Kenyataan
Realitas atau kenyataan, dalam bahasa sehari-hari berarti "hal yang nyata; yang benar-benar ada".[1]
Dalam pengertiannya yang sempit dalam filsafat barat, ada tingkat-tingkat dalam sifat dan konsep tentang realitas. Tingkat-tingkat ini mencakup, dari yang paling subyektif hingga yang paling ketat: realitas fenomenologis, kebenaran, fakta, dan aksioma.
Realitas fenomenologis
Pada tingkat yang lebih luas dan lebih subyektif, pengalaman-pengalaman pribadi, rasa ingin tahu, pencarian, dan selektivitas terlibat dalam penafsiran pribadi tentang suatu kejadian membentuk realitas sebagaimana yang dilihat oleh satu dan hanya satu orang saja dan oleh karena itu disebut fenomenologis. Bentuk realitas ini mungkin umum bagi orang lain juga, pada kadang-kadang juga bisa menjadi sangat unik bagi diri sendiri sehingga tidak pernah dialami atau disetujui oleh orang lain. Banyak dari pengalaman yang dianggap spiritual seperti ini terjadi pada realitas tingkat ini. Dari perspektif fenomenologis, realitas adalah sesuatu yang secara fenomenal nyata sementara non-realitas dianggap tidak ada. Perserpsi idnividual dapat didasarkan pada kepribadian seorang idnividu, fokus, dan gaya atribusinya, sehingga membuat hanya dialah yang melihat apa yang ingin dilihat atau dipercayainya sebagai kebenaran.
Lihat pula
- Mutlak (filsafat)
- Demonstrasi
- Hiper-realitas
- Hidup sesungguhnya (realitas)
- Dunia nyata
- Realitas dalam Buddhisme
- Gereja Realitas - Agama yang berusaha mencari pemahaman tentang realitas dengan menggunakan metode ilmiah.
- Pergeseran realitas
- Realitas simulasi
- Realitas maya
- Tafsir sosial
- Solipsisme
References
- ^ Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, 2008