Stasiun Tuban

stasiun kereta api di Indonesia
Revisi sejak 21 September 2018 13.41 oleh Danu Widjajanto (bicara | kontrib) (←Suntingan 110.137.66.180 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Fido Cahya)


Stasiun Tuban (kode: TN, +7 m dpl.) adalah stasiun kereta api nonaktif kelas I yang berada di Doromukti, Tuban, Tuban. Dahulu, stasiun ini melayani kereta api angkutan penumpang maupun barang dengan dua kali perjalanan kereta api pulang pergi dari Babat ke Tuban. Awalnya lokomotif yang dijalankan untuk melayani kereta itu menggunakan lokomotif uap. Namun, memasuki tahun 1970an, peran lokomotif uap digantikan oleh lokomotif diesel hidraulik seperti D300 atau D301. Namun karena kalah bersaing dengan moda transportasi lainnya dan juga karena prasarna yang sudah tua, maka stasiun dan jalurnya ditutup pada tahun 1990.

Stasiun Tuban
Tuban+7 m
Lokasi
Koordinat7°6′23″S 112°10′19″E / 7.10639°S 112.17194°E / -7.10639; 112.17194
Ketinggian+7 m
Operator
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiI[1]
Sejarah
Dibuka1 Agustus 1920
Ditutup5 Desember 1990
Nama sebelumnyaToeban
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Emplasemen stasiun ini sekarang telah menjadi permukiman padat penduduk namun masih tetap dimiliki oleh PT KAI. Sedangkan untuk bangunan Stasiun Tuban sendiri disewa untuk dijadikan bengkel las. Stasiun ini juga memiliki subdipo lokomotif yang masih asli sejak zaman Belanda, terletak di timur stasiun setelah melewati perlintasan kereta yang sekarang berlokasi di Gang Ikhlas Kebonsari, Tuban, Tuban yang sekarang menjadi rumah tinggal. Namun, banyak sarana dan prasarana di subdipo itu yang hilang tak berbekas karena dirobohkan. Stasiun Tuban juga dilengkapi menara air yang dahulu berfungsi mengisi air lokomotif uap.

Dari stasiun ini dulunya terdapat percabangan rel kereta api menuju eks-pabrik pengolahan batu kapur yang biasa disebut masyarakat Tuban dengan nama Pabrik Kapur. Sedangkan eks Pabrik Kapur sendiri telah ditutup oleh pemerintah kabupaten Tuban pada kisaran tahun 1998. Karena dianggap sebagai salah satu sumber polusi udara dan tidak cocok dengan perkembangan kota.

Pada masanya, dulu di era DKA klasifikasi stasiun ini di golongkan sebagai stasiun kelas IV dibuktikan dengan adanya surat keputusan DDKA No.20493/BB/54. tertanggal 16 Maret 1954.[2]

Dahulu sekali, pernah ada wacana jalur ini mau diperpanjang sampai Lasem, Rembang. Saat itu Stasiun Lasem sudah ada tinggal pembangunan jalur kereta apinya saja. Kontruksinya sudah mulai. Namun, begitu sampai Merakurak, rel yang dipasang selalu amblas, sehingga hanya sampai Merakurak. Namun sebelum sempat dilayani kereta api regular, proyek itu dibatalkan. Sehingga jalur ka ke Merakurak ditutup lebih awal.

Referensi

  1. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  2. ^ Nusantara, Tim Telaga Bakti; Asosiasi Pakar Perkeretaapian, (APKA) (1997). Sejarah Perkeretaapian Indonesia Jilid 2. Bandung: CV. Angkasa. hlm. 215–220. 

Galat Lua: unknown error. Galat Lua: unknown error.

7°06′23″S 112°10′08″E / 07.1063472°S 112.1688083°E / -07.1063472; 112.1688083{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman