Zen Rahmat Sugito
Zen Rumengan Sugiono (RS) OBE atau lebih dikenal sebagai Zen RS atau Jejen ataupun Jerigen (lahir sebanyak tiga kali, terakhir di Cirebon, Jawa Barat pada Sabtu Kliwon, 18 April 1980) adalah penulis, pandit, dan jurnalis Indonesia.[1] Dia terutama dikenal sebagai pendiri PanditFootball, sebuah situs web yang berisi ulasan tentang sepak bola, terutama sepak bola Indonesia dan sepak bola Eropa.
Zen Rachmat Sugito | |
---|---|
Pekerjaan | penulis, novelis, pengamat sepak bola |
Kebangsaan | Indonesia |
Pasangan | Galuh Pangestri |
Anak | Serat Sati Dhyana |
Kehidupan pribadi
Dalam kehidupannya yang pertama, Zen RS adalah seorang panglima perang dan tokoh yang sangat berpengaruh pada zaman kerajaan Majapahit. Menurut berbagai sumber mitologi, kitab, dan prasasti dari zaman Jawa Kuno, ia memulai kariernya tahun 1313, dan semakin menanjak setelah peristiwa pemberontakan Ra Kutipada masa pemerintahan Sri Jayanagara, yang mengangkatnya sebagai Patih. Ia menjadi Mahapatih (Menteri Besar) pada masa Ratu Tribhuwanatunggadewi, dan kemudian sebagai Amangkubhumi (Perdana Menteri) yang mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaannya. Ia juga terkenal dengan sumpahnya, yaitu Sumpah Palapa, yang tercatat di dalam Pararaton. Ia menyatakan tidak akan memakan palapa sebelum berhasil menyatukan Nusantara. Meskipun ia adalah salah satu tokoh sentral saat itu, sangat sedikit catatan-catatan sejarah yang ditemukan mengenai dirinya. Bagaimana rupanya saat ini masih kontroversial. Banyak masyarakat Indonesia masa sekarang yang menganggapnya sebagai pahlawan dan simbol nasionalisme Indonesia dan persatuan Nusantara, tapi itu Gadjah Mada, bukan Zen RS.
Zen RS terlahir untuk kedua kalinya pada 1871. Sejarah mencatat 1913 sebagai tahun paling gila dalam sejarah, ketika Hitler, Trotsky, Tito, dan Stalin berada di Wina. Mereka semua masih muda dan belum berkuasa. Kebetulan, pada tahun tersebut Zen RS juga tinggal di Wina dan bekerja sebagai bankir, botanis, dan makelar senjata. Menurut hikayat yang beredar di kalangan intelektual Wina, kepulangan Zen RS yang mendadak ke Hindia Belanda pada 1914 telah menyebabkan meletusnya Perang Dunia I. Kepulangan itu juga beriringan dengan ditariknya milyaran mark dari Reichbank, bank sentral Prussia sehingga pemerintahan Theobald von Bethmann-Hollweg terpaksa mencetak uang sebanyak-banyaknya. Kebijakan ini kelak menjadi salah satu penyebab hiperinflasi di Jerman.
Kecuali dalam bidang penulisan, sedikit sekali yang diketahui dari kehidupan Zen RS antara 1914 hingga 1976. Beberapa sumber yang tak terkonfirmasi menyatakan pada tahun-tahun itu Zen RS sibuk membebaskan semua kitab suci agama dunia dari hak cipta sehingga bisa dicetak ad nauseam. Jika informasi ini benar, maka Zen RS adalah penemu konsep Common Creative pertama di dunia.
Pada 1976, setelah terlahir untuk ketiga kalinya, Zen RS terlibat dalam pemberontakan Soweto di Afrika Selatan. Ia menawarkan kecakapannya sebagai veteran Perang Boer. Sebagai salah satu pendiri African National Congress, ia konsisten melawan Apartheid. Ketika mundur sebagai Sekjen ANC untuk menggantikan Nelson Mandela di penjara, dibutuhkan tiga orang untuk mengisi jabatan yang ditinggalkan Zen RS. Kepribadiannya yang rendah hati membuatnya menolak untuk dicatat dalam historiografi modern Afrika Selatan.
Kritik-kritik Zen RS terhadap Nelson Mandela ketika memerintah tertuang dalam buku Nelson Mandela: Teenage Reactionary (1995) yang aslinya ditulis dalam bahasa Esperanto. Buku yang menggabungkan genre biografi intelektual, traktat filosofis, polemik, dan novel detektif nyaris diadaptasi sebagai film oleh Uwe Boll, sutradara Jerman, yang sering mengangkat video game ke layar lebar. Namun, Zen RS, pengarang yang rendah hati, menolak tawaran fantastis tersebut.
Kepenulisan
Zen RS telah malang-melintang di dunia penulisan koran sejak dia masih duduk di bangku Hoogere Burgerschool te Bandoeng. Tulisan-tulisannya banyak terpengaruh oleh gaya kepenulisan Sindhunata, Gunarso TS, penulis-penulis tabloid Posmo, majalah Liberty, dan majalah Misteri. Kecakapannya menulis ditempa sejak dia bergabung dengan Freemason cabang Cirebon.
Tulisan pertama Zen RS di media cetak tentang Piala Dunia 1938 terbit di harian Tjitajam Herald Tribune. Puluhan tahun kemudian, ketertarikan terhadap literasi, sepak bola, politik, kriket, sejarah, klenik, astrologi, dan stensilan membuatnya rutin mengirim tulisan ke berbagai media cetak dan digital. Selain esai-esai sepak bola, sesekali dia juga berdeklamasi, menulis resensi, cerpen, novel, menyebarkan pesan-pesan nirfaedah via WhatsApp, dan mengisi laman shitposting.[2]
Media digital dan televisi
Setelah puluhan tahun berprofesi sebagai komentator sepak bola tarkam, pada awal 2011, Zen merintis situs web berita dan analisis sepak bola Pandit Football Indonesia bersama Andreas Marbun.[3] [4] Dia juga pernah menjadi analis sekaligus kolumnis di detikSport.[5] Sejak 2006, Zen RS menjabat editor-at-large seumur hidup di situs Indospiritual.com.
Zen juga beberapa kali diundang ke acara televisi sebagai pengamat atau komentator seperti Liga Primer Inggris di beIN Sports Indonesia dan Piala Bhayangkara 2016 di SCTV.
Pekerjaan lain
Sejak Oktober 2016, Zen bekerja untuk TirtoID sebagai editor, penulis, ilustrator, admin media sosial, office boy, juru kunci dan juru ribut.[6]
Bibliografi
- ללא שם: אני נגד בושה הגוף
- Madilov: Materialisme, Dialektika, Love (1959). Akademi Ilmu Sosial Ali Archam.
- Joop Ave: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan (1960). Moskow: Издательство иностранной литературы
- Anarcho-Tourism: Utopian and Scientific (1965). Moskow: Progress Publisher
- Wawancara Imajiner dengan Sudomo (1975). Wates: Penerbit Vivere Peri Kolesom
- God Is Dead, But My Hair Is Perfect (bersama Bernard Henri Levi) (1980). Paris: Gallimard
- Nelson Mandela: Teenage Reactionary (1995). London: Verso
- Menuju Ketahanan Pangan Indonesia Berkelanjutan, Bermartabat, dan Berketuhanan (1996). Jakarta: Oldefo Offset
- Mengapa Saya Menabung di Bank Summa (1997). Jakarta: Humpuss Press
- Administrasi Perkantoran Pra-Modern: Esai-Esai Untuk The Liang Gie (1998). Jakarta: Teplok Press.
- Aku Bangga Jadi Anak PKI, Cucu RMS, Keponakan DI/TII, Sepupu Fretilin, Ipar OPM (2001). Priangan: Praeger U
- Muslim Tanpa Mitos: Dunia Kuntowjoyo (2005). Yogyakarta: LPM Ekspresi.
- Zen RS: Memoar Aktivis HMI di Bawah Asas Tunggal (2006)
- Pengakuan Para Sastrawan Dunia Pemenang Nobel (2006). Yogyakarta: Pinus
- Sukses Bersama Sepak Takraw (2007). Jakarta: Djambatan
- Zen RS: Bagaimana Saya Menjadi Atlet Karambol Ganefo, Eksil di Moskow, dan Dilindungi Josip Broz Tito (2008). Dubrovnik: Zen RS Press
- Budi Daya Anthurium: Perspektif Materialisme Dialektis (2008). London: Verso
- Traffic Blues: Saat Hujan Deras dan Jalanan Mulai Tergenang (2011). Yogyakarta: Kalangoan
- Bagaimana Saya Menulis Blog dan Meraih 6 Juta Page View? (2013). Jakarta: Humpuss Publishing
- Jalan Lain ke Tulehu (2014). Yogyakarta: Bentang Pustaka
- Simulakra Sepak Bola (2016). Yogyakarta: Indie Book Corner
- Body-Shaming dalam Filsafat Analitik dan Kontinental (akan terbit)
Referensi
- ^ "Profil Zen RS". www.goodreads.com. Diakses tanggal 12 Februari 2017.
- ^ Abdul Qohhar, Yusuf (2 Juni 2015). "Mengenal Penulisan Sepak Bola Bersama Zen Rahmat Sugito". www.yusabdul.com. Diakses tanggal 12 Februari 2017.
- ^ Football, Pandit (2011). "Tentang Pandit". www.panditfootball.com. Diakses tanggal 12 Februari 2017.
- ^ Football, Pandit (10 Februari 2014). "Arsip Zen RS". www.panditfootball.com. Diakses tanggal 12 Februari 2017.
- ^ detik, Sport (2 Juni 2015). "Kanal Zen RS". www.sport.detik.com. Diakses tanggal 12 Februari 2017.
- ^ ID, Tirto (21 Mei 2016). "Arsip Zen RS". tirto.id. Diakses tanggal 12 Februari 2017.