Faisal Yunus
Prof. dr. Faisal Yunus, Ph.D., Sp.P(K) (lahir di Batusangkar, Tanah Datar, Sumatera Barat, Indonesia, 8 Juli 1952; umur 66 tahun) adalah seorang ahli kesehatan dan pendidik Indonesia.[1] Faisal merupakan pakar di bidang kesehatan paru dan pernapasan dan merupakan salah satu guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) di Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (DPKR), bertempat di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta.[2][3] Faisal saat ini menjabat sebagai Ketua Kolegium Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Indonesia[4] dan perwakilan Indonesia dalam majelis internasional organisasi ahli penyakit asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang masing-masing dikenal sebagai Global Initiative for Asthma (GINA)[5] dan Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD)[6]. Selain itu Faisal sampai saat ini (2018) adalah Ketua ll Yayasan Asma Indonesia (YAI), Ketua Bidang Anggota Asia Pacific Society of Respirology (APSR)[7] dan Anggota Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Ikatan Dokter Indonesia (IDI)[8]. Faisal juga pernah menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Jurnal Respirologi Indonesia (JRI),[1] Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI),[9] dan Presiden Kongres ke-19 Asian Pacific Society of Respirology (APSR),[10] serta ketua kelompok kerja (pokja) Practical Approach to Lung Health (PAL) yang merupakan projek percontohan pertama di Indonesia yang diselenggarakan oleh World Health Organization dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia selama 5 tahun (2010-2015).
Prof. dr. Faisal Yunus Ph.D, Sp.P(K) | |
---|---|
Berkas:Faisalyunus-1.jpeg | |
Lahir | 8 Juli 1952 Batusangkar, Tanah Datar, Sumatera Barat, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Almamater | Universitas Indonesia Universitas Hiroshima |
Pekerjaan | Dokter spesialis paru Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bidang kesehatan paru dan pernapasan |
Suami/istri | 1 orang |
Anak | 3 orang |
Masa Muda dan Pendidikan
Masa Muda dan Pendidikan Dokter
Faisal merupakan anak ke-8 dari 9 bersaudara. Ia menghabiskan masa kecil di kota kelahirannya hingga menjelang tamat sekolah dasar. Faisal kemudian pindah ke Jakarta mengikuti kakak laki-laki tertua yang terlebih dahulu bekerja sebagai guru di Jakarta. Faisal meneruskan sekolah di Jakarta dan selepas lulus dari SMA Negeri 1 Jakarta kemudian berkuliah hingga meraih gelar dokter (S1) dari FKUI, Jakarta, pada tahun 1976.
Studi ke Jepang dan Permulaan Karier
Faisal segera melanjutkan studi ke Jepang setelah mendapatkan beasiswa dari pemerintah Jepang (Monbusho, kemudian berubah menjadi Mombugakusho) melalui kementerian pendidikan Jepang (MEXT) pada tahun 1977. Faisal pada mulanya belajar di Departemen Anak Universitas Okayama di Okayama. Faisal tidak bisa melanjutkan pendidikan doktor di departemen tersebut sehingga tahun 1979 ia pindah ke Hiroshima dan mengambil program doktor dalam bidang Faal Paru di Departemen Penyakit Dalam Universitas Hiroshima. Faisal berhasil meraih gelar doktor (Ph.D) pada bulan Maret 1983 dengan disertasinya tentang Nilai mouth occlusion pressure (P0,1) yang diamati pada subjek normal, pasien penyakit paru (bronkitis kronik, emfisema dan pneumokoniosis) dan pasien penyakit neuromuskular (Duchene muscular dystrophy). Faisal bergabung sebagai peserta dokter spesialis adaptasi di DPKR FKUI – Rumah Sakit Persahabatan Jakarta setelah menyelesaikan studinya di Jepang. Faisal kemudian bergabung sebagai staf pendidik di institusi yang sama pada tahun 1984 dan berkesempatan menjadi pegawai negeri sipil Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun 1987.[1]
Pengabdian sebagai Staf Pendidik di FKUI
Faisal memulai kariernya di DPKR FKUI sebagai staf muda dan terus beranjak hingga ia sempat menjabat sebagai Koordinator Penelitian (1992 – 1998), Ketua Divisi Paru Kerja (1993 – 1996), Supervisor Klinik Asma (1993 – 2012), Ketua Laboratorium Faal Paru (1993 – 2012), Ketua Divisi Asma dan PPOK (1996 – 2012) dan Ketua Program Studi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS)-1 (1998 – 2007). Faisal merupakan penulis yang produktif di tingkat nasional maupun internasional; karya Faisal hingga kini berupa 50 buah artikel sebagai peneliti utama, 154 artikel sebagai peneliti pendamping dan 5 buah buku sebagai editor.[11] Ketekunan Faisal membuahkan hasil dengan pengukuhannya sebagai guru besar di FKUI pada tahun 2004.[2]
Gelar guru besar ini tidak lantas membuat Faisal lengah untuk mengabdi di dunia pendidikan. Faisal berhasil mengantarkan kelulusan 67 orang peserta PPDS-1 DPKR sebagai pembimbing penelitian, tiga orang doktor sebagai promotor dan tujuh orang doktor sebagai ko-promotor di lingkungan FKUI.[12] Ia pun sempat menjabat sebagai Manajer Riset dan Pelayanan Masyarakat FKUI (2004 – 2008). Langkah Faisal lainnya untuk memajukan ilmu kedokteran khususnya pulmonologi dan kedokteran respirasi adalah dengan mengirimkan para peserta PPDS-1 DPKR untuk studi doktor di Jepang; kini delapan orang diantaranya telah kembali mengabdi dan mengembangkan keilmuan sebagai staf pendidik di lingkungan FKUI.[13]
Pengabdian Organisasi
Pengabdian Organisasi Tingkat Nasional
Faisal aktif di berbagai organisasi di tingkat nasional, baik dalam bidang pulmonologi dan kedokteran respirasi maupun bidang kedokteran secara umum. Faisal kini menjabat sebagai Ketua Kolegium Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Indonesia (sejak tahun 2014) yang bertanggungjawab dalam mendidik dan melatih dokter-dokter spesialis paru di Indonesia.[4] Pengabdian Faisal terhadap organisasi lainnya adalah sebagai Ketua Dua Yayasan Asma Indonesia (YAI) (sejak 2010) dan Ketua Dewan Asma Indonesia (DAI) (sejak 2011) yang memfokuskan pada penyakit asma di Indonesia.[14] Faisal juga pernah mengetuai pertemuan ilmiah pulmonologi dan kedokteran respirasi (PIPKRA) pertama dan kedua masing-masing pada tahun 2003 dan 2004.[15]
Faisal pernah berkiprah di bidang majalah kedokteran sebagai Pemimpin Redaksi JRI (1994 – 1999) dan anggota redaksi Majalah Kedokteran Indonesia (MKI) yang kini disebut Journal of the Indonesian Medical Association (JINMA). Kiprah Faisal di bidang organisasi profesi antara lain sebagai Ketua PDPI cabang Jakarta (2002 – 2005), anggota Seksi Ilmiah Ikatan Dokter Kesehatan Kerja (2005 – 2014), Ketua Umum PDPI (2005 – 2008 dan 2008 – 2011)[9] dan anggota MKEK Pengurus Besar IDI (PB IDI) (2015 – 2018).[8] Kepakaran Faisal di bidang penyakit paru dan pernapasan juga telah membawanya menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Medis (DPM) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) (sejak 2016), anggota penyusun Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) (sejak 2015)[16] dan anggota Tim Pemeriksa Kesehatan Calon Presiden pada tahun 1999 dan 2004.
Pengabdian Organisasi Tingkat Internasional
Kiprah Faisal di tingkat internasional mencakup skala Asia Pasifik dan global. Faisal aktif di skala Asia Pasifik sebagai anggota Executive Committee, Executive Member Representing the Council Members dan Membership Committee APSR (sejak 2008).[7] Salah satu prestasi Faisal di skala Asia Pasifik adalah menjabat sebagai presiden kongres ke-19 APSR di Bali, Indonesia.[10] Faisal juga aktif di skala global sebagai perwakilan Indonesia di GINA dan GOLD (sejak 2014).[5][6] Faisal pernah menjadi anggota perwakilan Indonesia untuk World Association of Bronchology and Interventional Pulmonology (WABIP).
Penghargaan
- Peserta 20 terbaik, Pelatihan Pra Jabatan Pegawai Universitas Indonesia (1997)
- Peringkat Ketiga, Dosen Terbaik Universitas Indonesia (tahun?)
- Djuned Pusponegoro Award, Majalah Kedokteran Indonesia: sebagai penulis terbaik sebanyak 7 kali, peneliti utama multi-center sebanyak 8 kali
Kehidupan Pribadi
Faisal telah menikah dengan seorang dokter dan telah dikaruniai tiga orang anak.[1] Ketiga anak Faisal juga merupakan dokter; satu orang berkonsentrasi dalam bidang teknik biomedis, satu orang merupakan dokter paru di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, Jakarta dan satu orang sedang menempuh pendidikan doktor di Universitas Hiroshima, tempat yang sama Faisal mendapatkan gelar doktor ketika muda. Faisal aktif sebagai dokter di Rumah Sakit Persahabatan, Pulogadung, Jakarta Timur dan beberapa tempat praktek di rumah sakit swasta di Jakarta.
Karya Ilmiah dan Penelitian
Buku[17]
- Peranan Pemeriksaan Faal Paru pada Penyakit Paru Obstruktif (1992)
- Diagnosa Penyakit Paru Kerja (1992)
- Diagnosa Tuberkulosis Paru (1992)
- Buku Ajar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (2017) ISBN 978-979-456-691-6
Penelitian Multi-center
Sebagai Koordinator Nasional
- INFLOW Study (COPD), koordinator nasional (2013)
- AUSTRI Study (Asthma), koordinator nasional (2013)
- SUMMTT Study (COPD), koordinator nasional (2011)
- SECURE Study (COPD), koordinator nasional (2011)
- SMART ASIA Study (Asthma), koordinator nasional (2010)
- AHEAD Study (Asthma), koordinator nasional (2007)
- STAY Study (Asthma), koordinator nasional (2002)
- STEAM Study (Asthma), koordinator nasional (2001)
- RELIEF Study (Asthma), koordinator nasional (1995)
Sebagai Peneliti Utama
- BIOMAS Study (COPD), peneliti utama (2013)
- REALISE Study (Asthma), peneliti (2013)
Sebagai Peneliti
- REALISE Study (Asthma), peneliti (2013)
- ACT Asia Study (asthma), peneliti (2011)
- MAESTRAL Study (COPD), peneliti (2009)
- AIRIAP II (Asthma), peneliti (2007)
- ESCORT Study (Asthma), peneliti (2005)
- START Study (asma), peneliti (1989)
Karya tulis ilmiah pilihan
- The correlation of age and body mass index with the level of both protease MMP3 and anti-protease TIMP-1 among Indonesian patients with chronic obstructive pulmonary disease: a preliminary findings. BMC Res Notes. 2018.[18]
- Pulmonary Diffusion Capacity for Carbon Monoxide (DLCO) in Indonesian Patients with End-stage Renal Disease. Maedica (Buchar). 2017.[19]
- Comparison of lung function values of trained divers in 1.5 ATA hyperbaric chamber after inhaling 100% oxygen and regular air: a crossover study. Adv Respir Med. 2017.[20]
- Depression in patients with stable chronic obstructive pulmonary disease: a cross-sectional study in the national center for respiratory diseases in Indonesia. Pneumologia. 2016.[21]
- Association of Tumor Necrosis Factor Alpha and Lymphotoxin Alpha Gene Polymorphisms with the Presence of Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Acta Med Indones. 2015.[22]
Referensi
- ^ a b c "Faisal Yunus,Peluang Kedokteran Paru". Tempo. 2009-08-12. Diakses tanggal 2018-11-02.
- ^ a b (2018) Staf Pendidik. Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI - RS Persahabatan Jakarta. Diakses tanggal 2018-11-02
- ^ "Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi - FKUI". fk.ui.ac.id. Diakses tanggal 2018-11-02.
- ^ a b "STRUKTUR PENGURUS – kolegiumpulmonologi.org". kolegiumpulmonologi.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-11-02.
- ^ a b "Committees - Global Initiative for Asthma - GINA". Global Initiative for Asthma - GINA (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-11-02.
- ^ a b "Committees - Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease - GOLD". Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease - GOLD (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-11-02.
- ^ a b "APSR Leadership". www.apsresp.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-11-02.
- ^ a b "Pengurus | MKEK PB IDI". mkekpbidi.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-11-02.
- ^ a b "PERHIMPUNAN DOKTER PARU INDONESIA -". klikpdpi.com. Diakses tanggal 2018-11-02.
- ^ a b "APSR2014 Organizing Committee". www.apsresp.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-11-02.
- ^ "Scopus preview - Scopus - Author details (Yunus, Faisal)". www.scopus.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-11-02. line feed character di
|title=
pada posisi 18 (bantuan) - ^ (2018) Publikasi Ilmiah. Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI - RS Persahabatan Jakarta. Diunduh tanggal 2018-11-02
- ^ (2018) Program Studi, PPDS dan Alumni. Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI - RS Persahabatan Jakarta. Diunduh 2018-11-02
- ^ One (4 Mei 2009). "Asma Tak Bisa Disembuhkan, Hanya Dikontrol". Kompas.com. Diakses tanggal 22 Maret 2014.
- ^ (2018) PIPKRA. Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI - RS Persahabatan Jakarta. Diunduh pada 2018-11-02
- ^ (2015) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.02.02/Menkes/141/2015 tentang Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diunduh pada 2018-11-02
- ^ "Prof. dr. Faisal Yunus Ph.D., Sp.P (K)" (PDF). Profil Guru Besar UI. Situs Resmi UI. Diakses tanggal 22 Maret 2014.
- ^ Mulyadi; Sunnati; Azhary, Mulkan; Yunus, Faisal; Nurwidya, Fariz (2018-08-02). "The correlation of age and body mass index with the level of both protease MMP3 and anti-protease TIMP-1 among Indonesian patients with chronic obstructive pulmonary disease: a preliminary findings". BMC Research Notes (dalam bahasa Inggris). 11 (1). doi:10.1186/s13104-018-3669-y. ISSN 1756-0500. PMC 6071396 . PMID 30071888.
- ^ BATUBARA, Taruli Loura; YUNUS, Faisal; RATNAWATI; YASSIR; NURWIDYA, Fariz (2017-12). "Pulmonary Diffusion Capacity for Carbon Monoxide (DLCO) in Indonesian Patients with End-stage Renal Disease". Mædica. 12 (4): 235–241. ISSN 1841-9038. PMC 5879593 . PMID 29610585.
- ^ Ilmi, Muhammad Irfan; Yunus, Faisal; Guritno, Muhammad; Damayanti, Triya; Samoedro, Erlang; Nazaruddin, Ahmad Muslim; Nurwidya, Fariz (2017). "Comparison of lung function values of trained divers in 1.5 ATA hyperbaric chamber after inhaling 100% oxygen and regular air: a crossover study". Advances in Respiratory Medicine (dalam bahasa Inggris). 85 (5): 233–238. doi:10.5603/ARM.a2017.0038. ISSN 2543-6031.
- ^ Rosrita, Nur Nina; Yunus, Faisal; Ginting, Tribowo Tuahta; Nurwidya, Fariz (2016-10). "Depression in patients with stable chronic obstructive pulmonary disease: a cross-sectional study in the national center for respiratory diseases in Indonesia". Pneumologia (Bucharest, Romania). 65 (4): 197–200. ISSN 2067-2993. PMID 29542901.
- ^ Tarigan, Amira P.; Syafiuddin, Tamsil; Yunus, Faisal; Suradi, null (2015-10). "Association of Tumor Necrosis Factor Alpha and Lymphotoxin Alpha Gene Polymorphisms with the Presence of Chronic Obstructive Pulmonary Disease". Acta Medica Indonesiana. 47 (4): 283–290. ISSN 0125-9326. PMID 26932696.