Universitas Nasional

universitas di Indonesia
Revisi sejak 6 Mei 2008 10.39 oleh Ivan Akira Indonesia (bicara | kontrib) (Updated the information.)

Universitas Nasional
Logo Universitas Nasional

Didirikan 15 Oktober 1949
Jenis / Kelompok Perguruan Tinggi Swasta di DKI Jakarta
Yayasan Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan
Lokasi Jl.Sawo Manila, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta 12520
Telepon +62-021-7806700
Fax +62-021-7802718
Situs http://www.unas.ac.id/
Email info@unas.ac.id

Universitas Nasional (disingkat Unas) adalah Universitas Swasta tertua di Jakarta dan merupakan universitas kedua tertua di Indonesia.

Sejarah

Unas didirikan pada 15 Oktober 1949 atas prakarsa cendikiawan terkemuka saat itu yang berhimpun dalam Perkumpulan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan (PMIK). Para pendiri Unas meliputi: Mr. Sutan Takdir Alisjahbana, R. Teguh Suhardho Sastrosoewingno, Mr. Soedjono Hardjosoediro, Prof. Sarwono Prawirohardjo, Mr. Prajitno Soewondo, Hazil, Kwari Kartabrata, Dr. Djoehana, R.M. Soebagio, Ny. Noegroho, Drs. Adam Bachtiar, Dr. Bahder Djohan, Dr. Leimena, Ir. Abd Karim, Prof. Dr. Soetomo Tjokronegoro, Mr. Ali Budiharjo, Poerwodarminta, Mr. Soetikno, Ir. TH. A. Resink, Dr. Soemitro Djojohadikusumo, Noegroho, Soejatmiko, H.B. Jassin, Mochtar Avin, L. Damais, A. Djoehana, Nona Boediardjo, dan Nona Roekmini Singgih.

Usaha yang awalnya dirintis para pendiri Unas/anggota PMIK pada tahun 1946 adalah mengadakan kursus-kursus meliputi bidang:

Kursus-kursus yang dipimpin oleh Drs. Adam Bachtiar tersebut dimaksud untuk memberi dasar pemahaman terhadap Ilmu Pengetahuan bagi setiap warga negara dalam tanggung jawabnya mengisi kemerdekaan. PMIK lalu membuka SMA sore bagi para pelajar yang bekerja di waktu pagi untuk melanjutkan pengetahuan dan mendapatkan kemajuan pada tahun yang sama.

Pelayanan PMIK kemudian dikembangkan pada perguruan tinggi Akademi Nasional. Para lulusan SMA yang tidak ingin masuk ke universitas milik Belanda saat itu, Universiteit van Indonesia (kini Universitas Indonesia), sangat antusias mendaftarkan diri pada Akademi Nasional yang menjadi cikal bakal Universitas Nasional. Perkuliahan pertama yang diadakan di kampus Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat pada 15 Oktober 1949, menjadi momentum historis yang diperingati sebagai hari kelahiran Universitas Nasional.

Dipilihnya nama Akademi dan bukan Universitas pada saat itu semata-mata untuk menghindari peraturan kolonial di Jakarta yang tidak mengizinkan dibukanya perguruan tinggi berbentuk Universitas oleh kalangan bumiputera. Akademi Nasional pada awalnya membawahi 5 (lima) Fakultas, meliputi:

Berkas:Unas007.jpg
Foto gedung Universitas Nasional.

Meskipun berstatus swasta, Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Indonesia yang berkedudukan di Yogyakarta telah memberikan pengakuan dan persamaan penuh kepada Akademi Nasional dengan surat No. 548/ S pada 22 Desember 1949. Perkembangan legalisasi selanjutnya, melalui Notaris Mr. R. Soewandi, Perkumpulan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan berubah menjadi Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan (YMIK) pada 1 September 1954 dan Akademi Nasional selanjutnya mengukuhkan namanya sebagai Universitas Nasional.

Tidak hanya dalam lingkup pendidikan, Sivitas Akademika Universitas Nasional pada awalnya juga terlibat aktif sebagai garda terdepan perjuangan menentang kolonial Belanda di Jakarta. Atas dedikasi itu juga maka pada saat merayakan lustrum Universitas Nasional yang kedua, 15 Oktober 1959, Presiden Republik Indonesia yang pertama, Ir. Soekarno, menganugrahkan gelar “Universitas Perjuangan”.

Seiring meningkatnya kepercayaan masyarakat, Unas terus berupaya mengembangkan ilmu pengetahuan dengan membuka program studi maupun fakultas baru. Sementara untuk pembukaan program Diploma, YMIK berkonsentrasi dengan membuka Akademi Bahasa Asing (ABA) Nasional (1970), Akademi Akuntansi Nasional (1974), serta Akademi Tourisme dan Perhotelan Nasional (sekarang Akademi Pariwisata Nasional). Hingga saat ini, Unas dan Akademi-akademi Nasional telah membuka 32 program studi pada tingkat Pascasarjana, Sarjana dan Diploma yang akan terus dikembangkan lagi.

Pengembangan juga dilakukan melalui pembentukan unit-unit kelembagaan dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan, penelitian, pemberdayaan masyarakat, publikasi, dan kebudayaan, yang berinduk pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat. Lembaga tersebut bertujuan: "Melakukan pembinaan, pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, teknologi dan seni melalui kegiatan penelitian. Mengamalkan ilmu, teknologi, dan seni melalui peningkatan relevansi program Universitas dengan kebutuhan masyarakat melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat."

Menghadapi laju globalisasi, Unas menyadari bahwa untuk memperkuat daya saing, kerjasama dengan lembaga terkemuka di dalam negeri dan mancanegara terus digencarkan. Kerjasama ini bermanfaat dalam pertukaran informasi; pengembangan program bersama dalam pendidikan, riset, pemberdayaan masyarakat hingga konservasi alam; transfer/alih teknologi, pertukaran dosen dan mahasiswa serta beasiswa.

Melalui proses perkuliahan yang dinamis, para mahasiswa didorong aktif memanfaatkan teknologi informasi melalui berbagai media, aktif berdiskusi dan bekerjasama dengan tim, aktif mempresentasikan gagasan, serta kreatif dan inovatif dalam pemecahan masalah (problem solving). Melalui proses perkuliahan yang diimbangi kecerdasan mental dan spiritual, mahasiswa Unas diarahkan untuk meningkatkan kepercayaan diri serta terhindar dari penyalahgunaan narkoba dan pornografi.

Alumni

Puluhan ribu alumni Unas telah tersebar pada beragam profesi. Sebagian alumni bahkan mencatat prestasi yang membanggakan almamater dengan reputasi nasional serta internasional. Mereka tersebar pada beragam profesi seperti pakar ilmu pengetahuan, anggota DPR/DPRD/DPD, menteri, duta besar, pejabat pemerintahan, pakar lingkungan, teknokrat, pengacara, hakim, profesional bisnis, wirausahawan, sastrawan, budayawan, artis hingga rohaniawan.

Sistem pendidikan Unas terbukti telah menghasilkan alumni yang berdaya saing tinggi, berprestasi, dan siap menghadapi tantangan globalisasi dengan karya nyata bagi masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.

Fakultas

Strata Satu

Fisip

Ekonomi

Sastra

Hukum

Fakultas Hukum UNAS didirikan pada tahun 1984. FH UNAS sempat dipimpin Prof. Baharuddin Lopa serta cendekiawan Muslim, Dahlan Ranuwiharjo, SH. Terdapat ilmu hukum dalam 5 program konsentrasi:

  • Hukum Keperdataan
  • Hukum Ekonomi
  • Hukum Tata Negara (hubungan negara dan masyarakat)
  • Praktisi Hukum
  • Hukum Internasional

Teknik dan Sains

Biologi

  • Program Studi Biologi Umum
  • Biomedik
  • Bio-Industri
  • Biologi umum
  • Biologi Konservasi & Ilmu Lingkungan
  • Biologi Perairan & Kelautan
  • Mahasiswa juga mempunyai wadah untuk menyalurkan dan mengembangkan minat serta membangun profesionalisme dalam suatu disiplin ilmu tertentu melalui Kelompok Studi dengan koordinasi Senat Mahasiswa. Kelompok studi tersebut meliputi:
    • Kelompok Studi Ekologi Perairan (KSP)
    • Kelompok Studi Penyu Laut (KSPL) Chelonia
    • Forum Studi Primata (FSP) Lutung
    • Biological Bird Club (BBC)
    • Biological Diving Club (BDC)
    • Fasilitas

Pertanian

Pasca Sarjana

Akademik

  • Akademik Bahasa Asing
  • Akademik Pariwisata Nasional
  • Akademik Akuntansi Nasional

Perintis

  1. Mr. S. Takdir Alisjahbana
  2. Prof. Sarwono Prawirohardjo
  3. Mr. Prajitno Soewondo
  4. Hazil
  5. Kwari Katjabrata
  6. Dr. Djoehana
  7. R.M. Soebagio
  8. Mr. Adam Bachtiar
  9. Ny. Noegroho
  10. Drs. Adam Bachtiar
  11. Dr. Bahder Djohan
  12. Dr. Leimena
  13. Ir. Abd. Karim
  14. Prof. Dr. Soetopo Tjokronegoro
  15. Mr. Ali Budihardjo
  16. Poerwodarminta
  17. Mr. Soetikno
  18. Jr. TH. A. Resink
  19. DR. Soemitro Djojohadikusumo
  20. Noegroho
  21. Soedjatmiko
  22. H.B. jassin
  23. Mochtar Avin
  24. L. Damais
  25. A. Djoehana
  26. Nona Boediardjo
  27. Nona Roekmini Singgih

Lihat pula

Pranala luar