Otteman I
Otteman I (Tuanku Osman; 1809 - 22 Oktober 1857) adalah Sultan ke 7 Kesultanan Deli dari 1824 hingga mangkatnya pada 1857. Ia merupakan putra dari Sultan Amaluddin I.
Otteman I dari Deli | |||||
---|---|---|---|---|---|
Sultan Deli VII | |||||
Berkuasa | 18 Maret 1824 – 22 Oktober 1857 | ||||
Penobatan | 18 Maret 1824 | ||||
Pendahulu | Amaluddin I | ||||
Penerus | Amaluddin II | ||||
Kelahiran | 1809 Labuhan Deli | ||||
Kematian | 22 Oktober 1857 Labuhan Deli | ||||
Pemakaman | 22 Oktober 1857 | ||||
Pasangan | Raja Siti Asmah Wan Sri Kamalah | ||||
Keturunan | Amaluddin II Tengku Sulaiman Tengku Haji Ismail Tengku Haji Abdul Rahman Tengku Jafar Al Haj | ||||
| |||||
Ayah | Amaluddin I |
Awal Pemerintahan
Di tahun 1824, Ia dinobatkan sebagai Sultan Deli menggantikan Ayahnya yang mangkat.
Pada masa kekuasaannya Kesultanan Deli kembali menguat dan melepaskan diri dari kekuasaan Kesultanan Aceh. Ia berhasil menaklukkan wilayah 4 Suku: Suka Piring, Hamparan Perak, Senembah & Sunggal. Negeri-negeri kecil seperti Buluh Cina dan Langkat juga berhasil ditaklukannya menjadi wilayah Kesultanan Deli.
Disaat pecahnya Sengketa Pantai Timur Sumatera pada tahun 1863, Kesultanan Aceh kembali menaklukkan Kesultanan Deli. Otteman I diberi gelar Wakil Sultan Aceh. Kesultanan Deli mendapat pengesahaan dari Kesultanan Aceh, bahwa Kesultanan Deli merupakan daerah yang berdiri sendiri yang ditandai dengan diberikannya Pedang Bawar dan Cap Sikureung (Cap Sembilan) dengan tujuan mengurangi pengaruh Kesultanan Siak terhadap Kesultanan Deli oleh Sultan Mansur Syah dari Negeri Aceh.
Pada masa itu juga Sultan Deli diberi gelar Perkasa Alam dan diberi Surat Penyerahan Negeri Deli serta daerah taklukannya dari Kuala Bayan sampai Pasir Putih, kecuali Negeri Bedagai dan Langkat. Penyerahan ini dilaksanakan di Istana Darussalam Kuta Radja (Banda Aceh) dan mulai saat itu para Sultan Deli memakai Gelar Perkasa Alam hingga sekarang ini. Apabila Penobatan Sultan, Pedang Bawar ini sebagai Syarat Mutlak dalam Prosesi upacara tersebut.
Selama menjabat sebagai Sultan, ia juga membangun sebuah Masjid megah yang masih bertahan sampai saat ini yaitu Masjid Al Osmani, Labuhan Deli.
Pernikahan
Otteman I menikah dengan Raja Siti Asmah, putri Raja Muhammad Ali Shah yang merupakan Sultan dari Kesultanan Asahan. dari Pernikahan inilah lahir Amaluddin II, Tengku Sulaiman dan Tengku Haji Ismail. Ia juga menikahi Wan Sri Kamalah putri tua dari Raja Banu Ashim.
Wafat
Otteman I wafat pada tanggal 22 Oktober 1857 di usia 48 tahun. Ia dimakamkan di Kompleks Masjid Al Osmani, Labuhan Deli.
Gelar
- 1823 – 1824 : Sultan Muda Panglima Perkasa Alam
- 1824 – 1857 : Sri Paduka Tuanku Sultan
- 1857 : Marhum Masjid