Dhab
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Subfamili:
Genus:
Spesies:
U. aegyptia
Nama binomial
Uromastyx aegyptia
(Forskal, 1775)
Sinonim

Uromastix spinipes
Uromastix leptieni

Dhab (Uromastyx aegyptia) adalah sejenis biawak yang merupakan jenis terbesar dari genus Uromastyx. Dhab ersebar di daerah gurun di di Mesir, Libya dan seluruh daerah Timur Tengah. Akan tetapi, populasinya menurun karena sebagian habitatnya sudah menjadi perkotaan dan pemukiman. Nama hewan ini dalam bahasa Inggris adalah Egyptian Mastigure atau Egyptian dab lizard atau Egyptian spiny-tailed lizard.[1][2]

Pengenalan

Kadal ini memiliki tubuh dengan bentuk mirip biawak air. Kulitnya tebal dan berwarna cokelat pasir. Ekornya tebal dan dihiasi oleh benjolan-benjolan keras. Benjolan-benjolan tersebut mungkin digunakan untuk mempertahankan diri ketika diserang. Kadal ini sering diburu oleh Arab Badui yang menginginkan kulitnya untuk dijadikan kerajinan, sementara dagingnya dimakan sebagai salah satu alternatif sumber protein dan mereka mengetahui cara untuk menyembelihnya.[3]

Dhab dalam pandangan Islam

Menurut pendapat beberapa ulama Islam, dhab halal dimakan[nb 1][nb 2][nb 3][4] dan dikatakan merupakan sejenis obat perangsang tenaga batin tradisional.[5]

Kehidupan seekor dhab

Dhab tergolong dalam keluarga kadal dan termasuk hewan herbivora. Ia menghabiskan banyak waktunya dalam lubang yang digalinya untuk menyembunyikan dirinya atau dicelah batuan yang aman untuk berlindung. Panjang seekor dhab lebih kurang 14 inci sampai dengan 36 inci.

Sebagai sejenis biawak, dhab merupakan hewan reptilia yang berdarah dingin, dan berkembang biak dengan cara bertelur, dan mempunyai kulit bersisik tebal. Mereka hidup di daerah kering dan berbatu.[1] Ia mampu bertahan dengan lingkungan habitatnya yang panas dan kering tanpa meminum air.

Catatan

  1. ^ Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata: Nabi saw. pernah ditanya tentang dhab dan Nabi menjawab: Aku tidak suka memakannya, tetapi aku tidak mengharamkannya. (Shahih Muslim No.3598)
  2. ^ Hadis riwayat Khalid bin Walid ra.: Bahwa ia bersama Rasulullah saw. mendatangi rumah Maimunah, isteri Nabi ra. yang juga masih termasuk bibinya dan juga bibi Ibnu Abbas. Di rumahnya, ia (Khalid) mendapatkan daging dhab yang dipanggang, oleh-oleh dari saudara Maimunah, Hufaidah binti Harits dari Najed. Daging itu kemudian dihidangkan kepada Rasulullah saw. karena tidak diberitahu, maka Rasulullah saw. lalu mengulurkan tangannya hendak memakannya. Pada saat itulah seorang wanita yang kebetulan sedang berada di rumah Maimunah berkata: Beritahu Rasulullah saw. apa yang kalian suguhkan kepada ia itu. Mereka lalu mengatakan: Itu daging dhab, wahai Rasulullah! Seketika itu Rasulullah saw. menarik kembali tangannya. Kemudian Khalid bin Walid bertanya: Apakah dhab itu haram, wahai Rasulullah saw.? Rasulullah saw. menjawab: Tidak, akan tetapi di daerah kaumku, daging itu tidak ada dan aku tidak suka memakannya. Khalid berkata: Lalu aku mengambil dan memakannya, sedangkan Rasulullah saw. melihat dan tidak melarangku. (Shahih Muslim No.3603)
  3. ^ Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata: Bibiku, Ummu Hufaid memberikan hadiah kepada Rasulullah saw. berupa minyak samin, keju dan daging dhab. Minyak samin dan kejunya dimakan dan daging Dhab-nya dibiarkan karena ia merasa jijik. Daging itu pernah dihidangkan di meja makan Rasulullah saw. Kalau seandainya daging itu haram, maka daging itu tidak akan dihidangkan di meja makan Rasulullah saw. (Shahih Muslim No.3604)

Referensi

  1. ^ a b (Inggris) "Uromastyx aegyptia FORSKAL, 1775". Reptiles Database. J. Craig Venter Institute. Diakses tanggal 2009-01-25. 
  2. ^ (Inggris) Egyptian spiny-tailed lizard (Uromastyx aegyptia) - ARKive, diakses pada 10 September 2011.
  3. ^ (Arab) نهاية ضب شجاع, diakses pada 10 September 2011.
  4. ^ (Arab) سنن ابن ماجه - كِتَاب الصَّيْدِ, diakses pada 10 September 2011.
  5. ^ (Melayu) Beriani Dhab yg enak lagi berkhasiat..

Pranala luar