Abu Ishaq al-Mu'tasim bin Harun (أبو إسحاق المعتصم بن هارون ʾAbū ʾIsḥāq al-Muʿtaṣim ibn Hārūn, 7945 Januari 842) ialah Khalifah Bani Abbasiyah (833 - 842). Ia menggantikan kerabatnya al-Ma'mun.

Ghilman (tunggal: ghulam) diperkenalkan di negeri khilafah selama masa al-Mu'tasim. Ghilman ialah prajurit budak yang diambil sebagai anak-anak dari daerah yang ditaklukkan, dalam mengantisipasi sistem devshirme Ottoman. Ghilman, secara pribadi hanya bertanggung jawab kepada khalifah, memberontak selama masa ar-Radi.

Ghilman, bersama dengan syakiriyah yang telah diperkenalkan di masa al-Ma'mun, telah mengganggu prajurit reguler Arab dari pasukan kholifah. Ghilman Turki dan Armenia membuat marah warga kota Baghdad, memancing huru-hara pada 836. Ibukota dipindahkan ke kota baru Samarrah kemudian di tahun itui, dan tetap di sana sampai 892 saat kembali ke Baghdad oleh al-Mu'tamid.

Kesultanan Tahiriah, yang telah menonjol selama masa al-Ma'mun setelah provinsi militer Khurasan diakui Tahir bin Husain, terus mengembangkan kekuasaan. Mereka menerima kegubernuran Samarqand, Farghana, dan Herat. Tak seperti kebanyakan provinsi di masa Khilafah Abbasiyah, yang secara dekat diperintah Baghdad dan Samarrah, provinsi yang di bawah kendali Tahiriah dibebaskan dari banyak fungsi upeti dan kesalahan. Kemerdekaan Tahiriah memberi andil besar terhadap turunnya supremasi Abbasiyah di timur.

Itu selama masa al-Mu'tasim bahwa kemunduran dalam Khilafah Abbasiyah mulai nyata. al-Mu'tasim harus menanggulangi Khurramiyyah di daerah Tabriz. Dipimpin oleh orang bid’ah Babak, Khurramiyyah tak pernah secara penuh ditaklukkan, walau lambat laun hilang selama masa kholifah berikutnya.

Walaupun begitu, kekholifahan masih tetap tangguh dalam melindungi penduduknya. Pada tahun 837, al-Mu’tasim Billah menyahut seruan seorang budak muslimah yang meminta pertolongan karena diganggu dan dilecehkan oleh orang Romawi, kainnya dikaitkan ke paku sehingga ketika berdiri, terlihatlah sebagian auratnya. Wanita itu lalu berteriak memanggil nama Khalifah Al-Mu'tashim billah dengan lafadz yang legendaris: waa mu'tashimaah!. Setelah mendapat laporan mengenai pelecehan ini, maka sang Khalifah pun menurunkan puluhan ribu pasukan untuk menyerbu kota Amoria dan melibas semua orang kafir yang ada di sana (30.000 prajurit Romawi terbunuh dan 30.000 yang lain ditawan). Seseorang meriwayatkan bahwa panjangnya barisan tentara ini tidak putus dari istana khalifah hingga kota Amoria, karena besarnya pasukan. Setelah menduduki kota tersebut, khalifah memanggil sang pelapor untuk ditunjukkan dimana rumah wanita tersebut, saat berjumpa dengannya ia mengucapkan "Wahai saudariku, apakah aku telah memenuhi seruanmu atasku ?". Dan sang budak wanita inipun dibebaskan oleh khalifah serta orang romawi yang melecehkannya dijadikan budak bagi wanita tersebut.

Matematikawan muslim terbesar al-Kindi dipekerjakan oleh al-Mu'tasim, dan mengajari putra kholifah. al-Kindi telah bertugas di Baitul Hikmah, atau Rumah Kebijaksanaan. Ia melanjutkan belajar geometri dan aljabar Yunani di bawah naungan kholifah.

al-Mu'tasim Billah meninggal pada 842 dan digantikan putranya al-Watsiq.

Didahului oleh:
Al-Ma'mun
Khalifah Bani Abbasiyah
(833842)
Diteruskan oleh:
Al-Watsiq