Serajoedal Stoomtram Maatschappij

perusahaan asal Hindia Belanda

Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS) adalah nama perusahaan kereta api yang pernah beroperasi di Hindia Belanda. Perusahaan ini mengoperasikan kereta api dari Maos, Cilacap menuju Purwokerto dan dilanjut menuju Banjarnegara dan Wonosobo. Beroperasi sejak tahun 1896, perusahaan ini jauh lebih dulu ada dibandingkan dengan eksistensi Staatsspoorwegen di wilayah Purwokerto. Jalur-jalurnya kini termasuk dalam Wilayah Aset V Purwokerto.

Serajoedal Stoomtram Maatschappij, N.V.
Berkas:Lokomotif Kereta Uap Serajoedal Stoomtram Maatschappij.jpg
Ikhtisar
Kantor pusatHindia Belanda Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Hindia Belanda
LokalJawa Tengah
PenerusKereta Api Indonesia
Teknis
Lebar sepur
  • 1.067 mm (3 ft 6 in)
  • 750 mm (2 ft 5+12 in) (khusus trem kota dan jalur tebu)

Sejarah

Pembentukan dan riwayat pembangunan lintas

Agar mobilitas pengangkutan penumpang dan hasil bumi dari Maos ke Banjarnegara (dan selanjutnya Wonosobo) lancar, SDS membangun jalur kereta api mulai dari Stasiun Maos menuju Stasiun Purwokerto Timur.[1] Berdasarkan besluit tertanggal 24 April 1894 yang disahkan oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, perusahaan ini segera melaksanakan konsesi pembangunan jalur kereta api dari Maos menuju Purwokerto Timur bersambung ke Banjarnegara.[2]

Dengan bermodal awal 1.500.000 gulden, jalur kereta api pertama SDS, Maos–Purwokerto Timur, akhirnya selesai pada tanggal 16 Juli 1896. Selanjutnya jalur ini diperpanjang hingga Sokaraja pada tanggal 5 Desember 1896, kemudian berakhir di Wonosobo pada tanggal 7 Juni 1917.[3]

Tujuan dari dibentuknya perusahaan ini adalah mengintegrasikan perusahaan-perusahaan gula. Pabrik-pabrik gula yang terintegrasi antara lain Pabrik Gula Purwokerto, Pabrik Gula Kalibagor, Pabrik Gula Kalimanah, Pabrik Gula Bojong, dan Pabrik Gula Klampok. SDS juga mengepakkan sayap bisnisnya ke pengangkutan hasil bumi seperti teh, kayu manis, dan tembakau, karena di wilayah tersebut memang ditanami tanaman tersebut.

Dalam verslag yang dibuat oleh SDS, jalur kereta apinya diresmikan menurut tanggal peresmian sebagai berikut.[4]

Jalur Segmen Panjang (km) Dibuka Keterangan
Maos–Purwokerto Timur 29 16 Juli 1896 Dibongkar pekerja romusha Jepang, nama perhentiannya tidak dicatat dalam Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun dan Perhentian milik alm. Totok Purwo
Purwokerto–Wonosobo Purwokerto SDS–Sokaraja 9 5 Desember 1896
Sokaraja–Purwareja 16 2 Juli 1897
Purwareja–Banjarnegara 30 18 Mei 1898
Purwareja–Kandis 7 16 Juli 1898
Banjarnegara–Selokromo 19 1 Mei 1916
Selokromo–Wonosobo 14 7 Juni 1917
Banjarsari–Purbalingga 7 1 Juli 1900

Pada tanggal 1 Juli 1916, segmen jalur SS PatuguranKroya Staatsspoorwegen (SS) telah selesai dibangun. Agar memungkinkan pengguna jasa SS berpindah moda untuk ke Wonosobo, dibangunlah jalur kereta api transit dari Purwokerto menuju Purwokerto Timur.[4]

Penutupan

Khusus untuk jalur kereta api Maos–Purwokerto Timur dinonaktifkan karena dibongkar oleh pekerja romusha Jepang pada tahun 1943.

Untuk lintas Purwokerto menuju Wonosobo dan Banjarsari–Purbalingga tetap beroperasi hingga tahun 1978. Walaupun demikian Stasiun Purwokerto Timur tetap beroperasi hingga dinonaktifkan pada pertengahan tahun 2000-an karena sudah tidak dilayani angkutan pupuk.

Armada

Galeri

Referensi

  1. ^ Oemar, Mohammad; Sudarjo; Abu Suud (1994). Sejarah Daerah Jawa Tengah. Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan, Depdikbud RI. 
  2. ^ Staatsblad van Nederlandsch-Indië, 1895
  3. ^ Zuhdi, Susanto (2002). Cilacap (1830-1942): bangkit dan runtuhnya suatu pelabuhan di Jawa. Jakarta: Gramedia. 
  4. ^ a b Serajoedal Stoomtram Maatschappij (1917). Verslag der Serajoedal Stoomtram Maatschappij. SDS.