Katherine Wilson Sheppard

Revisi sejak 25 Agustus 2018 08.30 oleh Hanamanteo (bicara | kontrib) (+)

Katherine Wilson Sheppard (née Catherine Wilson Malcolm; 10 Maret 1848 – 13 Juli 1934) merupakan tokoh penting dalam gerakan hak suara perempuan di Selandia Baru dan pejuang hak suara perempuan paling terkenal di Selandia Baru. Lahir di Liverpool, Inggris, Katherine bermigrasi ke Selandia Baru bersama keluarganya pada 1868, ketika dia menjadi anggota aktif di pelbagai organisasi agama dan sosial, termasuk Woman's Christian Temperance Union (WCTU). Pada 1887, Katherine ditetapkan sebagai Pengawas Nasional WCTU untuk Hak Suara dan Legislasi, suatu jabatan yang dia gunakan untuk semakin mendorong hak suara perempuan di Selandia Baru.

Katherine Wilson Sheppard
Katherine pada 1905
LahirCatherine Wilson Malcolm
(1848-03-10)10 Maret 1848
Liverpool, Inggris
Meninggal13 Juli 1934(1934-07-13) (umur 86)
Christchurch, Selandia Baru
Nama lainKatherine Wilson Malcolm
Dikenal atasHak suara perempuan
Suami/istri
  • Walter Allen Sheppard
    (m. 1871; meninggal 1915)
  • William Lovell-Smith
    (m. 1925)
AnakDouglas Sheppard (1880–1910)
KerabatIsabella May (adik)
Find a Grave: 117035841

Katherine mempromosikan hak suara perempuan dengan mengorganisasi petisi dan pertemuan umum dengan menulis surat kepada pers dan menjalin hubungan dengan tokoh politik. Katherine merupakan penyunting White Ribbon [Pita Putih], koran pertama yang dikelola oleh perempuan di Selandia Baru. Melalui keterampilan menulis dan cakap dalam berbicara di muka umum, Katherine berjaya mendorong hak suara perempuan. Pamfletnya berjudul Ten Reasons Why the Women of New Zealand Should Vote [Sepuluh Alasan Wanita Selandia Baru Harus Mengundi] dan Should Women Vote? [Haruskah Wanita Mengundi?] turut andil dalam majunya hak suara perempuan.

Katherine merupakan presiden pertama Dewan Wanita Nasional Selandia Baru yang didirikan pada 1896 dan membantu mereformasi organisasi ini pada 1918. Pada kehidupan selanjutnya, Katherine melawat ke Inggris dan membantu gerakan hak suara perempuan di sana. Dengan keadaan kesehatannya yang menurun, Katherine kembali ke Selandia Baru, dan terus melibatkan diri gerakan hak suara perempuan melalui tulisan, meskipun secara politik dia kurang aktif. Katherine meninggal pada 1934 tanpa meninggalkan keturunan sama sekali.

Atas perannya sebagai pemimpin gerakan hak suara perempuan Selandia Baru, Katherine dikenal luas sebagai satu di antara tokoh paling menonjol di Selandia Baru. Katherine diabadikan dalam bagian depan uang kertas sepuluh dolar Selandia Baru pada 1991 hingga kini.

Kehidupan awal

 
Tempat-tempat yang berkaitan dengan Katherine:
1) Memorial Nasional Kate Sheppard 2) Permukiman Jalan Madras 3) Gereja Trinitas 4) Aula Jalan Tuam 5) Addington Cemetery

Katherine lahir dengan nama gadis Catherine Wilson Malcolm pada 10 Maret 1848[a] di Liverpool, Inggris, dari pasangan asal Skotlandia Andrew Wilson Malcolm dan Jemima Crawford Souter. Andrew yang lahir di Skotlandia pada 1819 dijelaskan dalam pelbagai dokumen baik sebagai pengacara, bankir, juru tulis, petugas pembuat bir atau petugas hukum. Pada 14 Juli 1842, Andrew menikahi Jemima di Hebrides Dalam. Katherine dinamakan dengan nama yang sama dengan nenek dari pihak Andrew bernama Catherine Wilson Malcolm,[3] tetapi mereka lebih suka mengeja nama anak mereka sebagai "Katherine" atau disingkat "Kate".[4] Katherine memiliki kakak bernama Marie yang lahir di Skotlandia dan ketiga adiknya, Frank yang lahir di Birmingham, Isabella, dan Robert yang sama-sama lahir di London; bukti keluarganya yang hidup berpindah-pindah pada saat itu.[3] Informasi rinci mengenai pendidikan anak-anak Andrew dan Jemima tidak diketahui, walaupun tulisan Katherine kemudian memaparkan pengetahuan yang luas di bidang ilmu pengetahuan dan hukum, yang menunjukkan bahwa ia mendapatkan pendidikan yang memadai. Katherine dikenal karena pengetahuan yang luas dan kemampuan intelektual.[4] Ayahnya sangat menyukai musik dan memastikan anggota keluarganya mendapatkan pendidikan musik yang bagus.

Ayah Katherine meninggal pada 1862,[4] ketika berusia awal empat puluhan tahun, tetapi meninggalkan seorang istri yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga.[5] Selepas kematian ayahnya, Katherine tinggal bersama pamannya seorang pendeta Gereja Bebas Skotlandia di Nairn;[6] pamannya menanamkan nilai-nilai sosialisme Nasrani kepada Katherine melebihi orang lain.[4] Pada saat itu, anggota keluarganya yang lain menetap dengan kerabatnya di Dublin, tempat Katherine kemudian ikut menetap bersama keluarganya.[5]

George Beath, calon suami Marie, beremigrasi ke Melbourne pada 1863, dan kemudian pindah ke Christchurch. Selepas Marie bertemu dengan George di sana, mereka menikah pada 1867, dan anak pertama mereka lahir pada tahun berikutnya. Catatan Marie mengenai Christchurch memotivasi Jemima untuk pindah bersama keluarganya ke Selandia Baru, karena Jemima melihat peluang cerah bagi pekerjaan anak-anaknya dan hendak melihat cucunya. Mereka menaiki kapal Matoaka dari Gravesend pada 12 November 1868 dan mendarat di Pelabuhan Lyttelton pada 8 Februari 1869.[7][8]

 
Gereja Kongregasional Trinitas, tempat Katherine beribadah.

Di Christchurch, kebanyakan anggota keluarga, termasuk Kate, bergabung di Gereja Kongregasional Trinitas. Pendetanya adalah Reverend William Habens, lulusan Universitas London yang juga lulusan Classics Master di Sekolah Tinggi Christchurch.[9][b] Katherine menjadi bagian dari iklim intelektual dan sosial Christchurch, dan menghabiskan waktu bersama keluarga Marie dan George.[11]

Katherine menikahi pemilik kedai bernama Walter Allen Sheppard di rumah ibunya pada 21 Juli 1871. Walter terpilih menjadi anggota Dewan Kota Christchurch pada 1868, dan bisa jadi mengesankan Katherine dengan pengetahuannya akan permasalahan setempat. Mereka duduk di Jalan Madras yang tidak jauh dari rumah ibunya dan mencapainya cukup dengan berjalan kaki dari pusat kota.[12] Gereja Kongregasional Trinitas menggalang dana untuk sebuah gedung baru dari 1872 hingga 1874, dan kemungkinan besar Katherine terlibat dalam kegiatan ini. Dia menciptakan hubungan perkawanan dengan Alfred Saunders, seorang politikus dan aktivis penentangan minuman keras penting yang bisa jadi memengaruhi gagasannya perihal hak suara wanita.[13] Katherine dan suaminya mendarat di Inggris pada 1877 dan menghabiskan waktu selama setahun di sana, dan mereka kemudian kembali ke Christchurch.[14] Satu-satunya anak mereka, Douglas, lahir pada 8 Desember 1880.[4]

Katherine merupakan anggota aktif di pelbagai organisasi agama. Dia mengajar pada sekolah Minggu dan pada 1884 terpilih sebagai sekretaris di Persatuan Perempuan Trinitas yang baru saja dibina, sebuah badan yang dibina untuk mengunjungi anggota paroki yang tidak terlalu sering mengikuti kebaktian. Persatuan ini juga membantu dengan menggalang dana dan melakukan pekerjaan untuk gereja seperti menyediakan teh pagi. Katherine menulis laporan pada karya tulis persatuan ini, mencoba untuk menggalang anggota baru, dan bekerja untuk mempertahankan anggota yang ada. Pada tahun-tahun berikutnya Katherine bergabung di Masyarakat Koor Riccarton. Penampilan solo Katherine pada konser Mei 1886 menui pujian dari Lyttelton Times.[15] Katherine juga berugas di komite manajemen Young Women's Christian Association.[16]

Gerakan hak suara perempuan

 
Katherine dan lima pejuang hak suara perempuan Selandia Baru penting lainnya dikenang lewat Memorial Nasional Kate Sheppard, sebuah pahatan perunggu di Christchurch.

Keterlibatan awal

Aktivisme dan keterlibatan Katherine dengan politik bermula selepas mendengar atau membaca perihal perbincangan oleh Mary Leavitt dari Woman's Christian Temperance Union (WCTU) Amerika Serikat.[17] Pada 1885, Mary melawat ke Selandia Baru dan berbicara bukan hanya masalah meminum minuman keras, tetapi juga pentingnya wanita untuk berbicara di muka umum.[18] Mary menghabiskan dua minggu di Christchurch, bermula dengan pidato umum di Theatre Royal pada 10 Mei.[19] Wartawan terkesima dengan kekuatan seorang wanita yang berbicara di depan umum, sesuatu yang jarang ditemukan di Selandia Baru.[20][21]

Katherine menjadi terlibat dalam pendirian cabang WCTU di Christchurch sebelum pembentukan organisasi nasional.[22][23] Keterlibatan awalnya adalah mengajukan petisi kepada perlemen untuk mencegah wanita dipekerjakan sebagai pelayan bar dan melarang penjualan minuman keras kepada kanak-kanak. Langkah ini menandai permulaan kerja samanya dengan Alfred Saunders yang menasihati dalam negosiasi dengan politisi dan yang menulis kepada Perdana Menteri Selandia Baru Robert Stout berupaya untuk melanjutkan kampanyenya. Petisi pelayan bar (termasuk beberapa dari bagian negara yang lain) kemudian ditolak oleh Komisi Petisi Parlemen pada 1885.[17][24] Katherine memutuskan bahwa politisi akan terus mengabaikan petisi dari wanita selama wanita tidak bisa mengundi.[25]

 
Julius Vogel, Anggota Parlemen untuk Christchurch Utara dan mantan Perdana Menteri Selandia Baru, memperkenalkan Rancangan Undang-undang Hak Suara Perempuan ke parlemen pada 1887.

Pada 1879 hak suara laki-laki telah berlaku kepada semua pria yang berusia di atas 21 tahun tanpa memandang kepemilikan tanah, tetapi wanita masih tidak dapat mengundi.[26][c] Sejumlah hak suara terbatas diperluas kepada pengundi wanita pada 1870-an. Pembayar bea cukai wanita dapat mengundi di pemilihan badan setempat pada 1873 dan pada 1877 ibu rumah tangga mendapatkan hak untuk mengundi dan menjadi anggota dewan pendidikan.[27][d]

The New Zealand Women's Christian Temperance Union dibentuk dalam konferensi di Wellington pada Februari 1886. Katherine tidak menghadiri konferensi itu, tetapi pada konvensi nasional kedua di Christchurch setahun kemudian, dia tiba lebih cepat untuk menyajikan karya tulisnya mengenai hak suara perempuan, walaupun tiada peluang baginya untuk berbuat demikian. Katherine mula-mula diangkat sebagai Pengawas untuk Statistik Relatif, karena minatnya dalam hal-ihwal ekonomi.[28] Pada 1887 — ketika departemen pemungutan suara setempat didirikan di dalam WCTU — Katherine ditunjuk sebagai Pengawas Nasional untuk Pemungutan Suara dan Legislasi.[4][29]

Banyak sokongan untuk moderasi datang dari wanita, dan Temperance Union yakin bahwa hak suara perempuan dapat memajukan tujuan mereka untuk melarang minuman keras sembari mempromosikan kesejahteraan anak dan keluarga.[30] Katherine kemudian menjadi tokoh penting di bidang hak suara perempuan, tetapi minatnya pada tujuan tersebut melampaui pertimbangan senang mengenai penentangan minuman keras. Pandangan Katherine menjadi terkenal lewat pernyataannya berbunyi: "semua yang memisahkan, apakah itu ras, kelas, keyakinan, atau jantina, adalah tak manusiawi, dan harus dihilangkan."[31] Katherine terbukti menjadi pembicara yang bergairah dan penyelenggara yang terampil, yang membuatnya cepat mendapat sokongan karenanya.[4]

WCTU mengirim seorang utusan kepada Julius Vogel, anggota parlemen dan mantan perdana menteri, meminta dirinya untuk memperkenalkan rancangan undang-undang hak suara perempuan kepada parlemen.[32] Julius melakukannya pada 1887, dengan Rancangan Undang-undang Hak Suara Perempuan, dan Katherine mengampanyekan undang-undang itu untuk menarik sokongan sebanyak-banyaknya.[31] Dalam pembacaan ketiga rancangan undang-undang itu, bagian yang berkaitan dengan hak suara wanita dikalahkan hanya dengan satu suara, dan rancangan undang-undang tersebut dibatalkan.[33][34][35] Selama kampanye pemilihan umum akhir tahun itu Katherine mendorong anggota WCTU untuk mengajukan pertanyaan kepada calon anggota parlemen mengenai hak suara perempuan, tetapi hanya sedikit perempuan yang melakukannya.[36]

Pada 1888 Katherine merupakan Presiden WCTU cabang Christchurch dan memaparkan sebuah laporan kepada konvensi nasional di Dunedin, tempat konvensi memutuskan bahwa pelarangan dan hak suara perempuan akan menjadi tujuan utama organisasi. Katherine membaca pidato umum mengenai hak suara perempuan di Dunedin, Oamaru, dan Christchurch, yang semakin mengembangkan rasa percaya diri dalam hal gaya bicara. Untuk memperkuat pesannya, Katherine memberikan selebaran yang dihasilkan di Britania Raya dan Amerika Serikat kepada khalayak.[37] Katherine kemudian menerbitkan selebaran karyanya sendiri berjudul Ten Reasons Why the Women of New Zealand Should Vote [Sepuluh Alasan Wanita Selandia Baru Harus Mengundi], yang menampilkan kecerdasan dan pendekatan logika Katherine.[6][38] Sebuah salinan dikirim kepada setiap anggota Dewan Perwakilan.[39]

Karya

Catatan

  1. ^ (Malcolm 1993) mengatakan Katherine mungkin lahir pada 10 Maret 1847, dan beberapa buku kemudian menuliskan tanggal tersebut dengan umumnya menghilangkan kata "mungkin". Namun, (Devaliant 1992, hlm. 5) menyebutkan bahwa Katherine menulis 1848 sebagai tahun kelahirannya. Lebih lanjut, surat kabar mengumumkan selepas kematian Katherine pada 13 Juli 1934, dan kuburannya, mencatat usianya ketika meninggal adalah 86 tahun, yang menunjukkan 1848 sebagai tahun kelahirannya.[1][2]
  2. ^ Sekolah Tinggi Christchurch, awalnya bernama Akademi Christchurch, kemudian menjadi Sekolah Tinggi Christchurch Barat dan kini Hagley College.[10]
  3. ^ Semua pria Māori dapat mengundi anggota elektorat Māori sejak 1867.[26]
  4. ^ "Bea cukai" merupakan pajak bumi yang dipungut oleh dewan setempat.

Referensi

Sumber

Buku dan jurnal
  • Adas, Michael (2010). Essays on Twentieth-Century History. Philadelphia, Pennsylvania: Temple University Press. ISBN 9781439902714. 
  • Amodeo, Colin (2006). West! 1858–1966 : a social history of Christchurch West High School and its predecessors. ISBN 9780473116347. 
  • Dalziel, Raewyn (1973). "Reviews: Women's Suffrage in New Zealand" (PDF). New Zealand Journal of History. 7: 201–202. 
  • Devaliant, Judith (1992). Kate Sheppard: The Fight for Women's Votes in New Zealand. Penguin Books. ISBN 9780140176148. 
  • Fleischer, Jeff (2014). Rockin' the Boat: 50 Iconic Revolutionaries from Joan of Arc to Malcolm X. San Francisco, California: Zest Books. hlm. 151–154. ISBN 9781936976744. 
  • Grimshaw, Patricia (1987). Women's Suffrage in New Zealand. Auckland University Press. ISBN 9781869400262. 
  • King, Michael (2003). The Penguin History of New Zealand. Penguin Books. ISBN 9780143018674. 
  • Lusted, Marcia Amidon (March 2009). "International Suffrage". Cobblestone. 30 (3): 40. ISSN 0199-5197. Diakses tanggal 24 June 2015. ((Perlu berlangganan (help)). 
  • Malcolm, Tessa K. (1993). "Sheppard, Katherine Wilson". The Dictionary of New Zealand biography. Two, 1870-1900. Wellington: Bridget Williams Books : Dept. of Internal Affairs. hlm. 459–462. 
  • Pierce, Jill (1995). The Suffrage Trail. Wellington: National Council of Women New Zealand (NCWNZ). ISBN 0-473-03150-7. 
  • Simpson, Clare (1993). "Atalanta Cycling Club". Dalam Else, Anne. Women Together : A History of Women's Organisations in New Zealand : Ngā Ropū Wāhine o te Motu. Wellington Historical Branch, Department of Internal Affairs. hlm. 418–419. 
  • Sulkunen, Irma (2015). "An International Comparison of Women's Suffrage: The Cases of Finland and New Zealand in the Late Nineteenth and Early Twentieth Century". Journal of Women's History. 27: 88–107. doi:10.1353/jowh.2015.0040 – via Project Muse. 
  • Thompson, Mervyn (1974). O! Temperance!. Christchurch Theatre Trust. Diakses tanggal 2 February 2018. 
Berita
Tesis
Situs web

Bacaan lebih lanjut