Yayat T. Soemitra

Revisi sejak 30 Oktober 2018 16.31 oleh Adilancek (bicara | kontrib)

Drs. Haji Yayat Turochmat Soemitra (lahir 11 Juli 1960) adalah aktivis Sunda, politisi PDI Perjuangan, dan konsultan yang juga merupakan Wakil Bupati Bandung Barat ke-2 masa bakti 2013-2018.

Drs. H. Yayat Turochmat Soemitra
LahirYayat Turochmat Soemitra
11 Juli 1960 (umur 64)
Tempat tinggalJl. Raya Padalarang No.506, Kabupaten Bandung Barat.
KebangsaanIndonesia Indonesia
Nama lainKang Yayat
AlmamaterUniversitas Pendidikan Indonesia
Pekerjaan
Organisasi
  • Ketua Pusat Gerakan Siswa Nasional Indonesia (1978-1980)
  • Ketua Angkatan Mahasiswa Baru tahun 1980
  • Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (1981-1982)
  • Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Bandung (1983-1984)
  • Ketua Cabang GMNI Bandung pada tahun 1986-1988
  • Wakil Ketua Umum Presedium GMNI Pusat pada tahun 1992-1995
  • Pengurus DPN Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (1998-2006)
  • Kompartemen Konsultansi KADIN Indonesia (1999-2004)
  • Dewan Pengurus Kelompok relawan Pengembangan Jasa Kontruksi Nasional (1998-2002)
  • Anggota Majelis Pertimbangan LPJKN (2007-2012)
  • Sekretaris Jenderal Ikatan Nasional Tenaga ahli Konsultan Indonesia (2005-2013)
JabatanWakil Bupati Bandung Barat
PendahuluErnawan Natasaputra
PenggantiHengky Kurniawan
Partai politikPDI Perjuangan
Suami/istriIr. Hj. Dwina Candraasih M.Sc
Orang tua* Soemitra
  • Hajjah Halimah
Kerabat

Sejarah

Yayat sosok seorang politisi yang mempunyai latar belakang sebagai aktivis semasa pelajar, mahasiswa, atau masa pemuda, hingga saat ini masih melakoni peran aktivis dan kader partai. Yayat mempunyai ikatan emosional dengan wilayah Bandung Barat bagian selatan. Pasalnya, anak pertama dari enam bersaudara pasangan Soemitra dan Hajjah Halimah dari keturunan Eyang Anwasik tersebut keluarga besarnya berada di wilayah Desa Mukapayung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat. Yayat sendiri dan istrinya, Ir. Hj. Dwina Candraasih M.Sc, biasa dipanggil Tina, lulusan Teknik Kimia, Institut Teknologi Bandung kini berdomisili tidak jauh dari Bandung Barat

Walaupun dibesarkan dalam tradisi keluarga yang Islami, Kang Yayat lebih memilih bergabung dengan kelompok nasionalis, yang meyakini bahwa ajaran Presiden Pertama RI ini sejalan dengan ajaran Islam. Hal ini yang membuatnya dekat dengan para ulama dan terlibat dalam pendirian Baitul Muslimin Indonesia, organisasi yang lebih menitikberatkan pada gerakan da’wah.

Keseluruhan pendidikan masa remaja Yayat memang merupakan gabungan dari pendidikan yang akademis dan juga non akademis, di dalam kelas dan juga di luar kelas. Inilah yang dapat disebut sebagai sekolah kehidupan yang membuat seseorang tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan utuh. Oleh karena itu tidak heran bila saat ini ia berpendapat bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang membangun manusia seutuhnya dan beberapa cirinya adalah membangun moral, mendorong kreativitas dan mendidik karakter-karakter mandiri.

Sejak masa sekolah sudah aktif berorganisasi mulai sebagai Ketua OSIS sampai Ketua Pusat Gerakan Siswa Nasional Indonesia (1978-1980). Dan di bangku kuliah kepemimpinannya semakin terlihat dengan menjadi Ketua Angkatan Mahasiswa Baru tahun 1980, ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (1981-1982), dan Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Bandung (1983-1984). Disisi lain, kang Yayat biasa disapa juga aktif dalam kegiatan Kepramukaan dan Palang Merah Remaja, di antaranya Jambore Palang Merah Remaja (1976), Dewan Kerja Cabang Penegak Pandega (1978-1979, Raimuna Nasional dan Perkemahan Wira Karya Asia Fasific (1979), serta penyelenggara Kemah Kerja Pramuka Mahasiswa (1984).

Sang pelajar teladan era 70’an yang biasa dipanggil Kang Yayat ini adalah Ketua Cabang GMNI Bandung pada tahun 1986-1988 yang kemudian menjadi Wakil Ketua Umum Presedium GMNI Pusat pada tahun 1992-1995. Menamatkan program sarjananya di Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Bandung pada Tahun 1998.

Disisi lain ia ini tidak hanya sebagai aktivis tetapi memiliki kemampuan lebih bahwa ia sebagai seorang profesional pengusaha dibidang konsultan dan saat ini masih menjabat sebagai salah satu konsultan negara Islam dan memimpin di perusahaan Nasional.

Profesionalismenya dalam bekerja membuat Kang Yayat dipercaya untuk menduduki jabatan-jabatan penting di organisasi profesi, seperti, dua periode menjadi Pengurus DPN Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (1998-2006), Kompartemen Konsultansi KADIN Indonesia (1999-2004), Dewan Pengurus Kelompok relawan Pengembangan Jasa Kontruksi Nasional (1998-2002), Anggota Majelis Pertimbangan LPJKN (2007-2012), dan 2 periode menjadi Sekretaris Jenderal Ikatan Nasional Tenaga ahli Konsultan Indonesia (2005-2013).

Kang Yayat banyak mengikuti berbagai pelatihan kepemimpinan yang mendukungnya untuk menduduki jabatan sebagai wakil sekretaris jenderal DPP KNPI (1993-1996) dan Bendahara Umum DPP Pemuda Demokrat (2007-2012). Atas dasar ini ditambah berbagai pengalaman organisasi juga latar belakang pekerjaannnya, Kang Yayat mulai terjun ke dunia politik praktis. Dimulai menjadi Bendahara Keluarga Besar Marhaenis Jawa Barat (1999-2004), dan menjadi anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada tahun 1999.

Sebagai alumni GMNI yang menjadi Pengurus Pusat Alumni GMNI (2010-2015), Kang yayat pernah menjadi pengurus Departemen Pendidikan dan Departemen Pemberdayaan masyarakat DPP PDI Perjuangan (2005-2010), dan sejak tahun 2010 hingga 2015 nanti, Kang Yayat mengemban tugas sebagai Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa barat.

Sebagai bentuk pengabdiannya pada masyarakat, Kang Yayat mendirikan sebuah Kelompok relawan Swadaya masyarakat (LSM) Cinta Tanah Air dan Yayasan Cerah yang bergerak di bidang pendidikan. Selain itu juga dalam rangka merehabilitasi Aceh pasca Tsunami Kang Yayat aktif di Aceh dengan menjadi Direktur Konsorsium Konsultan Indonesia (KKI) sejak tahun 2005 yang bertugas sebagai Konsultan Prtoject management untuk mengkoordinir bantuan Palang Merah dan bulan Sabit merah Internasional bersama PMI (Palang Merah Indonesia).

Pranala luar