Bilangan iodin

Revisi sejak 21 Desember 2018 08.32 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Bilangan iodin (atau "bilangan penyerapan iodin" atau "indeks iodin") dalam ilmu kimia adalah massa iodin dalam gram yang terserap pada 100 gram suatu zat kimia pada kondisi pengujian yang digunakan. Bilangan iodin sering digunakan untuk menentukan jumlah ketidakjenuhan dalam asam lemak. Ketidakjenuhan tersebut berada dalam bentuk ikatan rangkap, yang akan bereaksi dengan senyawa iodin. Semakin tinggi bilangan iodin, semakin banyak pula ikatan C=C yang ada pada lemak tersebut.[1] Pada tabel (di bawah) dapat terlihat bahwa minyak kelapa sangat jenuh, sehingga sangat baik digunakan dalam pembuatan sabun. Di sisi lain, minyak biji rami sangat tidak jenuh, yang membuatnya minyak kering, sangat cocok digunakan dalam pembuatan cat minyak.

Tabel bilangan iodin

Lemak Bilangan iodin[1]
Minyak tung &&&&&&&&&&&&0163.&&&&&0163 – 173
Minyak biji anggur &&&&&&&&&&&&0124.&&&&&0124 – 143
Minyak kelapa sawit &&&&&&&&&&&&&044.&&&&&044 – 51
Minyak zaitun &&&&&&&&&&&&&080.&&&&&080 – 88
Minyak kelapa &&&&&&&&&&&&&&07.&&&&&07 – 12
Minyak biji kelapa sawit &&&&&&&&&&&&&016.&&&&&016 – 19
Mentega kakao &&&&&&&&&&&&&035.&&&&&035 – 40
Munyak jojoba &&&&&&&&&&&&&080.&&&&&080 ~80
Minyak biji poppy &&&&&&&&&&&&0133.&&&&&0133 ~133
Minyak biji kapas &&&&&&&&&&&&0100.&&&&&0100 – 117
Minyak jagung &&&&&&&&&&&&0109.&&&&&0109 – 133
Minyak bibit gandum[2] &&&&&&&&&&&&0115.&&&&&0115 – 134
Minyak bunga matahari &&&&&&&&&&&&0125.&&&&&0125 – 144
Minyak biji rami &&&&&&&&&&&&0136.&&&&&0136 – 178
Minyak kedelai &&&&&&&&&&&&0120.&&&&&0120 – 136
Minyak kacang &&&&&&&&&&&&&084.&&&&&084 – 106
Minyak dedak padi &&&&&&&&&&&&&095.&&&&&095 – 108
Minyak kenari[3] &&&&&&&&&&&&0120.&&&&&0120 – 140

Metodologi

Analisis bilangan iodin merupakan contoh iodometri. Suatu larutan iodin berwarna kuning/coklat. Ketika ini ditambahkan ke dalam larutan yang akan diuji, namun, setiap gugus kimia (biasanya dalam tes ini adalah ikatan rangkap C=C) yang bereaksi dengan Iodium secara efektif mengurangi kekuatan, atau besarnya warna (dengan mengambil Iodium dari larutan). Dengan demikian jumlah iodium yang diperlukan untuk membuat larutan tetap mempertahankan karakteristik warna kuning/coklat dapat secara efektif digunakan untuk menentukan jumlah gugus sensitif iodium yang terdapat dalam larutan.

Reaksi kimia yang terkait dengan metode analisis ini melibatkan pembentukan diiodo alkana (R dan R' melambangkan alkil atau gugus organik lainnya):

 

Alkana prekursor (RCH=CHR') tidak berwarna dan begitu pula produk organoiodin (RCHI-CHIR').

Dalam prosedur khusus, asam lemak diberi perlakuan dengan dengan larutan Hanuš atau Wijs berlebih, yang, berturut-berturut, merupaka larutan iodin monobromida (IBr) dan iodin monoklorida (ICl) dalam asam asetat glasial. Iodium monobromida (atau monoklorida) yang tak bereaksi kemudian dibiarkan bereaksi dengan kalium iodida, mengubahnya menjadi iodium, yang konsentrasinya dapat ditentukan dengan titrasi dengan natrium tiosulfat.[4][5]

Metode penentuan bilangan iodin

Iodin Huebl

Hüebl memperkenalkan bilangan iodin yang mentitrasi lemak dalam keberadaan merkuri klorida dengan iodium, namun dengan pereaksi yang sebenarnya (mungkin iodium klorida) yang dibentuk secara in situ dari merkuri klorida dan iodium.

Bilangan iodin Wijs

Adisi iodin klorida dan titrasi kembali dengan natrium dengan DIN 53241-1:1995-05.

Iodin oleh H. P. Kaufmann

(Brominasi ikatan rangkap dalam gelap, mereduksi bromin berlebih dengan iodid, titrasi kembali iodin dengan tiosulfat)

Lemak dicampurkan dengan bromin berlebih. Bromin ini mengadisi ikatan rangkap pada lemak tak jenuh. Reaksi ini harus dilakukan dalam gelap, karena pembentukan radikal bromin didorong oleh adanya cahaya. Hal ini akan menyebabkan reaksi samping yang tidak diinginkan, dan dengan demikian nilai hasil konsumsi bromin menjadi tidak tepat.

 

Kemudian bromin yang tidak digunakan direduksi menjadi bromida oleh iodida.

 

Sekarang, jumlah iodin yang terbentuk ditentukan melalui titrasi dengan larutan natrium tiosulfat.

 

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b Thomas, Alfred (2002). "Fats and Fatty Oils". Ullmann's Encyclopedia of Industrial Chemistry. Weinheim: Wiley-VCH. doi:10.1002/14356007.a10_173. 
  2. ^ http://online.personalcarecouncil.org/ctfa-static/online/lists/cir-pdfs/pr248.pdf
  3. ^ http://thesoapdish.com/oil-properties-chart.htm
  4. ^ Firestone D (Mei–Juni 1994). "Determination of the iodine value of oils and fats: summary of collaborative study". J AOAC Int. 77 (3): 674–6. PMID 8012219. 
  5. ^ Obtaining the Iodine Value of Various Oils via Bromination with Pyridinium Tribromide Michael Simurdiak, Olushola Olukoga, and Kirk Hedberg Journal of Chemical Education Article ASAP doi:10.1021/acs.jchemed.5b00283