Hubungan Indonesia dengan Rusia

artikel daftar Wikimedia
Revisi sejak 24 Desember 2018 02.53 oleh Argo Carpathians (bicara | kontrib) (Membatalkan suntingan berniat baik oleh Victor pogadaev (bicara): Tanpa sumber. (Twinkle ⛔))

Hubungan Indonesia–Rusia (bahasa Rusia: Российско-индонезийские отношения) mengacu kepada hubungan luar negeri bilateral antara Indonesia dan Rusia. Rusia memiliki kedutaan besar di Jakarta, dan Indonesia memiliki kedutaan besar di Moskow serta konsulat jenderal di Saint Petersburg. Kedua negara adalah anggota APEC dan G-20.

Hubungan Indonesia–Rusia
Peta memperlihatkan lokasiIndonesia and Russia

Indonesia

Rusia
Mantan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono bersama Presiden Rusia Vladimir Putin pada 6 September 2007.

Menurut jajak pendapat BBC World Service 2014, 29% orang Indonesia memandang positif pengaruh Rusia, dengan 49% memandang negatif.[1]

Latar belakang

Uni Soviet membuka hubungan diplomatik dengan Indonesia pada 3 Februari 1950. Pada masa-masa awal Perang Dingin, kedua negara memiliki hubungan yang kuat, di mana Presiden Indonesia Sukarno mengunjungi Moskow dan pemimpin Soviet Nikita Khrushchev juga mengunjungi Jakarta. Setelah Sukarno dilengserkan oleh Jenderal Suharto, hubungan antara kedua negara tidak seerat ketika Sukarno berkuasa, sangat mungkin disebabkan oleh kebijakan anti-komunisme oleh Suharto, setelah Gerakan 30 September 1965. Meskipun demikian, tidak seperti hubungan dengan Tiongkok ketika Suharto berkuasa, hubungan diplomatik dengan Rusia tidak diputuskan dan tetap berlangsung.

Setelah keruntuhan Uni Soviet pada 1991 dan juga keruntuhan dunia komunisme, hubungan erat antara kedua negara terlihat semakin baik pada pertengahan 1990-an.

Situasi terkini

Berkas:Russian Embassy in Indonesia (Kuningan, South Jakarta).jpg
Kedutaan Besar Rusia, Jakarta

Pada akhir 2007, Indonesia membeli persenjataan militer dari Rusia dengan pembayaran jangka panjang. Maskapai penerbangan Indonesia juga mempertimbangkan untuk membeli Sukhoi Superjet 100 dari Rusia tetapi kecelakaan ujicoba pada 2012 telah menyebabkan penangguhan pembelian. Pihak Indonesia menyatakan analisa perekaman data penerbangan yang diselamatkan dari lokasi kecelakaan dapat memakan waktu sampai setahun lamanya.[2] Sekarang ini, kedua negara adalah anggota G-20 dan APEC.

Kerjasama militer

Rusia termasuk pemasok utama persenjataan untuk Indonesia. Ekspor persenjataan Rusia ke Indonesia di antaranya adalah Sukhoi Su-30, Sukhoi Su-27, Mil Mi-35, BMP-3, Mil Mi-17, dan Pantsir-S1.

Lihat juga

Referensi

Pranala luar

Templat:Foreign relations of Russia