Bahasa Inggris

jenis bahasa dalam rumpun bahasa Jermanik Barat
Revisi sejak 3 November 2018 05.46 oleh 182.1.172.16 (bicara)

Sejarah

 
Kalimat pertama Beowulf (atas) ditulis dalam bahasa Inggris Kuno: "Hƿæt ƿē Gārdena ingēar dagum þēod cyninga þrym ge frunon," yang berarti, "Listen! We of the Spear-Danes from days of yore have heard of the glory of the folk-kings."

Bahasa Inggris berasal dari dialek Jermanik Laut Utara yang dibawa ke Britania oleh pemukim Jermanik dari berbagai wilayah yang saat ini dikenal dengan Belanda, Jerman utara, dan Denmark.[1] Menjelang periode ini, penduduk Britania Romawi berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Brittonik, Keltik, beserta bahasa-bahasa Romawi yang dipengaruhi oleh bahasa Latin setelah pendudukan Romawi yang berlangsung selama 400 tahun.[2] Salah satu suku Jermanik yang datang ke Britania adalah Angles,[3] yang diperkirakan pindah seluruhnya ke Britania.[4] Nama England (dari Engla land[5] "Land of the Angles") and English (Old English Englisc[6]) berasal dari nama suku ini–meskipun suku-suku Jermanik lainnya seperti Saxon, Jute, dan suku-suku dari pantai Frisia, Saxon Hulu, Jutland, dan Swedia selatan juga pindah ke Britania pada periode ini.[7][8][9]

Pada awalnya, bahasa Inggris Kuno terdiri dari beragam kelompok dialek, yang mencerminkan beragam suku yang menghuni Inggris Anglo-Saxon,[10] tetapi dialek Saxon Barat perlahan-lahan mulai mendominasi, seperti yang tertulis dalam syair Beowulf.

Bahasa Inggris Kuno kemudian diubah lagi oleh dua gelombang invasi. Yang pertama adalah invasi oleh penutur bahasa Jermanik Utara, ketika Halfdan Ragnarsson dan Ivar the Boneless mulai menaklukkan dan menguasai Kepulauan Britania bagian utara pada abad ke-8 dan ke-9 (lihat Danelaw). Invasi kedua berasal dari penutur bahasa Romawi Normandia Kuno pada abad ke-11 setelah penaklukan Normandia terhadap Inggris. Normandia mengembangkan bahasa Inggris menjadi bahasa Anglo-Norman, dan kemudian Anglo-Perancis–dan memperkenalkan penggolongan kata, khususnya di kalangan istana dan pemerintahan. Normandia juga memperluas leksikon bahasa Inggris dengan menyerap kata-kata dari bahasa Skandinavia dan Perancis. Hal ini pada akhirnya menyederhanakan tatabahasa dan mengubah bahasa Inggris menjadi sebuah "bahasa pinjaman"–bahasa yang secara terbuka menerima kata-kata baru dari bahasa lain.

Pergeseran linguistik dalam bahasa Inggris setelah pendudukan Normandia menghasilkan bahasa baru yang saat ini dikenal dengan bahasa Inggris Pertengahan; The Canterbury Tales karya Geoffrey Chaucer adalah karya terkenal yang ditulis dalam bahasa ini. Pada periode ini, bahasa Latin merupakan lingua franca di kalangan Gereja Kristen dan intelektual Eropa, dan karya-karya ditulis atau disalin dalam bahasa Latin.[11] Kata-kata Latin kemudian turut diserap untuk menciptakan istilah atau konsep yang tidak terdapat dalam kata bahasa Inggris asli.

Pemakaian bahasa Inggris Modern, termasuk dalam karya-karya William Shakespeare[12] dan Alkitab Versi Raja James, umumnya bermula sejak tahun 1550, dan setelah Britania Raya menjadi kekuatan kolonial, bahasa Inggris berfungsi sebagai lingua franca di negara-negara jajahan Imperium Britania. Pada periode pascakolonial, beberapa negara baru yang memiliki beragam bahasa pribumi memilih untuk tetap menggunakan bahasa Inggris sebagai lingua franca untuk menghindari pertentangan politik yang mungkin muncul akibat menggunakan salah satu bahasa pribumi ketimbang bahasa yang lainnya. Sebagai akibat pertumbuhan Imperium Britania, bahasa Inggris digunakan secara luas di wilayah bekas jajahan Britania di Amerika Utara, India, Afrika Selatan, Australia, Singapura, dan di berbagai wilayah lainnya. Penggunaan bahasa Inggris semakin meluas setelah Amerika Serikat muncul sebagai negara adidaya pada pertengahan abad ke-20.

Klasifikasi dan bahasa terkait

Rumpun bahasa Jermanik

 
Sebuah Esai dalam bahasa Inggris, Malthus' Essay on the Principle of Population. Esai adalah suatu tulisan yang menggambarkan opini penulis tentang subyek tertentu yang coba dinilainya.

Bahasa Inggris berasal dari rumpun bahasa Anglo-Frisia, subkelompok dari bahasa Jermanik Barat. Bahasa Jermanik Barat sendiri adalah salah satu cabang dari rumpun bahasa Jermanik, sedangkan Jermanik adalah bagian dari rumpun bahasa Indo-Eropa. Bahasa Inggris modern diturunkan secara langsung dari bahasa Inggris Pertengahan; Inggris Pertengahan diturunkan dari bahasa Inggris Kuno, yang juga diturunkan dari bahasa Proto-Jermanik. Seperti kebanyakan bahasa Jermanik lainnya, bahasa Inggris dicirikan dengan penggunaan kata kerja pengandaian, pembagian kata kerja menjadi kata kerja kuat dan lemah, dan pergeseran pelafalan dari bahasa Proto-Indo-Eropa, yang dikenal dengan hukum Grimm. Bahasa kerabat terdekat dengan bahasa Inggris (selain bahasa-bahasa yang tergolong dalam rumpun bahasa Inggris dan bahasa Inggris kreol) adalah bahasa Frisia, yang berasal dari pantai selatan Laut Utara di Belanda, Jerman, dan Denmark.

Selain dengan bahasa Frisia, bahasa lainnya yang juga terkait jauh dengan bahasa Inggris adalah bahasa-bahasa Jermanik Barat non-Anglo-Frisia (bahasa Belanda, Afrikaans, Jerman Hulu, Jerman Hilir, Yiddish) serta rumpun bahasa Jermanik Utara (Swedish, Denmark, Norwegia, Islandia, dan Faroe). Tidak ada satupun dari bahasa-bahasa tersebut yang saling berpahaman dengan bahasa Inggris, umumnya karena perbedaan leksis, sintaks, semantik, dan fonologi, serta isolasi yang dialami oleh bahasa Inggris di Kepulauan Britania yang terpisah dari dataran Eropa, meskipun beberapa bahasa seperti Belanda memiliki afinitas yang cukup kuat dengan bahasa Inggris, terutama pada tingkat dasar. Pengisolasian telah memungkinkan bahasa Inggris (serta bahasa Islandia dan Faroe) untuk berkembang secara mandiri dan terpisah dari pengaruh bahasa Jermanik Eropa daratan.[13]

 
Ujung tombak Øvre Stabu dari abad ke-2 yang bertuliskan Raunijaz ("tester") dalam bahasa Proto-Norse, salah satu sampel tertulis bahasa Jermanik paling awal.

Selain karena isolasi, perbedaan leksikal antara bahasa Inggris dengan bahasa Jermanik lainnya juga disebabkan oleh perubahan diakronis, pergeseran semantik, dan banyaknya kata bahasa Inggris yang diserap dari bahasa lain, terutama Latin dan Perancis (meskipun penyerapan kata ini sama sekali bukanlah hal unik bagi bahasa Inggris). Misalnya: kata "exit" diserap dari bahasa Latin, bukannya uitgang (Belanda) dan Ausgang (Jerman), juga kata "change" (Perancis).

Status bahasa

Bahasa Inggris adalah bahasa pertama di Amerika Serikat, Antigua dan Barbuda, Australia, Bahama, Barbados, Bermuda, Britania Raya, Guyana, Jamaika, Saint Kitts dan Nevis, Selandia Baru dan Trinidad dan Tobago.

Selain itu bahasa Inggris juga merupakan salah satu bahasa resmi di organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Komite Olimpiade Internasional, serta bahasa resmi di berbagai negara, seperti di Afrika Selatan, Belize, Filipina, Hong Kong, Irlandia, Kanada, Nigeria, Singapura, dan lainnya.

Di dunia bahasa Inggris merupakan bahasa kedua pertama yang dipelajari. Bahasa Inggris bisa menyebar karena pengaruh politik dan imperialisme Inggris dan selanjutnya Britania Raya di dunia. Salah satu pepatah Inggris zaman dahulu mengenai kerajaan Inggris yang disebut Imperium Britania (British Empire) adalah tempat “Matahari yang tidak pernah terbenam” (“where the sun never sets”).

Fonologi

Bahasa Inggris mempunyai 26 fonem yaitu 21 huruf mati dan 5 huruf hidup. Di samping itu sistem tata bahasanya sederhana, di mana:

Vokal

Dalam sistem bunyi vokal terdiri dari 5 buah yaitu a, e, i, o, dan u.

Konsonan

  Bilabial Labio-
dental
Dental Alveolar Post-
alveolar
Palatal Velar Labial-
velar
Celah suara
Nasal m     n     ŋ[cn 1]  
Plosif p  b     t  d     k  ɡ  
Afrikat         tʃ  dʒ[cn 2]      
Frikatif   f  v θ  ð[cn 3] s  z ʃ  ʒ[cn 2] ç[cn 4] x[cn 5] h
Sentuhan         ɾ[cn 6]      
Aproksiman       ɹ[cn 2]   j   ʍ  w[cn 7]  
Lateral       l        

Catatan untuk konsonan

  1. ^ The velar nasal [ŋ] is a non-phonemic allophone of /n/ in some northerly British accents, appearing only before /k/ and /ɡ/. In all other dialects it is a separate phoneme, although it only occurs in syllable codas.
  2. ^ a b c The sounds /ʃ/, /ʒ/, and /ɹ/ are labialised in some dialects. Labialisation is never contrastive in initial position and therefore is sometimes not transcribed. Most speakers of General American realise <r> (always rhoticised) as the retroflex approximant /ɻ/, whereas the same is realised in Scottish English, etc. as the alveolar trill.
  3. ^ In some dialects, such as Cockney, the interdentals /θ/ and /ð/ have usually merged with /f/ and /v/, and in others, like African American Vernacular English, /ð/ has merged with dental /d/. In some Irish varieties, /θ/ and /ð/ become dental plosives, which then contrast with the usual alveolar plosives.
  4. ^ The voiceless palatal fricative /ç/ is in most accents just an allophone of /h/ before /j/; for instance human /çjuːmən/. However, in some accents (see this), the /j/ has dropped, but the initial consonant is the same.
  5. ^ The voiceless velar fricative /x/ is used by Scottish or Welsh speakers of English for Scots/Gaelic words such as loch /lɒx/ or by some speakers for loanwords from German and Hebrew like Bach /bax/ or Chanukah /xanuka/. /x/ is also used in South African English. In some dialects such as Scouse (Liverpool) either [x] or the affricate [kx] may be used as an allophone of /k/ in words such as docker [dɒkxə].
  6. ^ The alveolar tap [ɾ] is an allophone of /t/ and /d/ in unstressed syllables in North American English and Australian English.[14] This is the sound of tt or dd in the words latter and ladder, which are homophones for many speakers of North American English. In some accents such as Scottish English and Indian English it replaces /ɹ/. This is the same sound represented by single r in most varieties of Spanish.
  7. ^ Voiceless w [ʍ] is found in Scottish and Irish English, as well as in some varieties of American, New Zealand, and English English. In most other dialects it is merged with /w/, in some dialects of Scots it is merged with /f/.

Sistem penulisan

Huruf besar Huruf kecil IPA Huruf besar Huruf kecil IPA
A a /eɪ/ N n /ɛn/
B b /biː/ O o /eoʊ/
C c /siː/ P p /piː/
D d /diː/ Q q /kjuː/
E e /iː/ R r /ɑr/
F f /ɛf/ S s /ɛs/
G g /dʒiː/ T t /tiː/
H h /eɪtʃ/ U u /juː/
I i /aɪ/ V v /viː/
J j /dʒeɪ/ W w /ˈdʌbəljuː/
K k /keɪ/ X x /ɛks/
L l /ɛl/ Y y /waɪ/
M m /ɛm/ Z z /ziː/

Tata bahasa

Tata bahasa Inggris memiliki variasi dalam struktur dan penggunaannya, itu tergantung tradisi yang digunakan oleh suatu negara yang dipengaruhi oleh bahasa asli dari negara tersebut. Secara umum, tata bahasa yang dipedomani adalah tata bahasa Inggris Amerika (American English) dan Inggris Britania Raya (British English).

Sistem kala

Sistem kala dalam bahasa Inggris disebut tense. Tense terbagi menjadi tiga yakni:

Dalam satu tense masing-masing terbagi menjadi empat yakni:

  • Simple
  • Continuous/Progressive
  • Perfect
  • Perfect Continuous/Progressive

Rumus sistem kala

Kalimat positif/Kalimat aktif
Past Present Future Past Future
Simple S + KK2 + O S + KK1 + O S + Will + KK1 + O S + Would + KK1 + O
Continuous S + Was/Were + KK-ing + O S + Am/Are/Is + KK-ing + O S + Will + Be + KK-ing + O S + Would + Be + KK-ing + O
Perfect S + Had + KK3 + O S + Have/Has + KK3 + O S + Will + Have + KK3 + O S + Would + Have + KK3 + O
Perfect Continuous S + Had + Been + KK-ing + O S + Have/Has + Been + KK-ing + O S + Will + Have + Been + KK-ing + O S + Would + Have + Been + KK-ing + O
  • Ket:
    Subjek adalah pelaku dan objek adalah penderita.
    untuk KK1, kata ganti orang ketiga harus ditambah s/es
Kalimat negatif
Past Present Future Past Future
Simple S + Did + Not + KK1 + O S + Do/Does + Not + KK1 + O S + Will + Not + KK1 + O S + Would + Not + KK1 + O
Continuous S + Was/Were + Not + KK-ing + O S + Am/Are/Is + Not + KK-ing + O S + Will + Not + Be + KK-ing + O S + Would + Not + Be + KK-ing + O
Perfect S + Had + Not + KK3 + O S + Have/Has + Not + KK3 + O S + Will + Not + Have + KK3 + O S + Would + Not + Have + KK3 + O
Perfect Continuous S + Had Not + Been + KK-ing + O S + Have/Has + Not + Been + KK-ing + O S + Will + Not + Have + Been + KK-ing + O S + Would + Not + Have + Been + KK-ing + O
  • Ket: Subjek adalah pelaku dan objek adalah penderita.
Kalimat pasif
Past Present Future Past Future
Simple S + Was/Were + KK3 + By + O S + Am/Are/Is + KK3 + By + O S + Will + Be + KK3 + By + O S + Would + Be + KK3 + By + O
Continuous S + Was/Were + Being + KK3 + By + O S + Am/Are/Is + Being + KK3 + By + O S + Will + Be + Being + KK3 + By + O S + Would + Be + Being + KK3 + O
Perfect S + Had + Been + KK3 + By + O S + Have/Has + Been + KK3 + O S + Will + Have + Been + KK3 + O S + Would + Have + Been + KK3 + O
Perfect Continuous S + Had + Been + Being + KK3 + By + O S + Have/Has + Been + Being + KK3 + By + O S + Will + Have + Been + Being + KK3 + By + O S + Would + Have + Been + Being + KK3 + By + O
  • Ket: Subjek adalah penderita dan objek adalah pelaku.

Kata ganti

Orang

Kata ganti orang Inggris[15]:52
Orang Nomor Kasus
Subjek Objek
Pertama Tunggal I me
Jamak we us
Kedua Tunggal you you
Jamak you you
Ketiga Tunggal he, she, it him, her, it
Jamak they them

Refleksi

Kata ganti refleksi Inggris[15]:52
I myself
you yourself
we ourselves
they themselves
you (jamak) yourselves
he, she, it himself, herself, itself

Pemilik

Kata ganti pemilik dalam bahasa Inggris[15]:52
Subjek Kata sifat Kata ganti
I my mine
you your yours
we our ours
they their theirs
he, she, it his, her, its his, hers, its

Penanya

Kata ganti penanya Inggris[15]:52
Inggris Indonesia
how bagaimana
who siapa
what apa
when kapan
why mengapa
where di mana, ke mana
whose milik siapa
whom oleh siapa
how many berapa (untuk benda dapat dihitung)
how much berapa (untuk benda tidak dapat dihitung)

Penunjuk

Kata ganti penunjuk Inggris[15]:52
Inggris Indonesia
this, these ini
that, those itu
this one yang ini
that one yang itu

Referensi

  1. ^ Blench, R.; Spriggs, Matthew (1999). Archaeology and Language: Correlating Archaeological and Linguistic Hypotheses. Routledge. hlm. 285–286. ISBN 978-0-415-11761-6. 
  2. ^ "The Roman epoch in Britain lasted for 367 years", Information Britain website
  3. ^ "Anglik English language resource". Anglik.net. Diakses tanggal 21 April 2010. 
  4. ^ "Bede's Ecclesiastical History of England | Christian Classics Ethereal Library". Ccel.org. 1 June 2005. Diakses tanggal 2 January 2010. 
  5. ^ Bosworth, Joseph. "Engla land". An Anglo-Saxon Dictionary (Online). Prague: Charles University. 
  6. ^ Bosworth, Joseph. "Englisc". An Anglo-Saxon Dictionary (Online). Prague: Charles University. 
  7. ^ Collingwood, R. G. (1936). "The English Settlements. The Sources for the period: Angles, Saxons, and Jutes on the Continent". Roman Britain and English Settlements. Oxford, England: Clarendon. hlm. 325 et sec. ISBN 0-8196-1160-3. 
  8. ^ "Linguistics Research Center Texas University". Utexas.edu. 20 February 2009. Diakses tanggal 21 April 2010. 
  9. ^ "The Germanic Invasions of Western Europe, Calgary University". Ucalgary.ca. Diakses tanggal 21 April 2010. 
  10. ^ Graddol, David; Leith, Dick and Swann, Joan (1996) English: History, Diversity and Change, New York: Routledge, p. 101, ISBN 0-415-13118-9.
  11. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Weissbort
  12. ^ Cercignani, Fausto (1981) Shakespeare's Works and Elizabethan Pronunciation, Oxford, Clarendon Press.
  13. ^ Baugh, p. 336.
  14. ^ Cox, Felicity (2006). "Australian English Pronunciation into the 21st century" (PDF). Prospect. 21: 3–21. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 24 July 2007. Diakses tanggal 22 July 2007. 
  15. ^ a b c d e Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Borjars

Daftar pustaka

Ammon, Ulrich (November 2006). "Language Conflicts in the European Union: On finding a politically acceptable and practicable solution for EU institutions that satisfies diverging interests". International Journal of Applied Linguistics. 16 (3): 319–338. doi:10.1111/j.1473-4192.2006.00121.x. 
Crystal, David (2003a). English as a Global Language (edisi ke-2nd). Cambridge University Press. hlm. 69. ISBN 978-0-521-53032-3. Diakses tanggal 04-02-2015. Ringkasan (PDF)Library of Congress (sample) (04-02-2015). 
Mazrui, Ali A.; Mazrui, Alamin (3 August 1998). The Power of Babel: Language and Governance in the African Experience. University of Chicago Press. ISBN 978-0-226-51429-1. Diakses tanggal 15-02-2015. Ringkasan (15-02-2015). 
Schneider, Edgar (2007). Postcolonial English: Varieties Around the World. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-53901-2. Diakses tanggal 05-04-2015. Ringkasan (05-04-2015). 
Wardhaugh, Ronald (2010). An Introduction to Sociolinguistics. Blackwell textbooks in Linguistics; 4 (edisi ke-Sixth). Wiley-Blackwell. ISBN 978-1-4051-8668-1. 
Watts, Richard J. (3 March 2011). Language Myths and the History of English. Oxford University Press. doi:10.1093/acprof:oso/9780195327601.001.0001. ISBN 978-0-19-532760-1. Diakses tanggal 10-03-2015. Ringkasan (10-03-2015). 
Wells, J.C. (1982). Accents of English, I, II, III. Cambridge University Press. 
Wojcik, R. H. (2006). "Controlled Languages". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 139–142. doi:10.1016/B0-08-044854-2/05081-1. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 06-02-2015. Ringkasan (06-02-2015). 
Wolfram, W. (2006). "Variation and Language: Overview". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 333–341. doi:10.1016/B0-08-044854-2/04256-5. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 06-02-2015. Ringkasan (06-02-2015). 

Lihat pula

Pranala luar

Umum

Kamus

Esai

Intonasi