tentang Mohun Biswas, seorang pria keturunan India berkasta Brahmana yang tinggal di Trinidad, yang seumur hidupnya selalu berusaha untuk sukses tapi hampir selalu menemui kegagalan. Mohun menikah dengan seorang perempuan dari Tulsi family yang kaya dan tinggal bersama keluarga besar Tulsi. Disitu Bpk Biswas merasa didominasi terus sehingga membuatnya bersemangat untuk mencari tempat tinggal sendiri. Cerita ini diinspirasi oleh bapak kandung V.S. Naipaul[1][2] bernama Seepersad Naipaul, seorang jurnalis di Trinidad yang punya inspirasi menjadi sastrawan yang diakui namun impian ini tidak jadi kenyataan. Karya sastra ini diakui sangat tajam menyorot kehidupan di daerah bekas penjajahan (pascakolonialisme) yang kejayaannya telah terhapus.

A House for Mr Biswas
PengarangV. S. Naipaul
Perancang sampulStephen Russ
NegaraUnited Kingdom
BahasaEnglish
GenreContemporary fiction
Diterbitkan1961 André Deutsch
Jenis mediaPrint

Di tahun 1998, the Modern Library menobatkan A House for Mr Biswas menjadi nomor 72 dari daftar 100 novel Inggris terbaik di abad 20. Majalah Time menobatkan novel ini dalam "TIME 100 Terbaik Inggris Novel di periode 1923 sampai 2005"[3].

Plot Cerita

Bpk Biswas lahir di daerah pedesaan di Trinidad. Orang tuanya keturunan Hindu India, ayahnya berkasta Brahmana. Alkisah, kelahirann Bpk Biswas dianggap bernasib buruk karena “salah lahir”: Mr. Biswas terlahir dengan 6 jari. Seorang Pundit meramalkan bahwa bayi ini “akan jadi bandot dan pemboros. Mungkin juga jadi pembohong", dan Bpk Biswas akan "memakan ayah dan ibunya". Pendeta Hindu ini menasihatkan anak ini untuk "dijauhkan dari pepohonan dan perairan. Khususnya perairan". Beberapa tahun kemudian, Mr. Biswas ketika masih kecil, dia mendala anak sapi tetangga untuk minum air di sungai. Karena tidak pernah lihat air, kususnya air dari sumber yang alami, Bpk Biswas jadi penasaran dan terbagi perhatiannya, jadinya anak sapi melanglang kabur. Takut dihukum, Bpk Biswas sembunyi. Ayahnya, menyangka anaknya di dalam air, meninggal ketika berusaha menyelamatkan Bpk Biswas. Dengan ini, terkabullah sebagian lamaran dari pendeta dulu itu. Kematian ayahnya, membuat keluarga Bpk Biswas terpecah: adik perempuannya dikirim untuk tinggal dengan bibik dan paman yang kaya bernama Tara dan Ajodah. Bpk Biswas, ibunya, dan dua kakak laki-lakinya pergi tinggal ke famili yang lain.

Bpk Biswas dikeluarkan dari sekolah dan kemudian pergi magang dengan seorang pendeta, tetapi akhirnya diusir karena hubungan mereka menjadi buruk. Pamannya, Ajodha, kemudian menempatkannya dalam perawatan saudara lelakinya yang beralkohol dan kasar, Bhandat, yang juga berakhir dengan buruk. Akhirnya, Bpk Biswas yang masih muda memutuskan untuk mengadu nasib. Dia bertemu seorang teman dari sekolahnya dulu yang membantunya masuk ke bisnis pelukisan papan reklame dengan tangan. Suatu hari selagi bekerja, Bpk Biswas tertarik untuk mendekati Shama, gadis putri salah seorang kliennya, famili Tulsi. Langkah ini disalahartikan sebagai lamaran nikah. Bpk Biswas tidak berani menolak, sehingga jadilah dia kawin dengan Shama. Setelah menikah Bpk Biswas tinggal di rumah keluarga Tulsi dan menjadi anggota keluarga besar Tulsi.

Bpk Biswas menjadi tidak bahagia berumah tangga dengan Shama, juga merasa keluarga Tulsi merampok kebebasannya. Keluarga Tulsi yang tinggal di rumah besar tetapi perlahan rongsok mencerminkan cara hidup tradisional di daerah seluruh Afrika dan Asia pascakolonialisme. Bpk Biswas dikasih atap untuk hidup di rumah keluarga besar Tusli. Memang tempat seorang bawahan, tetapi Mr Biswas dijamin bisa tinggal disitu seumur hidupnya. Bpk Biswas tidak puas. Dia ingin lebih. Bpk Biswas mempunyai naluri akan hak asasinya sebagai manusia. Dia ingin menyutradarai kehidupannya. Aspirasi Bpk Biswas tidak dihargai oleh keluarga besar Tulsi, keluarga besar yang kejayaannya perlahan pudar dan seakan membawa Bpk Biswas tenggelam ke dalam kegelapan.

Meskipun pendidikannya rendah, Bpk Biswas berhasil menjadi seorang jurnalis, memiliki empat anak dengan Shama, dan mencoba beberapa kali untuk mencari rumah tempat tinggal sendiri, sebuah rumah yang akan melambangkan kemerdekaannya. Keteguhan Bpk Biswa untuk memiliki rumah sendiri dilambangkan sebagai kebutuhan naluri untuk berdikari dan kebebasan sebagai manusia yang otentik. Dia merasa bahwa dengan memiliki rumahnya sendiri adalah satu-satunya cara dia dapat mengatasi perasaannya yang asing dan tidak berakar.

Referensie

  1. ^ Kumar, Amitava (2002-01-01). Bombay--London--New York (dalam bahasa Inggris). Psychology Press. ISBN 9780415942119. 
  2. ^ Hayward, Helen (2002-01-01). The Enigma of V S Naipaul: Sources and Contexts (dalam bahasa Inggris). Palgrave Macmillan. ISBN 9781403902542. 
  3. ^ "All-TIME 100 Novels: How We Picked the List". TIME.com. Diakses tanggal 2016-07-05. /