Abdul Hamid Khatib (lahir 24 Safar 1316 H – meninggal 18 Rabiulawal 1381 H) adalah seorang diplomat yang menjadi duta besar pertama Kerajaan Arab Saudi untuk Pakistan.[1] Ia dikenal pula sebagai penulis tafsir Alquran dan penyair.[2] Ia merupakan putra dari Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, seorang imam dan khatib di Masjidil Haram sekaligus mufti Mazhab Syafi'i.

Semasa hidupnya, Abdul Hamid menulis beberapa buku, yakni Tafsir Al-Khatib Al-Makki dan buku biografi ayahnya berjudul Ahmad Khatib Ba'its Nahdhah Islamiyah Taharruriyah fi Indunisiya.[3][4] Anaknya, Fuad Abdul Hamid Khatib, mengikuti jejaknya sebagai diplomat.

Karier

Lahir pada 13 Juli 1898, Abdul Hamid merupakan anak ketiga Ahmad Khatib. Dua anak Ahmad Khatib yang lebih tua yakni, Abdul Karim dan Abdul Malik Khatib.[5] Abdul Hamid belajar Alquran pertama kali kepada kepada ayahnya. Setelah itu, ia belajar kepada ulama-ulama di Masjidil Haram, seperti Muhammad Said bin Muhammad al-Yamani dan Umar bin Abi Bakr Bajunid. Ahmad Khatib Al-Minangkabawi dalam otobiografi yang selesai ditulisnya pada tahun 1334 H mencurahkan harapannya pada Abdul Hamid agar kelak menjadi "penerus" setelah dirinya wafat.[3]

Sebelum menjadi diplomat, ia pernah menjadi staf pengajar di Masjidil Haram dan anggota parlemen dari sekitar tahun 1936 sampai 1946. Ketika Indonesia merdeka, Raja Abdul Aziz menunjuknya untuk memimpin delegasi mewakili kerajaan pada upacara serah terima kekuasaan Belanda ke Indonesia.

Pada 1950, ia mengundurkan diri sebagai duta besar Kerajaan Arab Saudi untuk Pakistan setelah menderita penyakit jantung. Ia menghabiskan sisa umurnya di Al-Zabadani, salah satu desa di Damaskus, dan meninggal pada 29 Agustus 1961.

Keturunan

Karya

Abdul Hamid diketahui memiliki 14 karya tulis, baik yang telah tercetak maupun yang masih dalam bentuk manuskrip, di antaranya:

  1. Asma ar-Risālāt, risalah/karangan dari dirinya yang mengajak sesama Kaum Muslim untuk menolong agama Islam berikut para pemeluknya. Ia menganggap wajib perlunya bermanfaat kepada sesama Kaum Muslim apakah lewat jalan ilmu dan amal, berdasarkan asas prinsip pokok Islam. Buku ini kelak diterjemahkan oleh Bey Arifin, diterbitkan oleh Penerbit Bulan Bintang pada 1977.
  2. Ta'niyatul Khathīb fī Sīratil Mushthafal Habīb, kitab yang berisi madah atau puji-pujian kepada Rasulullah Muhammad SAW. Kitab ini terbagi atas tiga bagian: Matā Watsaqta Biqadrika, Matā 'Arafta Rabbaka, dan Matā Fahimta Haqīqata Nafsika. Di sini, ia juga menjelaskan pentingnya hasil di akhirat sangat bergantung pada amal seseorang selama di dunia.
  3. Tafsīr al-Khathīb al-Makkiyy, isinya tafsir Alquran dengan menitikberatkan ke makna secara kebahasaan, penekanan secara substansi, hukum, istinbath dalil, dan metode pemahaman setelah merujuk kepada tafsir-tafsir yang ma'ruf, atau terkenal di dalam dunia Islam. Kitab ini cuma sampai juz ke-13, karena penulisnya meninggal sebelum kitab ini selesai ditulis.
  4. Jauharud Dīn, kitab ini berisi hal-hal tentang Islam yang sahih, dakwah karena Allah, dan bertauhid kepada-Nya dengan penuh kemurnian.
  5. Al-Imām al-'Ādil yang berisi tentang sifat-sifat pemimpin yang adil, setelah menarik simpulan dari perjalanan hidup Khulafaur Rasyidin dalam tindak tanduk dan perjalanan mereka.
  6. Ahmad Khatib Ba'its Nahdhah Islamiyah Taharruriyah Fi Indunisiya, biografi Ahmad Khatib Al-Minangkabawi.

Rujukan

Daftar pustaka

  • Al-Minangkabawi, Ahmad Khatib (2016). Dari Minangkabau Untuk Dunia Islam. Yogyakarta: Gre Publishing. ISBN 9786027677326. 

Pranala luar