Bahasa Hokkien

bahasa yang dituturkan di Asia Timur
Revisi sejak 21 Januari 2005 17.22 oleh Meursault2004 (bicara | kontrib) (Sedikit menambah artikel ini)

Bahasa Hokkian yang kita kenal sebenarnya adalah dialek Min Selatan yang merupakan bagian dari bahasa Han. Dialek ini terutama digunakan secara luas di propinsi Fujian (Hokkian), Taiwan (Taiwan), sebelah utara Guangdong (Kengtang) dan di Asia Tenggara di mana konsentrasi Tionghoa perantauan adalah mayoritas berasal dari propinsi Fujian.

Bahasa Hokkian ini sendiri terbagi atas banyak logat di antaranya logat Ciangciu (Zhangzhou), logat Cuanciu (Quanzhou) dan logat Emui (Xiamen, dulu Amoy). Bahasa Tiochiu (Chauzhou) adalah juga salah satu logat dalam bahasa Hokkian, namun karena penduduk Tiochiu tersebar di daerah Guangdong utara, maka bahasa Tiochiu kemudian mendapat pengaruh dari bahasa Kanton menjadi logat dalam bahasa Hokkian yang dekat dengan bahasa Kanton.

Di Indonesia sendiri, bahasa Hokkien umumnya dikenal sebagai bahasa ibu (mother tongue) komunitas Tionghoa di Medan, Pekanbaru, Palembang dan beberapa daerah lainnya.

Bahasa Hokkien dan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia banyak menyerap kata-kata dari bahasa-bahasa Tionghoa. Namun yang paling banyak diserap bukanlah berasal dari bahasa Mandarin namun dari bahasa Hokkien. Hal ini diketahui karena bahasa Hokkien memiliki ciri khas fonologis di mana fonem /f/ pada posisi awal dalam bahasa Mandarin padanannya adalah fonem /h/ dalam bahasa Hokkien.

Beberapa contoh kata-kata serapan dari bahasa Hokkien

Hokkien Medan

Hokkien Medan merupakan varian bahasa Hokkien (juga disebut Min Nan di Fujian, Tiongkok) yang digunakan di Medan, Indonesia. Varian Medan ini banyak menggunakan kata-kata pinjam dari bahasa Indonesia, misalnya mana, pasar. Bahasa ini biasanya hanya diucapkan saja sehingga tidak ada bentuk tulisan standarnya.

Bahasa Hokkien di Medan mempunyai kemiripan paling besar dengan yang di gunakan di Penang, Malaysia.

Lihat juga

Pranala Luar

minnan:Bân-lâm-gú