LGBT

singkatan dari "lesbian, gay, biseksual, dan transgender"
Revisi sejak 9 September 2018 05.14 oleh Romeonsasa (bicara | kontrib)

Kami tidak memerima LGBt

Sejarah

Sebelum revolusi seksual pada tahun 1960-an, tidak ada kosakata non-peyoratif untuk menyebut kaum yang bukan heteroseksual. Istilah terdekat, "gender ketiga", telah ada sejak tahun 1860-an, tetapi tidak diterima secara luas.[1][2][3][4][5][6]

Istilah pertama yang banyak digunakan, "homoseksual", dikatakan mengandung konotasi negatif dan cenderung digantikan oleh "homofil" pada era 1950-an dan 1960-an,[7] dan lalu gay pada tahun 1970-an.[1] Frasa "gay dan lesbian" menjadi lebih umum setelah identitas kaum lesbian semakin terbentuk.[8] Pada tahun 1970, Daughters of Bilitis menjadikan isu feminisme atau hak kaum gay sebagai prioritas.[9] Maka, karena kesetaraan didahulukan, perbedaan peran antar laki-laki dan perempuan dipandang bersifat patriarkal oleh feminis lesbian. Banyak feminis lesbian yang menolak bekerja sama dengan kaum gay.[10] Lesbian yang lebih berpandangan esensialis merasa bahwa pendapat feminis lesbian yang separatis dan beramarah itu merugikan hak-hak kaum gay.[11] Selanjutnya, kaum biseksual dan transgender juga meminta pengakuan dalam komunitas yang lebih besar.[8] Setelah euforia kerusuhan Stonewall mereda, dimulai dari akhir 1970-an dan awal 1980-an, terjadi perubahan pandangan; beberapa gay dan lesbian menjadi kurang menerima kaum biseksual dan transgender.[12][13] Kaum transgender dituduh terlalu banyak membuat stereotip dan biseksual hanyalah gay atau lesbian yang takut untuk mengakui identitas seksual mereka.[12] Setiap komunitas yang disebut dalam akronim LGBT telah berjuang untuk mengembangkan identitasnya masing-masing, seperti apakah, dan bagaimana bersekutu dengan komunitas lain; konflik tersebut terus berlanjut hingga kini.[13]

Akronim LGBT kadang-kadang digunakan di Amerika Serikat dimulai dari sekitar tahun 1988.[14] Baru pada tahun 1990-an istilah ini banyak digunakan.[13] Meskipun komunitas LGBT menuai kontroversi mengenai penerimaan universal atau kelompok anggota yang berbeda (biseksual dan transgender kadang-kadang dipinggirkan oleh komunitas LGBT), istilah ini dipandang positif.[15][13] Walaupun singkatan LGBT tidak meliputi komunitas yang lebih kecil (lihat bagian Ragam di bawah), akronim ini secara umum dianggap mewakili kaum yang tidak disebutkan.[15][13] Secara keseluruhan, penggunaan istilah LGBT telah membantu mengantarkan orang-orang yang terpinggirkan ke komunitas umum.[15][13]

Aktris transgender Candis Cayne pada tahun 2009 menyebut komunitas LGBT sebagai "minoritas besar terakhir", dan menambahkan bahwa "Kita masih bisa diganggu secara terbuka" dan "disebut di televisi."[16]

Ragam

Ada banyak ragam yang mengganti susunan huruf dalam akronim ini. LGBT atau GLBT merupakan istilah yang paling banyak digunakan saat ini.[13] Meskipun maknanya sama, "LGBT" punya konotasi yang lebih feminis dibanding "GLBT" karena menempatkan "L" terlebih dahulu.[13] Akronim ini saat tidak meliputi kaum transgender disingkat menjadi "LGB".[13][17] Huruf "Q" untuk "queer" atau "questioning" (mempertanyakan) kadang-kadang ditambahkan (contoh, "LGBTQ", "LGBTQQ", atau "GLBTQ?").[18][19][20] Huruf lain yang dapat ditambahkan adalah "U" untuk "unsure" (tidak pasti); "C" untuk "curious" (ingin tahu); "I" untuk interseks; "T" lain untuk "transeksual" atau "transvestit"; "T", "TS", atau "2" untuk "Two‐Spirit"; "A" atau "SA" untuk "straight allies" (orang heteroseksual yang mendukung pergerakan LGBT); atau "A" untuk "aseksual".[21][22][23][24][25] Ada pula yang menambahkan "P" untuk panseksualitas atau "polyamorous," dan "O" untuk "other" (lainnya).[13][26] Susunan huruf-huruf tersebut tidak terstandardisasi; huruf-huruf kurang umum yang telah disebutkan dapat ditambahkan dalam susunan apapun.[13] Istilah yang beragam tidak mewakili perbedaan politis antar komunitas, tetapi muncul dari prarasa individu dan kelompok.[27] Istilah panseksual, omniseksual, fluid, dan queer dianggap masuk ke dalam "biseksual".[28] Demikian pula, bagi beberapa orang istilah transeksual dan interseks masuk ke dalam "transgender", meskipun banyak transeksual dan interseks yang menolaknya.[13]

"SGL" ("same gender loving", pecinta sesama jenis) kadang-kadang digunakan orang Afrika-Amerika untuk memisahkan diri dari komunitas LGBT yang menurut mereka didominasi orang kulit putih.[29] "MSM" ("men who have sex with men", laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki) secara sinis dipakai untuk mendeskripsikan laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki lain tanpa merujuk pada orientasi seksual mereka.[30][31]

Frasa "MSGI" ("minority sexual and gender identities", identitas seksual dan gender minoritas) yang diperkenalkan pada tahun 2000-an digunakan untuk merangkum semua huruf dan akronim, namun masih belum banyak digunakan.[32] Majalah Anything That Moves menciptakan akronim FABGLITTER (Fetish seperti komunitas gaya hidup BDSM, Allies atau poly-Amorous, Biseksual, Gay, Lesbian, Interseks, Transgender, Transsexual Engendering Revolution (Revolusi Kelahiran Transeksual) atau inter-Racial attraction (ketertarikan antar ras)), tetapi istilah ini juga tidak banyak digunakan.[8]

Akronim lain yang mulai menyebar pengunaannya adalah QUILTBAG (Queer/Questioning, Undecided (belum ditentukan), Interseks, Lesbian, Trans, Biseksual, Aseksual, Gay). Akan tetapi, istilah ini juga belum umum.[33]

Kritik

Tidak semua orang yang disebutkan setuju dengan istilah LGBT atau GLBT.[34] Contohnya, ada yang berpendapat bahwa pergerakan transgender dan transeksual tidak sama dengan lesbian, gay, dan biseksual (LGB).[35] Argumen ini bertumpu pada gagasan bahwa transgender dan transeksualitas berkaitan dengan identitas gender yang terlepas dari orientasi seksual.[13] Isu LGB dipandang sebagai masalah orientasi atau rangsangan seksual.[13] Pemisahan ini dilakukan dalam tindakan politik: tujuan LGB dianggap berbeda dari transgender dan transeksual, seperti pengesahan pernikahan sesama jenis dan perjuangan hak asasi yang tidak menyangkut kaum transgender dan interseks.[13] Beberapa interseks ingin dimasukkan ke dalam kelompok LGBT dan lebih menyukai istilah "LGBTI", sementara yang lainnya meyakini bahwa mereka bukan bagian dari komunitas LGBT dan lebih memilih tidak diliputi dalam istilah tersebut.[36][37]

Ada pula keyakinan "separatisme lesbian dan gay" (tidak sama dengan "separatisme lesbian"), yang meyakini bahwa lesbian dan gay sebaiknya membentuk komunitas yang terpisah dari kelompok-kelompok lain dalam lingkup LGBTQ.[18][38] Meskipun jumlahnya tidak cukup besar untuk disebut pergerakan, kaum separatis berperan penting, vokal, dan aktif dalam komunitas LGBT.[38][39][40] Dalam beberapa kasus separatis menolak keberadaan atau hak kesetaraan orientasi non-monoseksual dan transeksualitas.[40] Hal ini dapat meluas menjadi bifobia dan transfobia.[38][40] Separatis punya lawan yang kuat - Peter Tatchell dari kelompok hak LGBT OutRage! berpendapat bahwa memisahkan transgender dari LGB merupakan "kegilaan politik".[41]

Banyak orang mencoba mengganti singkatan LGBT dengan istilah umum.[40] Kata seperti "queer" dan "pelangi" telah dicoba tetapi tidak banyak digunakan.[40][42] "Queer" mengandung konotasi negatif bagi orang tua yang mengingat pengunaannya sebagai hinaan dan ejekan dan penggunaan (negatif) semacam itu masih terus berlanjut.[40][42] Banyak pula orang muda yang memahami queer sebagai istilah yang lebih politis dibanding "LGBT".[43][42] "Pelangi" punya konotasi yang berkaitan dengan hippies, pergerakan Zaman Baru, dan organisasi seperti Rainbow/PUSH Coalition di Amerika Serikat.

Penggambaran "komunitas LGBT" atau "komunitas LGB" juga tidak disukai beberapa lesbian, gay, biseksual, transgender, dan juga ontolog.[18][44][45] Beberapa tidak setuju dengan solidaritas politis dan sosial, serta kampanye hak asasi manusia dan visibilitas yang biasanya ikut serta, termasuk gay pride.[44][45] Beberapa dari mereka meyakini bahwa mengelompokkan orang dengan orientasi non-heteroseksual menimbulkan mitos bahwa menjadi gay/lesbian/bi menjadikan seseorang berbeda dari yang lain.[18][44] Orang-orang semacam ini tidak banyak terlihat jika dibandingkan dengan aktivis gay atau LGBT lain.[44][45] Faksi ini sulit dipisahkan dari orang-orang heteroseksual, sehingga umum bagi orang untuk menduga bahwa semua LGBT mendukung kebebasan dan visibilitas LGBT dalam masyarakat, termasuk hak seseorang untuk hidup berbeda dari yang lain.[44][45][46] Dalam buku "Anti-Gay", koleksi esai tahun 1996 yang disunting oleh Mark Simpson, konsep identitas "satu ukuran cocok untuk semua" yang didasarkan pada stereotip LGBT dikritik karena menekan kepribadian kaum LGBT.[47]

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ a b Ross, E. Wayne (2006). The Social Studies Curriculum: Purposes, Problems, and Possibilities. SUNY Press. ISBN 0791469093. Diakses tanggal 2008-07-05. 
  2. ^ Kennedy, Hubert C. (1980) The "third sex" theory of Karl Heinrich Ulrichs, Journal of Homosexuality. 1980–1981 Fall–Winter; 6(1–2): pp. 103–1
  3. ^ Hirschfeld, Magnus, 1904. Berlins Drittes Geschlecht ("Berlin's Third Sex")
  4. ^ Ellis, Havelock and Symonds, J. A., 1897. Sexual Inversion.
  5. ^ Carpenter, Edward, 1908. The Intermediate Sex: A Study of Some Transitional Types of Men and Women.
  6. ^ Duc, Aimée, 1901. Sind es Frauen? Roman über das dritte Geschlecht ("Are These Women? Novel about the Third Sex")
  7. ^ Minton, Henry (2002). Departing from Deviance. University of Chicago Press. ISBN 0226530434. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  8. ^ a b c Swain, Keith W. (21 June 2007). "Gay Pride Needs New Direction". Denver Post. Diakses tanggal 2008-07-05. 
  9. ^ Esterberg, Kristen (September, 1994). "From Accommodation to Liberation: A Social Movement Analysis of Lesbians in the Homophile Movement." Gender and Society, 8, (3) hal. 424–443.
  10. ^ Faderman, Lillian (1991). Odd Girls and Twilight Lovers: A History of Lesbian Life in Twentieth Century America, Penguin Books. ISBN 0-14-017122-3, p. 210–211.
  11. ^ Faderman (1991), hal. 217–218.
  12. ^ a b Leli, Ubaldo (2005). Transgender Subjectivities: A Clinician's Guide. Haworth Press. ISBN 0789025760. Diakses tanggal 2008-07-05. 
  13. ^ a b c d e f g h i j k l m n o Alexander, Jonathan (2004). Bisexuality and Transgenderism: InterSEXions of The Others. Haworth Press. ISBN 1560232870. Diakses tanggal 2008-07-05. 
  14. ^ Research, policy and practice: Annual meeting, American Educational Research Association Verlag AERA, 1988.
  15. ^ a b c Shankle, Michael D. (2006). The Handbook of Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender Public Health: A Practitioner's Guide To Service. Haworth Press. ISBN 1560234962. Diakses tanggal 2008-07-05. 
  16. ^ "I Advocate...". The Advocate. Issue #1024. March 2009. hlm. 80. 
  17. ^ Bohan, Janis S. (1996). Psychology and Sexual Orientation: Coming to Terms. Routledge. ISBN 0415915147. Diakses tanggal 2008-07-05. 
  18. ^ a b c d Bloodsworth-Lugo, Mary K. (2007). In-Between Bodies: Sexual Difference, Race, and Sexuality. SUNY Press. ISBN 0791472213. Diakses tanggal 2008-07-05. 
  19. ^ Alder, Christine (2004). Girls' Violence: Myths and Realities. SUNY Press. ISBN 0791461106. Diakses tanggal 2008-07-05. 
  20. ^ Cherland, Meredith Rogers (2007). Advocacy Research in Literacy Education: Seeking Higher Ground. Routledge. ISBN 0805850562. Diakses tanggal 2008-07-05. 
  21. ^ Lebaron, Sarah (2005). Oberlin College: Oberlin, Ohio. College Prowler, Inc. ISBN 1596580925. Diakses tanggal 2008-07-05. 
  22. ^ Chen, Edith Wen-Chu (2006). Teaching about Asian Pacific Americans: Effective Activities, Strategies, and Assignments for Classrooms and Communities (Critical Perspectives on Asian Pacific Americans). Rowman & Littlefield. ISBN 0742553388. Diakses tanggal 2008-07-05. 
  23. ^ Babb, Florence E. (2001). After Revolution: Mapping Gender and Cultural Politics in Neoliberal Nicaragua. University of Texas Press. ISBN 0292709005. Diakses tanggal 2008-07-05. 
  24. ^ Padilla, Yolanda C. (2003). Gay and Lesbian Rights Organizing: Community-based Strategies. Haworth Press. ISBN 1560232757. Diakses tanggal 2008-07-05. 
  25. ^ Swigonski, Mary E. (2001). From Hate Crimes to Human Rights: A Tribute to Matthew Shepard. Haworth Press. ISBN 1560232579. Diakses tanggal 2008-07-05. 
  26. ^ O'Rourke, P. J. (2001). Peace Kills: America's Fun New Imperialism. Grove Press. ISBN 0802141986. Diakses tanggal 2008-07-05. 
  27. ^ Brown, Catrina (2006). Narrative Therapy: Making Meaning, Making Lives. Sage Publications Inc. ISBN 1412909880. Diakses tanggal 2008-07-05. 
  28. ^ Estraven We are all somewhere between straight and gay . . . . April 20, 2009 BiNet USA News and Opinions
  29. ^ Rimmerman, Craig A. (2006). The Politics of Gay Rights. University of Chicago Press. ISBN 1412909880. Diakses tanggal 2008-07-05. 
  30. ^ Young, R M & Meyer, I H (2005) The Trouble with "MSM" and "WSW": Erasure of the Sexual-Minority Person in Public Health Discourse American Journal of Public Health July 2005 Vol. 95 No. 7.
  31. ^ Glick, M Muzyka, B C Salkin, L M Lurie, D (1994) Necrotizing ulcerative periodontitis: a marker for immune deterioration and a predictor for the diagnosis of AIDS Journal of Periodontology 1994 65 hal. 393–397.
  32. ^ "Welcome to the Bradford University Minority Sexual and Gender Identity Site!". Bradford Uni MSGI Society. 2008. Diakses tanggal 2008-09-09. 
  33. ^ Smith, S. E. (17 September 2010). "Separate But Equal Is Still Unequal". Diakses tanggal 2010-11-27. 
  34. ^ Finnegan, Dana G. (2002). Counseling Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender Substance Abusers: Dual Identities. Haworth Press. ISBN 1560239255, 9781560239253 Periksa nilai: invalid character |isbn= (bantuan). Diakses tanggal 2008-07-05. 
  35. ^ Wilcox, Melissa M. (2003). Coming Out in Christianity: Religion, Identity, and Community. Indiana University Press. ISBN 0253216192. Diakses tanggal 2008-07-05. 
  36. ^ Aragon, Angela Pattatuchi (2006). Challenging Lesbian Norms: Intersex, Transgender, Intersectional, and Queer Perspectives. Haworth Press. ISBN 1560236450. Diakses tanggal 2008-07-05. 
  37. ^ Makadon, Harvey J. (2008). The Fenway Guide to Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender Health. ACP Press. ISBN 193051395X. Diakses tanggal 2008-07-05. 
  38. ^ a b c Mohr, Richard D. (1988). Gays/Justice: A Study of Ethics, Society, and Law. Columbia University Press. ISBN 0231067356. Diakses tanggal 2008-07-05. 
  39. ^ Blasius, Mark (1994). Gay and Lesbian Politics: Sexuality and the Emergence of a New Ethic. Temple University Press. ISBN 1566391733. Diakses tanggal 2008-07-05. 
  40. ^ a b c d e f Blasius, Mark (2001). Sexual Identities, Queer Politics: Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender Politics. Princeton University Press. ISBN 0691058679. Diakses tanggal 2008-07-05.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "Sexual Identities, Queer Politi" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  41. ^ Abrehart, David. "Lesbian, Gay, Bisexual - but Why Transgender?, Mothership Gay Dating". Diakses tanggal 2009-06-24. 
  42. ^ a b c Armstrong, Elizabeth A. (2002). Forging Gay Identities: Organizing Sexuality in San Francisco, 1950–1994. University of Chicago Press. ISBN 0226026949. Diakses tanggal 2008-07-05. 
  43. ^ Halpin, Mikki (2004). It's Your World--If You Don't Like It, Change It: Activism for Teenagers. Simon and Schuster. ISBN 0689874480. Diakses tanggal 2008-07-05. 
  44. ^ a b c d e Sycamore, Matt Bernstein (2005). That's Revolting!: Queer Strategies for Resisting Assimilation. Soft Skull Press. ISBN 1932360565. Diakses tanggal 2008-07-05. 
  45. ^ a b c d Carlsson, Chris (2005). The Political Edge. City Lights Books. ISBN 1931404054. Diakses tanggal 2008-07-05. 
  46. ^ Leondar-Wright, Betsy (2005). Class Matters: Cross-Class Alliance Building for Middle-Class Activists. New Society Publishers. ISBN 0865715238. Diakses tanggal 2008-07-05. 
  47. ^ Anti-Gay

Referensi umum

Pranala luar