Lokomotif C30

salah satu lokomotif uap di Indonesia
Revisi sejak 11 September 2018 10.30 oleh Bala Arizalu (bicara | kontrib) (Membalikkan revisi 14178344 oleh Bala Arizalu (bicara))

Lokomotif C 30 adalah lokomotif uap buatan empat pabrik, yakni Hohenzollern, Borsig, dan Hanomag di Jerman, serta Werkspoor di Belanda. C 30 memiliki panjang 10.796 mm, berat 31,6 ton, daya mesin 660 hp, dan dapat melaju hingga 75 km/jam.[1] Lokomotif ini bersusunan roda 2-6-2T, artinya memiliki satu gandar depan (dua roda), tiga gandar penggerak (enam roda), dan satu gandar belakang (dua roda). C 30 merupakan kelas yang nyaris hilang, karena telah banyak dipindahtangankan.

C30
Lokomotif C 30 (SS 1769) di stasiun Prabumulih
Jenis dan asal
Sumber tenagaUap
ProdusenHohenzollern, Jerman
Borsig, Jerman
Hanomag, Jerman
Werkspoor, Belanda
Tanggal produksi1929-1930
Jumlah diproduksi93 unit
Data teknis
Konfigurasi:
 • Whyte2-6-2T
 • AAR1-C-1
Lebar sepur1.067 mm
Panjang10.796 mm
Performansi
Daya mesin660 hp
Karier
LokalJawa dan Sumatera
Mulai dinas1929
Pemilik sekarangPT Kereta Api Indonesia

Sejarah

Karena semakin besarnya volume angkutan penumpang dan barang, terutama di lintas Bandung-Banjar maka perusahaan kereta api Staatsspoorwegen mengimpor lokomotif-lokomotif uap yang dapat melaju menembus pegunungan di Tatar Sunda, Jawa Barat. Lokomotif C 30 diimpor dari pabriknya pada tahun 1929-1930.[1] Lokomotif C 30 ini semula merupakan seri SS 1700 (mulai dari SS 1701-1793).[2]

Depresi Besar yang melanda Eropa pada tahun 1929 memaksa SS untuk menunda membeli lokomotif baru untuk Sumatera. Untuk memenuhi kebutuhan angkutan di Sumatera, SS kemudian memindahkan 23 unit C 30 ke Sumatera Selatan dan 3 unit ke Sumatera Barat. Lokomotif ini merupakan lokomotif tipe universal dan dapat dioperasikan di lintas utama maupun cabang dan cocok untuk menarik kereta penumpang dan barang.

Pada masa pendudukan Jepang, 3 unit lokomotif C 30 dibawa ke Sumatera untuk jalur kereta api Muaro-Pekanbaru (beroperasi 1943-1945), untuk angkutan batu bara. Selain itu, empat unit lokomotif C 30 dibawa ke Kamboja dan tujuh unit C 30 dijual ke Indocina (tetapi tidak tahu tepatnya di negara mana).[3]

Saat ini tersisa yaitu, C 30 65 dan C 30 82. C 30 65 buatan Werkspoor dipajang di Museum Transportasi, Taman Mini Indonesia Indah, sedangkan C 30 82 dipajang di Lubuklinggau, Sumatera Selatan.

Referensi