BANDROS (Bandung Tour On Bus)

layanan bus raya terpadu di Indonesia

Bandros yang merupakan kepanjangan dari Bandung Tour on The Bus adalah bus tingkat di Kota Bandung yang disediakan oleh pemerintah Kota Bandung bagi wisatawan yang hendak berkeliling kota Bandung. [1] Bus ini diresmikan oleh Wali kota Bandung Ridwan Kamil bertepatan dengan malam tahun baru 2014 dan 18 Febuari 2018. [1] Bus wisata ini akan melayani para wisatawan di kota Bandung. [2] Bandros dikelola oleh dua pihak yaitu dari Dinas Perhubungan Kota Bandung dan Mang Dudung yang merupakan bentuk Corporate Social Responsibility. [2] Bus Bandros berkapasitas kurang lebih dari 25 orang. [3] Bus Bandros yang dimiliki Kota Bandung baru 18 unit. Ada enam dari bantuan perusahaan (CSR), dan 18 dari APBD yang dikelola oleh Dinas Perhubungan Kota Bandung.

Sejarah

Keberadaan Bandros sebagai bus wisata yang bertingkat diawali dengan rencana dari Wali kota Bandung Ridwan Kamil ketika dirinya baru terpilih menjadi Wali kota pada tahun 2013 lalu untuk meningkatkan sektor pariwisata, yang menjadi salah satu andalan dan penggerak roda ekonomi Kota Bandung. [3] Rencananya, bus itu akan berada di setiap hotel guna mengantar para wisatawan ke tempat-tempat wisata yang ada di kota Bandung dan sekitarnya [3] Selain mengantar para wisatawan ke tempat-tempat wisata yang ada di Bandung, bus wisata yang dirancang dengan nyaman dan menarik ini diharapkan bisa mengurangi penggunaan mobil pribadi sehingga bisa mengurangi kemacetan yang terjadi di kota Bandung [4]

Rencana ini kemudian mendapat sambutan dari Telkomsel yang bersedia mendanai unit-unit pertama dari bus wisata di Kota Bandung melalui program Corporate Social Responsibility. [2] Selain itu, pemerintah kota Bandung juga mengadakan sayembara terbuka untuk memberi nama bus wisata tersebut melalui jejaring sosial Twitter. [5] Sayembara ini dimenangkan oleh Erry Pamungkas yang memberi nama bus wisata ini dengan nama Bandros, singkatan dari Bandung Tour on The Bus. [5] Nama Bandros sendiri berasal dari nama salah satu makanan khas Parahyangan sehingga dengan nama ini semakin membuat bus wisata di Kota Bandung menarik. [5] Akhirnya pada tanggal 31 Desember 2013, bertepatan dengan malam tahun baru 2014, Wali kota Ridwan Kamil resmi meluncurkan bus wisata Bandros. [1]

Tarif

Tarif bus bandros sangat relatif murah dan terjangkau,hanya Rp 20.000,- untuk one trip dan Rp 40.000,- untuk multiple trip dengan rute rata rata diatas 20 Km.[6]

Rute

  • Rute Biru akan berkeliling dari Alun-alun Bandung, menuju Cibaduyut, Taman Leuwi Panjang, Museum Sri Baduga, Alun-alun Regol, Kawasan Buah Batu dan kembali ke Alun Alun.
  • Rute Kuning bermula dari Taman Dewi Sartika, Gasibu, Pusdai, Taman Superhero, Taman Foto, Gedung Merdeka, Alun-alun Bandung, Braga dan kembali ke Taman Dewi Sartika.
  • Rute Ungu akan melalui jalan-jalan di rute Taman Lansia, Gasibu, menuju Taman Cikapayang, Alun-alun Ujungberung, Museum Geologi, Pusdai dan kembali ke Taman Lansia.
  • Rute Hijau yang akan membawa wisatawan melewati Chinatown, start di Alun Alun menuju Pasir Kaliki, Alun-alun Cicendo, Karang Setra, UPI, GOR Padjadjaran dan kembali ke Alun Alun.
  • Rute Merah Muda yang akan melewati Gasibu, start di Taman Lansia menuju Taman Pasupati (Taman Jomblo), Teras Cikapayang, Teras Cihampelas, dan kembali ke Taman Lansia..[6]

Fasilitas

Secara fisik, Bandros yang basisnya Hino Dutro ini memiliki panjang 747 cm dan tinggi 315 cm serta lebar 210 cm. [5] Di tingkat bawah, ada sejumlah kursi bulat dan kursi panjang dengan kapasitas 12 orang dan mampu memuat 20 penumpang berdiri sedangkan di tingkat atas, tersedia 24 kursi penumpang. [5] Sopir dan kondektur Bandros diberi pakaian dengan desain khusus sehingga membuat wisatawan semakin tertarik menggunakan bus ini. [5]

Insiden

Pada tanggal 28 Oktober 2015, seorang mahasiswa asal Universitas Parahyangan Bandung, terjatuh dari lantai dua Bus Bandros. Peristiwa nahas itu terjadi di Jalan Wastukencana, tepat di samping halaman Balai Kota Bandung. Menurut kesaksian supir bus, korban saat itu sedang mengambil gambar dan ada kemungkinan tak mengindahkan peringatan untuk menunduk saat melewati kabel di atas Jalan Wastukencana. Korban, yang tergeletak di jalan dengan luka parah, langsung dikerumuni dan ditolong orang banyak untuk kemudian langsung dibawa ke Rumah Sakit Santo Boromeus, Kota Bandung [7] dan tak lama kemudian pada tanggal 29 Oktober 2015, korban akhirnya meninggal dunia. [8]

Referensi