Hubungan Israel dengan Singapura

Revisi sejak 27 November 2018 08.56 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Hubungan Israel –Singapura adalah hubungan luar negeri antara negara Israel dan Singapura. Hubungan antar kedua negara sangat erat, dan diketahui memiliki Hubungan Istimewa. Kedua negara membangun hubungan diplomatik sejak Mei 1969.[1] Israel memiliki sebuah kedutaan besar di Singapura. Singapura diwakilkan di Israel oleh seorang duta besar non-residen yang berbasis di Singapura (dalam Kementerian Luar Negeri) dan melalui konsulat kehormatan di Tel Aviv.

Kedua negara menjalani kerjasama keamanan jangka panjang, dengan adanya kerjasama di bidang industri persenjataan Israel -Singapura, kerjasama pembangunan and a perdagangan militer tingkat tinggi di antara kedua negara.[2]

Kesepakatan

Pada 2005, kedua negara menandatangani sebuah kerjasama untuk mempermudah aliran arus barang dan investasi antara Israel dan Singapura, dalam kunjungannya ke Israel Perdana Menteri Senior Goh Chok Tong dengan para anggota kabinet Israel dan Perdana Menteri Israel saat itu, Ariel Sharon.[3]

Singapura adalah satu dari 41 negara yang tidak ikut memberikan suara dalam Resolusi “Status Palestina dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa” di pertemuan Majelis Umum PBB pada 29 November 2012 yang menjadikannya sebagai negara Non-Anggota Pemerhati Status Palestina. Dalam menjelaskan alasan ketidak sertaan SIngapura terebut, Menteri Senior Masagos Zulkifli menyatakan bahwa Singapore meyakini “bahwa hanya melalui sebuah penyelesaian negosiasi yang sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 242 yang dapat memberikan dasar untuk solusi jangka panjang” dan bahwa “kedua pihak memiliki hak yang sah dan saling bertanggung jawab, dan harus siap dan berkompromi mencapai kepentingan yang lebih besar untuk berdamai”.[4]

Kerjasama

 
Sebuah pesawat Angakatan Udara Republik Singapura G550 Conformal Airborne Early Warning (CAEW). Singapura membeli empat G550s dari Industri Dirgantara Israel pada 2007.[5] Dikirimkan pada akhir 2008 dan beroperasi secara penuh pada akhir 2010.[6]

Bisnis dan perdagangan

Pada 1990, Kamar Dagang dan Niaga Singapura - Israel mulai beroperasi.[7]

Pada 2013, total perdagangan Singapura - Israel mencapai S$1.956 milyar, melonjak 24.6% dari tahun ke tahun sejak 2012, menurut angka dari Kedutaan Besar Israel di Singapura dan IE Singapura. Singapura adalah negara pengimpor dari Israel, dan Israel mengekspor sebagian besar peralatan listrik ke Singapura, sementara itu Singapura mengekspor sebagian besar mesin dan peralatan komputer ke Israel.[8]

Militer

Pada Januari 1968, sebelum hubungan diplomatik dimulai, Singapura membuat perjanjian untuk membeli 72 surplus tank AMX-13 dari Israel.[9]Pada akhir 1980an, Singapura telah membeli lebih dari 350 tank ini.

Dalam tahun-tahun pembentukan Angkatan Bersenjata Singapura pada akhir 1960an, Singapura mencari saran dan berkonsultasi dari pengalaman militer Israel untuk membentuk sebuah pertahanan militer yang handal pasca-kemerdekaan Singapura. Israel menanggapi hal ini, dengan memberikan pelatihan pengembangan dan doktrin militer. Karena kepekaan pada mendominannya daerah-Muslim, Singapura tetap menjaga kerja sama ini bersifat low-profile.

Over the years, Singapore and Israel enjoy close co-operation. Today, the two countries share military platforms, including early warning aircraft, anti-tank and anti-aircraft missile systems, aircraft and surveillance technologies.

Selama bertahun-tahun, Singapura dan Israel menjalani hubungan kerjasama yang erat. Saat ini, kedua negara saling berbagi platform militer, termasuk pesawat peringatan dini, sistem anti-tank dan rudal anti-pesawat, pesawat tempur dan teknologi pengawasan.

Isu Gaza

Pemerintah Singapura telah menyatakan keprihatinan atas Jalur Gaza. Pada bulan Januari 2009, Kementerian Luar Negeri Singapura mengatakan Perang Gaza, "Ini merupakan perkembangan yang sangat mengganggu," bahwa "Ini hanya dapat memperburuk situasi kemanusiaan sudah serius." [10] Setelah gencatan senjata, Kementerian Luar Negeri Singapura menyebutnya sebagai "perkembangan positif "tapi tetap" sangat prihatin atas situasi kemanusiaan di Gaza dan mendesak semua pihak untuk mengambil langkah-langkah mendesak untuk mengatasi situasi

[10][11]

References