Stapler
Stapler, pengokot, cekrekan atau jegrekan[1] adalah alat untuk menyatukan sejumlah kertas dengan cara memasukkan staples berbentuk huruf "U" yang terlipat di bagian bawah kertas bila panjang kedua ujung melebihi tebal kertas.
Di Indonesia, stapler bisa dijumpai di mana-mana, di kantor, sekolah, kios fotokopi, rumah tangga, hingga di rumah makan dan penjual makanan. Stapler begitu populer hingga memiliki banyak nama tidak resmi yang berasal dari suara yang dikeluarkan alat ini, seperti: jekrekan, jepretan, atau cekrekan. Stapler sering digunakan di Indonesia untuk membungkus makanan. Plastik dilipat agar isi tidak keluar dan diselesaikan dengan jepitan stapler.
Ukuran
Stapler terdiri dari beberapa ukuran yang menggunakan staples yang berbeda-beda:
- Ukuran kecil, memakai isi ukuran No.10 (standar JIS) atau No.23 (standar Eropa-Amerika), bisa menjilid kertas fotokopi hingga 20 lembar.
- Ukuran sedang, memakai isi ukuran No.3 atau No.35, menjilid kertas fotokopi 30 hingga 75 lembar bergantung pada panjang kokot atau tangkai.
- Ukuran besar, memakai isi ukuran No.1 atau No.12, bisa menjilid kertas fotokopi dari 50 hingga sekitar 250 lembar bergantung pada panjang kokot. Tidak bisa digunakan untuk menjilid kertas dalam jumlah sedikit, karena bagian kokot yang keluar dari kertas terlalu panjang.
Stapler zaman kuno
Stapler pertama menurut catatan tertulis berasal dari abad ke-18 di Perancis. Menurut legenda, mesin stapler yang dioperasikan dengan tangan sudah dibuat untuk Raja Louis XIV dari Perancis pada tahun 1700-an. Setiap mesin stapler diberi lambang kerajaan.[2]Pemakaian kertas semakin meluas pada abad ke-19 membutuhkan alat penjilid kertas yang lebih praktis.[3] Seorang penemu bernama Samuel Slocum memperoleh paten untuk alat penjilid kertas modern pada tanggal 30 September 1841. Berdasarkan gambar paten dan penjelasannya, alat ini belum bisa disebut stapler. Alat ciptaan Slocum hanya menyatukan kertas dengan semacam paku supaya lebih mudah dikemas dalam jumlah banyak. Penciptanya memang mengabdikan seumur hidupnya untuk menjual paku sambil menyempurnakan desain paku. Alat diciptakan semata-mata untuk memasarkan paku yang diproduksinya.
Pada tanggal 7 Agustus 1866, alat bernama Novelty Paper Fastener dipatenkan oleh perusahaan bernama Patent Novelty Mfg Co. Alat ini hanya dapat diisi dengan satu staples, bisa digunakan untuk menjilid kertas, buku, hingga memaku karpet, mebel, atau kotak. Staples dibuat dalam berbagai ukuran, 3/16 inci, 1/4 inci, 3/8 inci, dan 1/2 inci.
Pada tanggal 24 Juli 1866, George W. McGill memperoleh U.S. Patent No. 56,587 untuk prototipe stapler modern berupa penyatu kertas dari kuningan yang bisa dibengkokkan. Pada tahun berikutnya pada tanggal 13 Agustus 1867, George W. McGill kembali menerima U.S. Patent No. 67,665 untuk alat tekan yang bisa memasukkan staples ke dalam kertas. Alat ini ikut dipamerkan di Centennial Exhibition tahun 1867 yang diselenggarakan di Philadelphia. McGill terus bekerja menyempurnakan berbagai alat stapler dan isinya hingga tahun 1880-an. Pada tanggal 18 Februari 1879, hak paten No. 212,316 diterima McGill dari kantor paten Amerika Serikat untuk alat tekan memasukkan staples yang disebut McGill Single-Stroke Staple Press. Alat ini beratnya 1,1 kilogram dan bisa diisi dengan satu staples ukuran 1/2 inci untuk satu kali pengisian. Staples bisa menembus beberapa lembar kertas sekaligus.
Beberapa alat untuk menjilid atau mengikat kertas sebenarnya tidak menggunakan klip, paku, kokot, atau staples. Kertas dilubangi dan dilipat sehingga sejumlah kertas bisa dijilid sekaligus. Sebagian di antaranya bahkan sudah mendapat hak paten, termasuk alat yang disebut Clipless Stand Machine. Alat ini dibuat di Newton, Iowa dan dijual antara tahun 1880-an hingga tahun 1920-an. Kertas dilubangi membentuk bagian kertas seperti lidah yang bisa dilipat di bagian belakang kertas. Cara kerja yang sama juga digunakan alat yang disebut Bump's New Model Paper Fastener.
Metode stapler
Stapler permanen
Cara ini merupakan cara kerja yang paling sering digunakan. Bahan yang ingin dijilid disatukan dengan staples. Tekanan dari lengan bagian atas stapler melipat ujung staples yang melebihi tebal kertas. Staples yang mengunci di bagian belakang kertas bisa berbentuk standar atau datar sesuai dengan pola yang ada di lengan bagian bawah stapler. Pola standar membuat staples yang terlipat di bagian belakang kertas menjadi agak melengkung. Sedangkan pola datar membuat staples terlipat dengan rata, sehingga tumpukan kertas yang sudah dijilid bisa terlihat lebih rapi.
Pembuka staples adalah alat sederhana yang digunakan untuk membuka staples yang tertanam di dalam kertas. Alat ini berbentuk seperti kait ganda yang menarik bagian staples yang terlipat dan meluruskannya.
Stapler pemaku
Stapler bisa digunakan memaku poster atau kertas tebal di dinding atau papan pengumuman. Stapler jenis ini sering disebut Tacker. Sebagian stapler kantor memiliki lengan bagian bawah yang bisa dilipat keluar, sehingga lengan stapler bagian atas bisa dipakai untuk memaku. Pekerja konstruksi menggunakan stapler khusus yang disebut pistol staples (staple gun) untuk memaku permadani, kayu lapis, dan sebagainya.
Stapler penjilid majalah
Stapler penjilid majalah mempunyai lengan bagian bawah yang tetap dan lengan bagian atas yang bisa digeser-geserkan. Lembaran kertas yang hendak dijilid menjadi majalah atau brosur harus dijilid di lipatan bagian tengah yang tidak bisa dicapai stapler biasa.
Stapler listrik
Stapler berdaya listrik sering digunakan di kantor yang berhubungan dengan penjilidan, penerbitan, dan pengemasan. Penjilidan kertas bisa dilakukan secara cepat dan akurat dengan stapler otomatis. Mesin fotokopi model mutakhir yang dilengkapi penjilid otomatis bisa mengeluarkan salinan yang sudah dijilid dengan stapler secara otomatis.
Rujukan
- ^ "What is the most interesting word in Bahasa Indonesia that few people know?". Diakses tanggal 21-10-2017.
- ^ "The History of the Stapler". Diakses tanggal 2006-03-10.
- ^ "Antique Staplers & Other Paper Fasteners". Diakses tanggal 2006-03-10.