Kamaluddin Tambiluak
Kamaluddin Tambiluak,memiliki tubuh pendek dan gempal, sehingga orang Minang memberinya gelar "sabuku".Ia bekerja di bagian perlengkapan dan pengangkutan ( P&P) Bataliyon Singa Harau, sebelum menjadi serdadu ia bekerja sebagai tukang pangkas di jalan Gajah Madah di Payakumbuh.[1]
Dengan provesinya itu banyak orang bertanya dia pahlawan atau penghianat bangsa ?Namun dari yang kita ketahui dari mulut ke mulut dan dari sekolah ke sekolah menyaatakan bahwa Kamaluddin Tambiluak adalah pahlawan yang dihukum oleh Revolusi.Namun, ibarat 2 mata uang yang berlawanan tidak dapat dipungkiri banyak pula saksi dan masyarakat Situjuah Batuah yang menyatakan bahwa ia adalah penghianat bangsa,banyak orang beranggapan bahwa ia adalah orang yang menyulut peristiwa berdarah di Situjuah Batuah pada tanggal 13 Januari 1949.
Tuduhan itu semakin kuat saat ditemukannya banyak makanan kaleng di rumahnya dan istrinya Nur Cahaya ikut menjadi anggota Rartai Emas, sebuah organisasi yang dianggap tidak loyal terhadap Pemerintahan.Akhirnya Kamaluddin Tambiluak di Hukum Mati tidak luput pula istri dan anaknya yang mengalami nasib yang sama di tangan rakyat.
Referensi
- ^ "Kamaluddin Tambiluak". Diakses tanggal 15 November 2018.