Lokapaksa, Seririt, Buleleng

desa di Kabupaten Buleleng, Bali
Revisi sejak 24 November 2018 21.20 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Penggantian teks otomatis (-  + ))


Lokapaksa adalah desa di kecamatan Seririt, Buleleng, Bali, Indonesia.

Lokapaksa
Negara Indonesia
ProvinsiBali
KabupatenBuleleng
KecamatanSeririt
Kode pos
81153
Kode Kemendagri51.08.02.2017 Edit nilai pada Wikidata
Luas28, 84 KM2
Jumlah penduduk10.245 jiwa
Kepadatanwww.lokapaksa.desa.id

Informasi mengenai desa Lokapaksa akan lebih mendetail di muat dalam website desa lokapaksa di https://lokapaksa.desa.id/

Sejarah Desa Lokapaksa

Sejarah Desa Lokapaksa tidak bisa terlepas dari sumber sejarah yakni "Babad Piagem Satriya Wangsha Kalipaksha" yang tersimpan di Pemrajan Agung Desa Lokapaksa.

Dalam Sejarah Desa Lokapaksa beberapa kali mengalami pergantian nama yakni :

1. Desa Kalipaksha (disebutkan dalam Babad Piagem Satrya Wangsa Kalipaksha)

2. Desa Kalopaksa, dan

3. Desa Lokapaksa hingga kini.

Diceritakan bahwa terjadi beberapa kali pemberontakan di Gelgel sehingga para manca agung berpencar meninggalkan Gelgel, salah satu yakni I Dewa Gedong Artha yang akhirnya tinggal di Manggis Karangasem. I Dewa Timbul Gunung merupakan salah satu putra dari I Dewa Gedong Artha diceritakan kini beliau tidak lama tinggal di manggis dan pergi meninggalkan manggis dengan di iringi istri beliau yang bernama I Gusti Ayu Mas Kuning beserta para pengiring beliau kurang lebih 70 Kepala Keluarga menuju ke Abyan Semal, dari Abyan Semal beliau bersama para pengiring beliau menuju barat daya dan akhirnya sampai di Gunung Balwangan.

Di Gunung Balwangan beliau istirahat atas permintaan istri bliau, tepat dibawah pohon yang sangat besar, beliau bersama para pengiring beliau mendirikan pondok sebagai tempat peristirahatan, beliau tinggal di gunung balwangan kurang lebih setahun sampai istri beliau I Gusti Ayu Maskuning hamil, kemudian beliau melanjutkan perjalanan beliau menuju Gunung Watukaru, dari puncak Gunung Watukaru beliau melihat sinar terang dari arah "Utarayana". kemudian beliau berdiskusi bersama pengiring beliau untuk menuju kearah sinar yang beliau lihat tersebut dan akhirnya beliau melanjutkan perjalanan beliau hingga akhirnya beliau sampai di Busungbiu.

Di Busungbiu beliau bersama para pengiring beliau mendirikan Pura dengan meru tumpang sebelas dengan puncak dari kayu cendana Jenggi sebagai pelinggihan Bhatara Wawu Rawuh, hingga kini peninggalan beliau masih ada berupa pura taman Busungbiu. Selama beliau tinggal di busungbiu beliau memiliki tiga orang putra dan satu orang putri yakni : I Dewa Sangkan Gunung, I Dewa Sampalan, I Dewa Manggis dan I Dewa Ayu Busung Magelung. Pada saat ini kondisi busungbiu dalam kondisi yang "Kertha" apapun yang ditanam selalu menghasilkan panen yang berlimpah.

Setelah pergantian kepemimpinan dari Sri Aji Bhekung kepada I Dewa Anom Sagening di Sweca Linggarsa Pura, situasi keamanan sudah mulai tenang, kemudian beliau I Dewa Timbul Gunung menghadap Dalem dengan maksud memberitahukan keberadaan beliau tinggal di busungbiu, namun ida dhalem tidak mengijinkan beliau untuk tinggal di busungbiu dan menyarankan beliau untuk tinggal di sebelah barat sungai sabha.

Sepulang beliau dari Sweca Linggarsa Pura menghadap Dalem kemudian belia mengumpulkan pengiring beliau dan beliau berkata : "Nah Bapa pada ajak makejang, jalan suba jani gingsirin, apan ada wacanan Dalem tan kaicen jenek ingke mangke, kuloning Toya Suda Mala, ikane kawenang ingaranan Desa Kalipaksa, ingkane wara nugraha Dalem, aywa langgana ring Dalem, apan Dhalem Amangku ring rat”. .....(Babad Piagem Nomor 63.6 dan 64.a)

Singkat cerita akirnya beliau menuju ke sebelah barat sungai sabha tiba di Desa Ularan dengan disambut oleh I Gusti Ngurah Batulepang, kemudian I Gusti Ngurah Batulepang memohon agar beliau I Dewa Timbul Gunung dan Para pengiring Beliau tinggal di Desa Ularan, namun beliau tetap berkeinginan menuju Desa Kalipaksa sesui dengan titah dalem. Akhirnya beliau tiba di sebuah bukit geger tempat beliau pertama yang kemudian disebut dengan Bukit Sakti.

Dari Bukit Sakti kemudian beliau bersama para pengiring beliau para Arya dan Pasek kemudian mendirikan perumahan, kemudian membuat lahan persawahan di Banyu Mumbul, kemudian beliau mendirikan Bale Murdha Manik sebagai Linggih Ida Ngarcana SangHyang Prajapati, hingga kini tempat ini masih lestari berupa Pura Dalem Agung, kemudisn beliau mendirikan Petirthan di tempat pohon nangka yang besar yang kini bernama Petirthan Siwa Babakan di Jero Agung setelah itu beliau Moksha di Bukit Sakti.

Setelah Mokshanya Ayahanda I Dewa Sangkan Gunung kemudian mendirikan Pelinggih Bhatara Lepas di Bukit Sakti, Mendirikan Pamrajan Agung di Jero Agung, kemudian Mendirikan Pura Khayangan Tiga yakni : Pura Desa, Pura Dalem dan Pura Sgara dan membangun Pura Taman Sari.

Luas wilayah dan letak geografis

Melihat luas wilayah Desa Lokapaksa yang sangat luas jika dibandingkan desa-desa yang ada di Kecamatan Seririt, yakni : 28, 84 KM2, sudah tentu juga di ikuti dengan potensi jumlah penduduk mencapai 10.245 jiwa (data BPS Kabupaten Buleleng - Kabupaten Buleleng Dalam Angka 2009). Secara Geografis batasan Wilayah Desa Lokapaksa adalah sebagai berikut:

  • Sebelah Barat : Desa Umeanyar dan Desa Pangkungparuk
  • Sebelah Barat Laut : Desa Umeanyar, Laut Bali
  • Sebelah Utara : Laut Bali
  • Sebelah Timur Laut : Desa Pengastulan
  • Sebelah Timur : Kelurahan seririt, Desa Patemon
  • Sebelah Tenggara : Desa Ringdikit
  • Sebelah Selatan : Desa Ularan
  • Sebelah Barat Daya : Desa Unggahan dan Kawasan Hutan Bali Barat.

Desa lokapaksa dengan wilayah yang luas, secara administrasi desa lokapaksa dibagi menjadi 9 (sembilan) Banjar Dinas Diantaranya:

  • Banjar Dinas Bukit Sakti
  • Banjar Dinas Carik Agung
  • Banjar Dinas Gunung Ina
  • Banjar Dinas Jero Agung
  • Banjar Dinas Kembang Sari
  • Banjar Dinas Pamesan
  • Banjar Dinas Sorga
  • Banjar Dinas Sorga Mekar
  • Banjar Dinas Tengah

Topografi dan Keadaan Tanah

Ditinjau dari segi topografi, desa lokapaksa merupakan desa dengan topografi Landai dari sisi utara, menuju pusat desa dan terdiri dari daerah berbukit-bukit mulai dari ketinggian 7 – 300 M dpl pada sisi selatan sampai sisi barat desa lokapaksa. dimana Desa Lokapaksa jika kita tinjau dari karakteristik pertanian dan topografi wilayahnya maka dapat di bagi menjadi 3 (tiga) bagian wilayah, yakni : 1. Wilayah Desa Lokapaksa Bagian Atas/bagian Pegunungan yakni : daerah yang berbatasan dengan wilayah hutan bali barat. 2. Wilayah Desa Lokapaksa bagian tengah merupakan wilayah dengan tanaman perkebunan dan palawija, Dengan sebagian besar masyarakatnya bekerja di bidang pertanian dan peternakan 3. Wilayah Desa Lokapaksa bagian bawah merupakan wilayah persawahan dengan tanaman padi palawija, dan perkebunan anggur. Ditinjau dari segi Keadaan Tanah, desa lokapaksa adalah sebagai berikut : - Tingkat Kesuburan Tanah : Sedang - Struktur Tanah : Tanah Liat Berpasir - PH Tanah : 4 – 6,5 - Kemiringan Tanah : Datar, Landai, Kemiringan 45o - Keadaan bahan Organik : Sedang

Iklim

Ditinjau dari segi Iklim, Menurut Smith dan Perguson Desa Lokapaksa merupakan desa dengan Iklim Tipe D (Iklim Kering), dengan 5 (lima) Bulan Basah yaitu dari bulan Nopember sampai dengan bulan Maret, dan 7 Bulan Musim Kering yaitu dari bulan April sampai dengan Oktober. potensi desa lokapaksa sangat besar dalam pendapatan,di antaranya hasil tambang galian c,yang berlokasi di desa pamesan