Jlarem, Gladagsari, Boyolali

desa di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah


Jlarem adalah desa di kecamatan Ampel, Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia.Sebuah desa yang berbatasan langsung dengan kabupaten Magelang dan Kab Semarang ,lebih tepatnya lagi desa ini berada di lereng gunung Merbabu.

Jlarem
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenBoyolali
KecamatanAmpel
Kode pos
57352
Kode Kemendagri33.09.20.2010 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²
Peta
Peta
Peta
Peta
Koordinat:

Gambaran Umum Desa
Merupakan Desa terakhir Kabupaten Boyolali yang posisinya berada di barat laut dari kabupaten ini. ketinggianya kurang lebih 1900 Dpl. Mayoritas penduduknya adalah sebagai petani, baik tanaman sayuran maupun tanaman jagung. kampung ini juga sangat potensi untuk di kembangkan wisata seperti wilayah selo Boyolali, bahkan sebenarnya kampung ini leih menarik karena dari kampung ini kita dapat melihat panorama alam yang menjauh sejauh mata kita memadang ke bawah. 

Batas-batas wilayah

Pedukuhan

Desa Jlarem Mempunyai 18 pedukuhan. diantaranya :

  1. Dukuh Jlarem
  2. Dukuh Ngaglik
  3. Dukuh Grogolan
  4. Dukuh Mongkrong
  5. Dukuh Gemawang
  6. Dukuh Tegalrejo
  7. Dukuh Sugihwaras
  8. Dukuh Sukodono
  9. Dukuh Kumpulrejo
  10. Dukuh Semirat
  11. Dukuh Dora
  12. Dukuh Gondang Kulon
  13. Dukuh Gondang Sari
  14. Dukuh Soka
  15. Dukuh Jetis
  16. Dukuh Ngablak B
  17. Dukuh Kebondowo


Hasil Bumi

Di Desa Jlarem terdapat beberapa usaha kecil dan menengah (UKM) diantaranya :

Teh Tiongke, merupakan teh hijau yang diproduksi oleh petani di dataran tinggi Kabupaten Boyolali. Salah satu desa yang memproduksi Teh Tiongke adalah Desa Jlarem yang terletak di Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. Lokasi Desa Jlarem yang berada di kaki Gunung Merbabu menjadikannya lokasi yang cocok untuk budidaya tanaman teh.

Produksi Teh Tiongke di Desa Jlarem  masih dilakukan dalam skala kecil dan dikelola oleh Kelompok Wanita Tani Bhakti Putri. Tanaman teh dapat mulai berproduksi pada umur tanam sekitar 3 tahun. Adapun bahan baku pembuatan Teh Tiongke adalah 2-3 daun teh yang berada di pucuk. Setelah dipetik, daun teh segera dilayukan selama kurang lebih 15 menit, kemudian disangrai hingga kering. Perbedaan pembuatan Teh Tiongke dengan teh lainnya, adalah pada Teh Tiongke, daun teh yang telah dipetik tidak mengalami penjemuran, karena hal tersebut dapat mengurangi aroma dan citarasanya.

Saat ini The Tiongke produksi KWT Bhakti Putri dipasarkan dalam bentuk kemasan kecil seberat 40 gram dengan harga yang cukup terjangkau yaitu Rp5.000,-. Pemasaran Teh Tiongke adalah ke pasar di sekitar Kecamatan Ampel dan Salatiga. Namun tidak sedikit pula konsumen yang datang langsung ke KWT Bhakti Putri guna membeli Teh Tiongke.

Keberadaan Teh Tiongke menjadikannya sebagai salah satu produk unggulan khas daerah Kabupaten Boyolali. Hanya saja produksinya masih dalam skala kecil dikarenakan keterbatasan sarana produksi, manajemen, dan pemasarannya. Ke depan diperlukan adanya bantuan berupa rumah produksi teh agar dapat meningkatkan produksi Teh Tiongke, teh hijau asli dari Kabupaten Boyolali.