Astrologi

Pseudosains mengklaim benda langit mempengaruhi urusan manusia
Revisi sejak 5 November 2018 09.53 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Astrologi menunjuk kepada yang mana pun di antara beberapa sistem pengetahuan untuk mengerti, dan menterjemahkan tentang kenyataan dan keberadaan manusiawi, berdasarkan posisi dan gerak-gerik relatif berbagai benda langit, terutama Matahari, Bulan, planet, dan lunar node seperti dilihat pada waktu dan tempat lahir atau lain peristiwa dipelajari. Bagi banyak astrologer, hubungan itu tidak perlu sebab musabab.

Bentuk umum astrologi termasuk Astrologi Barat, Astrologi Tionghoa, Jyotish (Astrologi Weda) dan Astrologi Kabbalistik. Yang lebih tidak tak biasa ialah Astrologi Horary. Kebanyakan astrologer barat mendasarkan kerja mereka di zodiak tropikal, tetapi para astrologer barat dan Jyotish menggunakan zodiak sideral.

Lambang zodiak dari Eropa abad ke-16 di atas sebuah papan kayu

Hubungan antara astronomi dan ilmu pengetahuan

Astrologi tidak sepenuhnya sama dengan astronomi. Astronomi sering dikelirukan dengan astrologi, dan sebaliknya. Karena banyak ilmuwan menganggap bahwa astrologi tidak mengikuti metode ilmiah, maka kebanyakan mereka secara umum menolak astrologi untuk menjadi ilmu astronomi dan cukup mengklasifikasikan sebagai ilmu semu.

Astrologi secara mendalam pernah digabungkan dengan astronomi, dan perbedaan jelas di antara keduanya diungkap kembali pada masa Galileo. Dia ialah orang pertama yang menggunakan metode ilmiah untuk menguji pernyataan objektif tentang langit.

Astronomi bermaksud mengerti jalannya fisik alam semesta. Hal ini secara khusus sangat menarik dan relevan di astrologi. Fokus utama kebanyakan bentuk astrologi atas korelasi yang tak terbukti antara gerakan fisik badan langit, dan berbagai urusan manusiawi, seperti peristiwa dunia, peristiwa di jiwa pribadi orang, dan bawaan sejak lahir ciri kepribadian. Astrologer yang lain memperpanjang korelasi ini sampai gejala geologis tak berhubungan sampai aktivitas manusiawi, seperti gempa bumi dan letusan vulkanik.

Banyak bilangan menonjol di sejarah purbakala astronomi Barat, termasuk Tycho Brahe, Johannes Kepler, dan Galileo sendiri, juga hidup dari usaha mereka mempraktikan astrologi bagi bangsawan kaya. Isaac Newton kadang-kadang disebutkan sebagai mempunyai minat di astrologi, tetapi usulan bukti tidak tahan untuk memeriksanya. Tidak ada satu kata tercatat di tangan Newton yang mengatakan subjek, dan genggam buku itu di miliknya yang berisi referensi sampai astrologi terutama dikenai dengan alkemi.

Ada adalah beberapa gejala biologis yang mengkoordinasikan dengan gerak-gerik langit (misalnya circadian irama, melihat Kronobiologi). Ini tidak membuktikan atau menggagalkan klaim astrologi, tetapi menyarankan pengaruh yang sepenuhnya tidak dimengerti. Usaha ilmuwan untuk membuktikan pengaruh astrologi sudah menyerahkan hasil negatif atau tak konklusif, untuk sebab yang dibantahkan. Para ilmuwan akan mengatakan astrologi tidak mempunyai dasar di kenyataan, dan oleh karena itu tidak bisa terbukti. Astrologers akan mengatakan ilmuwan sudah mendesain studi dengan kurang baik karena mengerti tidak cukup astrologi.

Astrological konsep merembes di banyak masyarakat, dan berlangsung terus meskipun ada usaha kuat oleh ilmuwan untuk mendiskreditkan mereka. Hal ini terbukti oleh fakta bahwa influenza begitu dinamai karena doctor pernah percaya kepadanya untuk disebabkan oleh pengaruh planet dan istimewa yang tak mendukung.

Astrologi sebagai bahasa deskriptif untuk pikiran

Astrologi juga bisa dilihat sebagai sistem kebudayaan simbolisme karena berbicara tentang hal pikiran dan tokoh di kebudayaan Barat. It mempunyai mencari-cari di alkemi dan Hermetic tradisi yang sangat berpengaruh sampai abad ke-17. Only lewat mengerti sistem astrologi untuk menganalisis manusia kelakuan bisa banyak pemikiran dan kesusasteraan Barat sampai Pencerahan sepenuhnya dimengerti. Banyak ahli pikir modern, khususnya Carl Jung, sudah mengakui kekuasaan deskriptifnya pikiran tanpa secara perlu berlangganan ke klaim prediksinya.

Astrologi menurut pandangan Agama

Astrologi telah lama menjadi bagian dari adat budaya dan agama di berbagai belahan dunia. Banyak di antara suku-suku adat yang mempercayai dan mempraktikan hal ini, yang terkenal seperti astrologi Tionghoa, Hindu, dll. Di lain pihak, dalam agama monotheis praktik-praktik peramalan astrologi yaitu menghubungkan nasib dan kejadian di Bumi dengan aktivitas benda langit adalah suatu yang terlarang dan dianggap sebagai bagian dari paganisme.

Daftar Astrolog Ternama

Lihat pula

Pranala luar