Keni (kaum dalam Perjanjian Lama)

Revisi sejak 5 November 2018 08.01 oleh JohnThorne (bicara | kontrib) (Perbaikan)

Keni (bahasa Ibrani: קינים‎, pengucapan [qiˈnim]), menurut Alkitab Ibrani, merupakan suatu kaum nomadik di Levant kuno.[1] Mereka memainkan peranan penting dalam sejarah Israel kuno. Orang-orang Keni merupakan tukang tembaga dan pekerja logam.[1] Hakim-hakim 1:16 mengidentifikasi bahwa Musa memiliki seorang ipar, Hobab, yang mengindikasikan p mertua yang merupakan seorang Keni, tetapi tidak jelas apakah ayat ini merujuk kepada Yitro, ayah Zipora, istri Musa, yang merupakan seorang gembala dan imam di Midian. Kelompok tertentu dari kaum Keni tinggal di antara populasi orang Israel, termasuk keturunan saudara ipar Musa.[2] Walaupun orang Keni keturunan Rekhab memiliki gaya hidup yang berbeda, yaitu berpindah-pindah tempat untuk beberapa waktu. Musa tampaknya menyamakan konsep Tuhan Yitro, El Shaddai, dengan Yahweh, Tuhan bangsa Israel.[1]

Etimologi

"Keni" adalah terjemahan dari bahasa Ibrani קֵינִי Qeyniy. Menurut Wilhelm Gesenius, nama ini diambil dari nama Kain (קַיִן Qayin).[3] Berdasarkan A. H. Sayce, nama 'Keni', Qéní, identik dengan kata Aram yang berarti 'seorang pandai besi', yang pada gilirannya seasal dengan kata Ibrani Quayin, dengan arti 'sebilah tombak'.[4]

Dalam Alkitab

Alkitab menyebutkan kaum Keni tinggal di dalam atau sekitar Kanaan seawal dengan zaman Abraham. (Kejadian 15:18–21) Dalam Kitab Keluaran, Yitro dan kaumnya menghuni sekitar Gunung Sinai dan Horeb. (Keluaran 3:1) Mertua Musa, Yitro, adalah seorang Keni (Hakim–hakim 1:16) penduduk di tanah Midian. Hakim–hakim 1:16 mengatakan bahwa keturunannya "maju bersama-sama dengan bani Yehuda dari kota pohon korma ke padang gurun Yehuda di Tanah Negeb dekat Arad."

Akan tetapi dalam Keluaran 3:1, Yitro dikatakan merupakan seorang "imam di Midian" dan orang Midian (Bilangan 10:29). Hal ini telah membawa banyak sarjana untuk percaya bahwa istilah-istilah tersebut diniatkan (setidaknya dalam beberapa bagian Alkitab) untuk digunakan secara bergantian, atau bahwa Keni membentuk bagian dari kelompok suku Midian. Kaum Keni mengadakan perjalanan dengan bangsa Israel ke Kanaan (Hakim-hakim 1:16); dan tempat perkemahan mereka, selain dari yang terakhir, dilihat oleh Bileam. (Bilangan 24:21–22).

Di waktu kemudian, beberapa orang Keni berpisah dari saudara mereka di selatan, lalu tinggal di utara Kanaan (Hakim-hakim 4:11) sampai mereka hidup pada zaman Raja Saul. Kebaikan yang mereka tunjukkan kepada bangsa Israel di padang gurun diingat dengan penuh terima kasih. "Berkatalah Saul kepada orang Keni: 'Berangkatlah, menjauhlah, pergilah dari tengah-tengah orang Amalek, supaya jangan kulenyapkan kamu bersama-sama dengan mereka. Bukankah kamu telah menunjukkan persahabatanmu kepada semua orang Israel, ketika mereka pergi dari Mesir?'" (1 Samuel 15:6); dan bukan hanya mereka dihindarkan olehnya, tetapi Daud memberikan mereka sebagian jarahan yang ia ambil dari orang Amalek. (1 Samuel 30:29)

Orang Keni terkemuka yang lain adalah Heber, suami Yael, dan Rekhab, nenek moyang orang Rekhab.[5]

Identitas

Berdasarkan interpretasi kritis data Alkitabiah, kaum Keni merupakan sekelompok kaum yang tinggal di perbatasan selatan Yehuda, pada mulanya lebih terdepan dalam bidang seni daripada orang Yahudi, dan dari mana orang Yahudi belajar banyak. Mereka diduga bermigrasi dari Asia selatan. Pada zaman Daud, kaum Keni pada akhirnya tinggal di antara suku Yehuda.[6]

Leluhur mereka kemungkinan Kain, kepada siapa keturunannya dalam Sumber Yahwis Kejadian 4 hubungkan dengan penemuan seni pembuatan tembaga dan besi, penggunaan peralatan musik, dan lain sebagainya. Sayce telah menyatakan secara tidak langsung[4] bahwa Keni merupakan suku pandai besi—sebuah pandangan yang mana pernyataan Sumber Yahwis pinjamkan dukungan. Lagi pula, dalam Yeremia 35:7–8, kaum Rekhab digambarkan sebagai kaum yang tinggal di kemah dengan larangan mutlak untuk tidak bertani; akan tetapi, kaum Keni yang lain digambarkan di tempat lain sebagai penduduk kota.

Hipotesis Keni

Berdasarkan Hakim–hakim 1:16 Yitro, imam Midian, dan mertua Musa, bukan merupakan orang Keni, tetapi hanya hidup di tanah Kanaan dan Midian. "Hipotesis Keni" memperkirakan bahwa bangsa Yahudi telah mengadopsi penyembahan Yahweh dari Midian melalui kaum "Keni".[7] Pandangan ini, pertama kali diusulkan oleh F. W. Ghillany, setelah itu diusulkan dengan bebas oleh Cornelis Petrus Tiele (1872), dan lebih sepenuhnya oleh Stade, lebih lengkap dikerjakan oleh Karl Budde; dan diterima oleh H. Guthe, Gerrit Wildeboer, H. P. Smith, dan G. A. Barton.[8]

Berdasarkan hipotesis Keni, secara sejarah Yahweh merupakan dewa Midian, dan perhimpunan mertua Musa dengan orang Midian mencerminkan pengadopsian pemujaan Midian oleh orang Yahudi.[1][9][10]

Referensi

  1. ^ a b c d Harris, Stephen L., Understanding the Bible. Palo Alto: Mayfield. 1985.
  2. ^ Catholic Encyclopedia
  3. ^ Strong's Concordance #7014 #7017
  4. ^ a b in Sayce, A. H. (1899). "Kenites". Dalam James Hastings. A Dictionary of the Bible. II. hlm. 834. 
  5. ^ "Cinites". 
  6. ^ I Samuel 30:29; comp. ib. 27:10.
  7. ^ Browning, W (2015). Kamus Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 192. 
  8. ^ George Aaron Barton (1859–1942), US Bible scholar and professor of Semitic languages. online
  9. ^ "Some scholars, on the strength of Ex., xviii, go even so far as to assert that it was from Jethro that the Israelites received a great portion of their monotheistic theology." Catholic Encyclopedia
  10. ^ Joseph Blenkinsopp, The Midianite-Kenite Hypothesis Revisited and the Origins of Judah, Journal for the Study of the Old Testament, 33(2) 131-153 (2008). DOI:10.1177/0309089208099253

Sumber

  • Stade, Geschichte des Volkes Israel, i. 126 et seq., Berlin, 1889;
  • Moore, "Judges", in International Critical Commentary, pp. 51–55, New York, 1895;
  • Budde, Religion of Israel to the Exile, pp. 17–38, New York;
  • Barton, Semitic Origins, pp. 271–278, ib. 1902.

Pranala luar