Gosip atau desas-desus (Inggris: rumors) adalah selenting berita yang tersebar luas dan sekaligus menjadi rahasia umum di publik tetapi kebenarannya diragukan atau merupakan berita negatif.

Dalam agama

Dalam Yudaisme

Yudaisme menganggap gosip yang diucapkan tanpa tujuan yang konstruktif (dikenal dalam bahasa Ibrani sebagai "lidah jahat", lashon hara) sebagai dosa. Berbicara secara negatif tentang orang-orang, bahkan walau sesuai dengan fakta yang sebenarnya, dianggap sebagai dosa, karena hal itu merendahkan martabat manusia - baik pembicara maupun subjek gosip tersebut. Menurut Amsal 18:8, "Perkataan si pemfitnah adalah seperti sesuatu yang ditelan dengan rakus,+ yang turun ke bagian-bagian perut yang paling dalam.".

Dalam Islam

Islam menganggap memfitnah (gosip dengan tujuan buruk) setara dengan memakan daging dari saudara yang sudah mati. Bagi Muslim, memfitnah hanya merugikan korbannya tanpa menawarkan mereka kesempatan untuk membela diri, sama seperti orang mati yang tidak dapat bertahan daging mereka dimakan orang lain. Seorang Muslim dituntut untuk memperlakukan orang lain seperti saudara sendiri (terlepas dari keyakinan, warna kulit, jenis kelamin, atau etnis mereka).

Dalam Kepercayaan Bahai

Bahai menganggap memfitnah (gosip dengan tujuan buruk) sebagai "kualitas manusia terburuk dan dosa yang paling besar".[1] Oleh karena itu, bahkan pembunuhan akan dianggap kurang tercela daripada memfitnah. Baha'u'llah menyatakan, "Memfitnah meredupkan cahaya hati, dan memadamkan kehidupan jiwa".

Referensi

  1. ^ Bahai Quotes.com http://www.bahaiquotes.com/quotepage.php?Quotes%2FBackbiting. Diakses tanggal 11 November 2017.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)

Lihat pula