Abjad Pegon

aksara berbasis Arab yang digunakan untuk menulis bahasa Jawa, bahasa Madura, bahasa Sunda dan bahasa Indonesia
Revisi sejak 15 September 2018 09.10 oleh Rachmat04 (bicara | kontrib) (Dikembalikan ke revisi 13283272 oleh 180.248.40.130 (bicara).)

Huruf Pegon adalah huruf Arab yang dimodifikasi untuk menuliskan bahasa Jawa juga Bahasa Sunda. Kata Pegon konon berasal dari bahasa Jawa pégo yang berarti menyimpang. Sebab bahasa Jawa yang ditulis dalam huruf Arab dianggap sesuatu yang tidak lazim.

Berbeda dengan huruf Jawi, yang ditulis gundul, pegon hampir selalu dibubuhi tanda vokal. Jika tidak, maka tidak disebut pegon lagi melainkan Gundhil. Bahasa Jawa memiliki kosakata vokal (aksara swara) yang lebih banyak daripada bahasa Melayu sehingga vokal perlu ditulis untuk menghindari kerancuan.

Di bawah ini adalah daftar huruf-huruf pegon. Huruf-huruf yang tidak ada dalam huruf Arab asli, diberi lingkaran.


Huruf-Huruf Pegon


Harkat(Jawa: Sandhangan) Huruf Pegon

Huruf pegon di Jawa terutama dipergunakan oleh kalangan umat Muslim, terutama di pesantren-pesantren. Biasanya ini hanya dipergunakan untuk menulis tafsiranatau arti pada Al-Qur'an, tetapi banyak pula naskah-naskah manuskrip cerita yang secara keseluruhan ditulis dalam pegon. Misalkan naskah-naskah Serat Yusup.

Bacaan selanjutnya

  • Th. Pigeaud, Literature of Java, volume III, 1970, 76 - 80
  • B. Arps, Tembang in Two Traditions, 1992
  • Titik Pudjiastuti, Sadjarah Banten, 2000, 94 - 111

Lihat pula