Kata majemuk

leksem yang terdiri lebih dari satu kata dasar (morfem bebas)
Revisi sejak 6 Desember 2018 10.48 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Pola khusus tersebut membedakannya dengan frasa atau gabungan kata--gabungan morfem yang bukan kata majemuk. Misalnya, dalam bahasa Indonesia, kamar mandi adalah kata majemuk, sedangkan baju hijau adalah frasa; dalam bahasa Inggris, blackbird adalah kata majemuk, sedangkan black bird adalah frasa.[1]

Kata majemuk dibentuk oleh proses pemajemukan atau komposisi yang merupakan proses morfologis, sedangkan frasa dibentuk oleh proses [[sint(1) ketaktersisipan yang berarti di antara unsur-unsur kompositum tidak dapat disisipi apa pun; (2) ketakterluasan yang berarti setiap unsur kompositum tidak dapat diimbuhkan kecuali sekaligus; serta (3) ketakterbalikan yang berarti unsur kompositum tidak dapat dipertukarkan.[2]

Karakteristik Kata Majemuk

Kata majemuk dalam bahasa Indonesia memiliki karakteristik[3]:

  • ketaktersisipan yang berarti di antara unsur-unsur kompositum tidak dapat disisipi apa pun;
  • ketakterluasan yang berarti setiap unsur kompositum tidak dapat diimbuhkan kecuali sekaligus
  • ketakterbalikan yang berarti unsur kompositum tidak dapat dipertukarkan.

Pada tahap awal,struktur kebahasaan terdapat aturan. Keberadaan aturan tersebut mendahului faktor pendukung dan struktur kalimat. Aturan pertama dimulai dengan membagi atau menjabarkan Kalimat menjadi sebuah Frase, yang menggunakan kata kerja sebagai dasarnya. faktor berikutnya bisa dijabarkan dengan aturan lain. Dalam aturannya, kalimat merupakan satu-satunya faktor yang menunjukkan suatu aturan dalam tata kebahasaan yang tidak akan menerangkan kalimat sebelumnya. Dalam struktur kebahasaan, kalimat ini disebut kalimat utama atau induk kalimat. Salah satu bagian dari aturan kebahasaan ini adalah kata-kata yang bersifat majemuk.

Jenis Kata Majemuk

Sebagai kata yang terdiri atas dua atau lebih morfem, kata majemuk memiliki satu inti yang menentukan makna semantik dan kelas kata dari kata tersebut, sementara itu, kata lainnya merupakan pewatas (modifier) dari inti kata majemuk. Terdapat beberapa jenis kata majemuk, yaitu:[4][5]

  1. Kata Majemuk Nominal, sebuah kata majemuk dengan jenis ini memiliki nominal atau kata benda sebagai inti dari kata itu, misalnya kata telur puyuh di mana inti dari kata itu adalah telur.
  2. Kata Majemuk Verbal, memiliki inti yang berkelas kata verbal atau kata kerja, misalnya membanting tulang dengan inti kata membanting.
  3. Kata Majemuk Ajektival, memiliki kata dengan kelas kata ajektif atau kata sifat sebagai intinya.

Catatan kaki

  1. ^ Kridalaksana, Harimurti (2008). Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 
  2. ^ Kridalaksana, Harimurti (2007). Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 
  3. ^ "Tata Bahasa: Kata Majemuk dalam Bahasa Indonesia"
  4. ^ Lieber, R. (2009).Introducing Morphology. New York: Cambridge University Press.
  5. ^ Chaer, A. (2008). Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "kbbi" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.