Kadet Soewoko

Revisi sejak 2 Februari 2019 04.27 oleh Bidincumi (bicara | kontrib) (Referensi: kadet soewoko pahlawan lamongan)

Kadet Soewoko (3 Oktober 1928 – 9 Maret 1949), lebih dikenal rakyat dengan sapaan akrab sebagai Soewoko, adalah pahlawan asal Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Soewoko dikenal karena peranannya yang menginspirasi kaum muda, khususnya, dan membangkitkan semangat rakyat setempat untuk melawan kembalinya penjajah Belanda[1]. Perjuangan Soewoko berakhir dengan pertempuran yang sengit melawan tentara Belanda di wilayah Desa Gumantuk, Kecamatan Sekaran, Lamongan, Jawa Timur. Berdasarkan aksi heroik dan perjuangannya, Soewoko dijadikan sebagai ikon Kabupaten Lamongan.[2][3][4].

Masa Perang

Kisah nyata heroik perjuangan Kadet Soewoko tersebut terjadi pada Minggu, 9 Maret 1949 menjelang siang. Ketika itu, Soewoko mendapat laporan penduduk kalau ada truk tentara Belanda yang mengangkut 12 tentara Belanda terperosok di parit wilayah Desa Parengan, Kecamatan Maduran. Ada Anggota regu ada 8 orang tapi hanya memiliki 7 pucuk senjata yang itupun peninggalan Jepang, Dengan bekal persenjataan seadanya itu, regu Kadet Soewoko tetap bersepakat akan menyerang tentara Belanda dan meninggalkan 1 anggota, yaitu Soemarto, karena kurangnya senjata, dengan menggunakan perahu dan lantas merayap ke lokasi pasukan Belanda tersebut, Mereka sepakat akan menyerang dengan tembakan salvo kalau sudah sampai jarak tembak yang tepat[5][6].

Mendekati sasaran tembak, tiba-tiba datang truk berisi penuh serdadu Belanda untuk membantu truk yang terperosok parit itu sehingga kekuatan Belanda menjadi berlipat sekitar 37 orang.

Meski kekuatan lawan berlipat dan pasukan regu Soewoko terkepung tetapi mereka tidak gentar dan tetap melakukan serangan gencar.Beberapa serdadu Belanda langsung terjungkal ditembak regu Soewoko tapi mereka terdesak dan berencana mundur tapi tidak bisa dilakukan, karena diam-diam sebagian tentara Belanda mengepung Soewoko memutuskan menerobos kepungan musuh menuju Desa Gumantuk Kecamatan Sekaran, 2 orang anggota regu berhasil menerobos kepungan musuh, tapi nahas bagi Soewoko yang tertembak kedua bahunya dan tertangkap. Meski tertembak, Soewoko tetap melakukan perlawanan hingga akhirnya meninggal dunia karena ditusuk dan ditembak oleh pasukan Belanda.

Gelar Pahlawan

Jenazah Soewoko kemudian dimakamkan oleh warga setempat di desa Gumantuk, Sekaran Lamongan. Kini, jenazah Kadet Soewoko bersama tiga temannya sudah dipindah ke taman makam pahlawan Kusuma Bangsa Lamongan. Kisah heroik Kadet Soewoko tersebut kemudian diabadikan dengan dibangunnya patung Kadet Soewoko pada 1975 dan kata-katanya terakhir juga dipahatkan di patung tersebut. Selain diabadikan menjadi monumen di pintu masuk Lamongan, nama Kadet Soewoko juga diabadikan menjadi nama salah satu jalan di kota Lamongan. Untuk mengenang semangat kepahlawanan kadet Soewoko, tiap tahun di Lamongan juga digelar napak tilas perjalanan kadet soewoko dari Desa Gumantuk ke Patung Kadet Soewoko.



Referensi

  1. ^ Sudjarwo, Eko. "Inilah Kadet Soewoko, Pahlawan Kebanggaan Warga Lamongan". detiknews. Diakses tanggal 2019-02-02. 
  2. ^ Billiocta, Ya'cob. "Kisah heroik Kadet Suwoko, pahlawan kebanggaan Lamongan & Bonekmania". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-02-02. 
  3. ^ "Heroik Kadet Soewoko Jadi Ikon Lamongan". Tribun Jatim. Diakses tanggal 2019-02-02. 
  4. ^ TIMESIndonesia.co.id. "Kisah Heroik Kadet Soewoko, Ikon Pahlawan di Lamongan". TIMES Indonesia. Diakses tanggal 2019-02-02. 
  5. ^ Akaibara (2016-01-23). "Kadet Soewoko, Arek Malang yang Gugur di Lamongan". Ngalam.co. Diakses tanggal 2019-02-02. 
  6. ^ "Heroik Kadet Soewoko Jadi Ikon Lamongan". Tribun Jatim. Diakses tanggal 2019-02-02.