Demokreatif

Revisi sejak 27 November 2018 03.24 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Demokreatif adalah sebuah komunitas yang menyetuskan model kampanye politik digital dengan mengedepankan kreativitas atau lebih akrab dikenal dengan kampanye kreatif. Beberapa bentuk kampanye kreatif yang mereka ciptakan adalah sejumlah gambar Joko Widodo ketika hendak mencalonkan diri menjadi Presiden Indonesia. Jokowi digambarkan sedang blusukan dengan gaya komik seri petualangan Tintin karya Herge[1]. Konsep kampanye kreatif atau demokreatif tersebut mereka gagas untuk membendung beredarnya kampanya yang kontra-produktif dan membosankan. Sebab, selama ini publik seringkali disuguhi dengan berbagai model kampanye konvensional yang kebanyakan justru menjadi sampah virtual.[2]

Awal Mula

Komunitas Demokreatif berisi anak-anak muda dan para pegiat seni yang kebanyakan berlatar belakang pekerjaan di bidang advertising. Awalnya, mereka tidak ingin disebut sebagai relawan politik, sebab, pembentukan atau perkrutannya terkesan serba mendadak. Berdirinya komunitas ini juga tidak terlepas dari peran peran sebuah agency advertising bernama Berakar Komunikasi[3] yang merupakan biro iklan independen di Indonesia. Sejak berdiri pada tahun 2008, perusahaan bidang periklanan tersebut telah memenangkan beberapa penghargaan di bidang terkait. Beberapa di antaranya adalah iklan radio layanan masyarakat untuk WWF Indonesia, versi “Serunai” yang meraih Silver Award untuk Radio Comm Sound Design Category di ADOI 2008, Jakarta, serta bersi “Funreal” yang berhasil mendapatkan Silver Award untuk Radio PSA Category di Citra Pariwara 2009, Jakarta. Mereka berkomitmen untuk menciptakan komunitas kreatif dengan kepahaman yang mengakar kuat pada denyut nadi masyarakat Indonesia.

Dalam sejarahnya, Berakar Komunikasi[3] juga telah berpengalaman menangani beragam kampanye terintegrasi, seperi Above The Line, Below The Line maupun brand-brand ternama lainnya, mulai dari otomotif, kecantikan, rokok, asuransi jiwa, perbankan, hingga iklan layanan masyarakat untuk beragam gerakan sosial. Hingga pada tahun 2014, Berakar Komunikasi banyak diperbincangkan publik karena secara sukarela membuat sebuah kampanye politik “Kisah Blusukan Jokowi”[4] dalam kontestasi pemilihan presiden tahun 2014. Kampanye kreatif yang mereka gagas saat itu dinilai juga menjadi kunci bagi kesuksesan Joko Widodo terpilih menjadi presiden. Kampanye yang mereka gagas juga memperkuat premis bahwa kampanye politik juga dapat dilakukan melalui bidang digital yang bersih dan kreatif.[2]

Kampanye kreatif tersebut membawa Berakar Komunikasi memperoleh beberapa penghargaan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Beberapa di antaranya adalah Best Government and Political Campaign, dan Gold Honour untuk Best of Use of A Meme di The Shorty Awards 2018, New York. Mereka juga memenangkan Gold Award di The Summit Awards, Portland; The Best Digital Agency of The Year 2013 di Mix Marcomm Magazine; Top 3 Advertising Agency of The Year; Top 2 Digital Agency of The Year; dan Top 5 Media Agency of the Year di Citra Pariwara 2014, Jakarta.

Gambaran Umum

Pencapaian yang dimiliki oleh Berakar Komunikasi[3] tersebut kemudian menjadi awal mula lahirnya komunitas Demokreatif. Dalam Bahasa lain, Demokreatif juga dapat disebut sebagai “divisi khusus” yang menangani proyek seni dan komunikasi sosial, termasuk untuk kampanye politik. Selain kampanye-kamapanye dengan model yang telah dijabarkan, Demokreatif juga telah menerbitkan buku tentang kampanye kreatif, yaitu “Demokreatif: Kisah Blusukan Jokowi”[4] dan “Seni Merdeka”. Kampanye-kampanye lain yang telah dilakukan oleh Demokreatif adalah gerakan #BlusukanAsap bersama Greenpeace, #SeniLawanKorupsi bersama Dewan Kesenian Jakarta, Koalisi Seni Indonesia dan Creative Circle Indonesia, #HariFilmNasional2015 bersama Badan Perfilman Indonesia dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, #folkloric bersama Wisanka Indonesia, #theartofautomotive untuk GIIAS 2015 bersama Seven Events, penulisan buku Kampanye 2.0 bersama Creative Circle Indonesia, serta merancang perangko edisi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang diterbitkan pada tanggal 17 Agustus.[2]

Para pendiri Demokreatif pada umumnya adalah para pekerja sini, bukan berasal dari dunia politik maupun aktivis. Mereka menjadi komunikator politik atau buzzer dalam mengkampanyekan isu-isu sosial melalui bidang kreatif. Mereka juga tidak menarik atau merekrut buzzer lain di luar komunitas mereka. Selain itu, mereka juga tidak melakukan Cyber War atau perang digital sebagaimana yang dilakukan oleh buzzer-buzzer politik lain untuk mendukung kandidat partai politiknya. Komunitas Demokreatif lebih banyak menyebarkan pesan-pesan kampanye kepada netizen dan tidak mempersiapkan konten-konten kampanye di dalam arena Cyber War.

Referensi

  1. ^ https://www.goodreads.com/book/show/18052294-petualangan-tintin
  2. ^ a b c Arianto, Bambang. 2017. Kampande Politik Digital dalam Kontestasi Presidensial 2014: Studi Demokreatif dan Jokowi Advanced Social Media Volunteers (JASMEV) 2014
  3. ^ a b c http://berakar.com
  4. ^ a b http://www.penerbitkpg.id/book/demokreatif-kisah-blusukan-jokowi/