Jalur kereta api Saketi–Bayah
Jalur kereta api Saketi–Bayah adalah jalur kereta api nonaktif yang menghubungkan Stasiun Saketi dengan Stasiun Bayah, termasuk dalam Wilayah Aset I Jakarta. Lintas kereta api sepanjang 89 km dan lebar sepur 1.067 mm ini dibangun pada tahun 1943-1944 oleh pekerja romusha pada zaman pendudukan Jepang di Indonesia. Jalur ini melewati 29 jembatan, 9 stasiun dan 5 halte. [1] Setelah beroperasi beberapa tahun saja, lintas ini ditutup pada 1951.
Jalur kereta api Saketi–Bayah | |
---|---|
Berkas:Pondasi jembatan cihara.jpg | |
Ikhtisar | |
Status | Tidak beroperasi |
Terminus | Saketi Bayah |
Stasiun | 14 |
Operasi | |
Dibangun oleh | Rikuyu Sokyoku |
Dibuka | 1944 |
Ditutup | 1951 |
Operator | Wilayah Aset I Jakarta |
Data teknis | |
Panjang rel | 89 km |
Lebar sepur | 1.067 mm (3 ft 6 in) |
Bekas-bekas bangunan stasiun maupun jembatan kereta api sebagian masih dapat dilihat, walaupun kebanyakan relnya sudah lenyap. Beberapa stasiun, seperti Stasiun Malingping dan Stasiun Bayah, tinggal berupa fondasi peron atau bahkan telah berubah menjadi permukiman warga.[2]
Sejarah
Jalur kereta api Saketi-Bayah dibangun penjajah Jepang untuk mengangkut batu bara dari wilayah Bayah, untuk memasok keperluan Perang Dunia II. Dalam membangun jalur yang sulit ini, Jepang mengerahkan berpuluh ribu romusha, terutama berasal dari Jawa Tengah dan Jogyakarta; tidak kurang dari 60.000 orang di antaranya mati sebagai korbannya.[3] Rel-rel kereta api yang digunakan sebagian diambilkan dari bekas-bekas rel kereta lori pabrik gula yang tutup di Jawa Tengah, dan sebagian lagi berasal dari bongkaran jalur kereta api Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (PsSM).[4]
Namun lintas ini hanya berumur pendek. Setelah diresmikan pada 1 April 1944, lintas ini dioperasikan di bawah pengawasan militer Jepang. Menggunakan lokomotif uap BB10 sebagai penghelanya, dari wilayah Bayah dapat diangkut sekitar 300 ton batu bara setiap harinya; okupansi penumpang mencapai 800 orang perhari. Setelah kemerdekaan, antara 1945-1946 jalur ini dikelola oleh Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI), namun sempat berhenti beroperasi antara 1946-1947 karena kekacauan situasi peperangan. Tahun 1948 beroperasi kembali hingga sekitar tahun 1951, dan pada akhirnya ditutup karena pemasukan yang minim sementara biaya operasionalnya tinggi.[4]
Jalur terhubung
Lintas aktif
Jalur ini tidak terhubung dengan lintas aktif mana pun.
Lintas nonaktif
Layanan kereta api
Tidak ada layanan yang dijalankan di jalur ini.
Daftar stasiun
Nomor | Nama stasiun | Singkatan | Alamat | Letak | Ketinggian | Status | Foto |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Lintas Rikuyu Sokyoku 1 Saketi–Bayah |
Diresmikan pada tanggal 1 April 1944 oleh Rikuyu Sokyoku Termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta | ||||||
0007 | Saketi | STI | Saketi, Saketi, Pandeglang | km 35+543 lintas Rangkasbitung–Labuan km 0+000 lintas Saketi–Bayah |
+108 m | Tidak beroperasi | |
- | Jasugi | JSG | km 5+307 | Tidak beroperasi | |||
- | Cimanggu | CMU | km 10+143 | Tidak beroperasi | |||
- | Kadunghauk | KHK | km 16+278 | Tidak beroperasi | |||
- | Jalupang | JLP | km 23+513 | Tidak beroperasi | |||
- | Pasung | PUN | km 32+451 | Tidak beroperasi | |||
- | Kerta | KERT | km 38+497 | Tidak beroperasi | |||
- | Gintung | GIN | km 46+174 | Tidak beroperasi | |||
- | Malingping | MLP | km 54+510 | Tidak beroperasi | |||
- | Cilangkahan | CLA | km 60+229 | Tidak beroperasi | |||
- | Sukahujan | SHJ | km 64+632 | Tidak beroperasi | |||
- | Cihara | CHA | km 74+474 | Tidak beroperasi | |||
- | Cisiih | CIS | km 82+639 | Tidak beroperasi | |||
- | Bayah | BYH | km 89+256 | Tidak beroperasi |
Bayah–Gunung Madur
Jalur ini menggunakan lebar sepur atau gauge 700 mm (2 ft 3+9⁄16 in) untuk pengangkutan batubara dari Gunung Madur.
Nomor | Nama stasiun | Singkatan | Alamat | Letak | Ketinggian | Status | Foto |
---|---|---|---|---|---|---|---|
- | Bayah | BYH | km 0+000 | Tidak beroperasi | |||
- | Gunung Madur | GGM | km 5+796 | Tidak beroperasi | |||
Keterangan:
|
Galeri
-
Tugu romusha terletak tak jauh dari bekas Stasiun Bayah.
-
Pondasi bekas jembatan kereta api di Panggarangan, Lebak. Lokasi
-
Sisa rel kereta api yang tak terawat di sekitar Stasiun Bayah.
Referensi
- ^ de Bruin, Jan (2003). "De Zuid-Bantamlijn" [The South Bantam Line]. Het Indische spoor in oorlogstijd [The Indian rail in war time] (in Dutch). Uitgeverij Uquilair B. V. pp. 119–122. ISBN 90-71513-46-7.
- ^ Detik.com: Menengok 'Jalur Maut' Saketi-Bayah - bag. 3, berita tgl 29/09/2015 15:20:28 WIB (diakses 02/I/2015)
- ^ PT KAI: Napak Tilas Jalur Saketi – Bayah (diakses 02/I/2016)
- ^ a b Detik.com: Data dan Fakta Tentang 'Jalur Maut' Saketi-Bayah, berita Selasa 29 Sep 2015, 17:05 WIB (diakses 02/I/2016)
- ^ Subdirektorat Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
- ^ Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken.
- ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
- ^ Perusahaan Jawatan Kereta Api. Stasiun KA, Singkatan dan Jarak.
- ^ Wieringa, A. (1916). Beknopt Aadrijkskundig Woordenboek van Nederlandsch-Indie. 's Gravenhage.
- ^ Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa.
Pranala luar
- (Indonesia) Jalur KA Saketi-Bayah adalah jalur Death Railway