Garuda di Dadaku
Garuda di Dadaku merupakan film Indonesia yang dirilis pada tanggal 18 Juni 2009 yang disutradarai oleh Ifa Isfansyah. Film ini dibintangi antara lain oleh Emir Mahira, Aldo Tansani, Marsha Aruan, Ikranegara, Maudy Koesnaedi, Ari Sihasale, dan Ramzi. Pembuatan film ini dilakukan di beberapa lokasi di Jakarta, tepatnya di Stadion Utama Gelora Bung Karno, yang merupakan bagian dari kompleks olahraga Gelanggang Olahraga Bung Karno di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, untuk pengambilan adegan seleksi pemain Tim Nasional (Timnas) Indonesia U13 dan pertandingan antara Timnas Indonesia U13 melawan Jepang.
Garuda di Dadaku | |
---|---|
Sutradara | Ifa Isfansyah |
Produser | Shanty Harmayn |
Ditulis oleh | Salman Aristo |
Pemeran | Emir Mahira Aldo Tansani Marsha Aruan Ikranegara Maudy Koesnaedi Ari Sihasale Ramzi |
Penata musik | Netral |
Sinematografer | Rendi Soedoewendtju |
Penyunting | Rachmad Supriyanto |
Perusahaan produksi | SBO Films Mizan Productions |
Distributor | SBO Films Mizan Productions |
Tanggal rilis | 18 Juni 2009 (Jakarta) |
Durasi | 96 menit |
Negara | Indonesia |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
Pemeran
- Emir Mahira sebagai Bayu
- Aldo Tansani sebagai Heri
- Marsha Aruan sebagai Zahra
- Ikranagara sebagai Pak Usman (kakek Bayu)
- Maudy Koesnaedi sebagai Wahyuni
- Ramzi sebagai Mang Dulloh
- Ari Sihasale sebagai Pak Johan
- Baron Yusuf sebagai Benny
- Wilson Klein Sugianto sebagai Arthur
- Landung Simatupang sebagai ayah Zahra
- Leroy Osmani sebagai Ivan
- Julius Denny sebagai tukang bakso
Sinopsis
Film ini diadaptasi dari novel "Mimpi Sang Garuda" karya Benny Rhamdani. Bayu adalah seorang siswa kelas 6 SD yang bercita-cita menjadi pemain sepak bola, cita-cita yang gagal diwujudkan oleh ayahnya, Ali. Kakeknya, Usman, tidak mengizinkan Bayu menjadi pemain sepak bola karena digambarkan dengan kemiskinan, dan menyarankan agar Bayu menjadi pelukis. Dalam wawancara The Jakarta Post dengan Ifa Isfansyah, Garuda di Dadaku menggambarkan impian seseorang yang pantang menyerah walaupun banyak tantangan yang menghadang, termasuk larangan dari orang tua.[1]
Meskipun demikian, Bayu pantang menyerah. Heri, penggemar sepak bola sejati, memotivasi Bayu untuk menjadi pemain Timnas Indonesia U-13. Kehadiran pacar Bayu, Zahra, membuat mereka berdua terus mencari alasan agar Bayu diizinkan bermain sepak bola oleh kakeknya, yang membuat persahabatan ketiganya hampir kandas.
Bayu kemudian mengikuti seleksi pemain Timnas Indonesia U13. Seleksi tersebut diadakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Namun, ia harus bersaing dengan Benny. Hingga akhirnya, Bayu berhasil masuk menjadi bagian dari Timnas U13, yang akan berhadapan dengan Jepang. [2].
Penghargaan
Penghargaan | Tahun | Kategori | Penerima | Hasil |
---|---|---|---|---|
Festival Film Indonesia | 2009 | Film anak terbaik | Menang | |
Skenario terbaik | Salman Aristo | Nominasi | ||
Aktor terbaik | Emir Mahira | Nominasi | ||
Tata musik terbaik | Titi Sjuman, Wong Aksan | Nominasi |