Jalur kereta api Tulungagung–Tugu

jalur kereta api di Indonesia

Jalur kereta api Tulungagung–Tugu adalah salah jalur kereta api nonaktif di Indonesia yang menghubungkan Stasiun Tulungagung dengan Stasiun Tugu (Trenggalek) sepanjang kurang lebih 39 Km dan terletak di area Daerah Operasi VII Madiun. Jalur ini dibangun oleh Staatsspoorwegen dan diresmikan pada tanggal yang berbeda, untuk segmen Tulungagung-Boyolangu-Campurdarat sepanjang 14 Km diresmikan pada tanggal 15 Juli 1921, sementara segmen Campurdarat-Bandung-Kedunglurah-Ngetal-Trenggalek-Tugu sepanjang 25 Km diresmikan pada tanggal 1 Juli 1922. Rencananya jalur ini akan diperpanjang dari Stasiun Tugu menuju Stasiun Slahung lalu menuju Baturetno melalui Jalur kereta api Ponorogo–Badegan, namun karena Depresi Besar yang berlangsung pada tahun 1930-an akibatnya proyek tersebut dibatalkan.

Jalur kereta api Tulungagung–Tugu
Berkas:Cimcim.jpg
Fondasi jembatan kereta di dusun Kauman, Campurdarat. Dahulu, daerah sekitar fondasi berupa "Ranaoe" atau "Ranau" yang berarti danau.
Ikhtisar
JenisLintas Cabang
SistemJalur kereta api rel ringan
StatusTidak beroperasi
TerminusStasiun Tulungagung
Stasiun Tugu (Trenggalek)
Stasiun21
Operasi
Dibangun olehStaatsspoorwegen
Dibuka1921
Ditutup1 November 1932[1]
Pemilik
Karakteristik lintasLintas datar dengan melintasi rawa-rawa
DepoTulungagung, Trenggalek
Data teknis
Panjang rel39 km
Lebar sepur1067 mm

Berdasarkan surat SS No. 3639 tertanggal 8 Maret 1902, diwacanakan akan dibangun jalur kereta dari Stasiun Jetis menuju Stasiun Tugu (Trenggalek) menghubungkan jalur kereta api Ponorogo–Slahung dengan jalur kereta api Tulungagung–Tugu, serta dari Stasiun Badegan menuju Stasiun Baturetno menghubungkan jalur kereta api Ponorogo–Badegan dengan jalur kereta api Purwosari–Baturetno yang ditujukan untuk mendukung jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa dengan rute Yogyakarta–Wonogiri–Ponorogo–Trenggalek–Tulungagung.[2]

Jalur ini ditutup oleh SS per 1 November 1932 karena opgebroken (mengalami kerusakan), diduga karena banjir besar tahun 1932. Karena di sepanjang lintas Campurdarat-Bandung dahulu adalah rawa-rawa yang tergenang air dan baru surut sementara pada tahun 1944 (setelah selesainya Terowongan Niyama) dan banjir kembali pada tahun 1951 dan baru surut tahun 1962. Selain itu faktor resesi ekonomi global dekade 1930-an dan faktor terus merugi juga menjadi penyebab ditutupnya jalur ini.

Relnya sendiri telah dicabut Jepang pada tahun 1943. Sedangkan gundukan tanahnya (railbed) telah dikeruk untuk meninggikan jalan raya Campurdarat-Bandung. Karena jalan raya Campurdarat-Bandung memiliki peran penting untuk mobilitas rakyat dan tentara di era perang revolusi dan satu-satunya jalan yang tidak tergenang dari awal tahun 1900-an hingga 1960.

Namun sayang dikarenakan jalur ini ditutup sebelum era kemerdekaan, jalur ini tidak dianggap dan tidak dipatoki sebagai aset PT KAI. Hanya meninggalkan bekas bekas railbed dan fondasi-fondasi jembatan yang masih kokoh.

Daftar stasiun

Keterangan:

  • Stasiun utama (besar/kelas I) ialah stasiun yang tertulis tebal miring
  • Stasiun menengah (kelas II) ialah stasiun yang tertulis tebal.
  • Stasiun kecil (kelas III) ialah stasiun yang tertulis normal.
  • Stasiun tak beroperasi ialah stasiun yang tertulis miring tanpa kode stasiun.

Jalur terhubung

Lintas aktif

Jalur kereta api Kertosono–Bangil

Lintas nonaktif

Tidak terhubung dengan lintasan kereta api nonaktif manapun.

Galeri

Referensi

  1. ^ (Belanda) Anonim.1932.Spoorlijn opgeheven.Jakarta:Bataviaasch nieuwsblad
  2. ^ Reitsma, S. A. (1920). Indische spoorweg-politiek. Landsdrukkerij. hlm. 286–289. 

Pranala luar