Bahasa Bima

bahasa Austronesia yang dituturkan di Indonesia
Revisi sejak 10 Februari 2019 13.12 oleh Maru Akbar (bicara | kontrib) (Dialek: Menambahkan keterangan daerah pada ke empat dialek.)

Bahasa Bima atau Nggahi Mbojo adalah sebuah bahasa Austronesia yang dipertuturkan oleh suku Bima di Pulau Sumbawa bagian timur, Nusa Tenggara Barat yang terdiri dari Bima, Dompu dan sebagian wilayah di Manggarai NTT.[1] Selain itu, bahasa Bima juga tersebar pada beberapa wilayah di Kabupaten Sumbawa dan Pulau Lombok. Khusus di NTT, bahasa Bima dituturkan di daerah Reo, Pota, dan Manggarai.

Bahasa Bima
BPS: 0100 4
Mbojo[1]
Dituturkan diIndonesia
WilayahPulau Sumbawa bagian timur
Penutur
500.000 (1989)
Kode bahasa
ISO 639-1-
ISO 639-2-
ISO 639-3bhp
Glottologbima1247[2]
IETFbhp
ELPBima
BPS (2010)0100 4
Status pemertahanan
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC6a Vigorous
Bahasa Bima dikategorikan sebagai C6a Vigorous menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini masih dituturkan dan digunakan oleh sebagian wilayah
Referensi: [3]
Lokasi penuturan
Lokasi penuturan Bahasa Bima
Peta
Peta
Perkiraan persebaran penuturan bahasa ini.
Koordinat: 8°27′36.000″S 118°43′36.001″E / 8.46000000°S 118.72666694°E / -8.46000000; 118.72666694 Sunting ini di Wikidata
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Aksara Bima/Aksara Mbojo

Bahasa Bima memiliki jenis sistem tanda grafis tertentu (aksara) yang disebut dengan aksara Bima (aksara Mbojo). Aksara Bima berkaitan dengan aksara Bugis. Hal ini menjadi salah satu tanda keterkaitan antara Bima dan Bugis. Aksara Bima diperkirakan telah digunakan sejak abad ke-14. Aksara Bima telah digunakan untuk menulis buku dan catatan kerajaan di Kerajaan Bima. Kemudian, ketika pada abad ke-17, masyarakat Bima mulai menggunakan bahasa Melayu yang ditulis dengan aksara Arab[4]. Hal ini dikarenakan pada saat itu masyarakat Bima telah memeluk agama Islam. Aksara Bima memiliki 18 karakter utama.

Orang Bima

Orang Bima, atau Dou Mbojo, dalam hal memperindah penggunaan bahasa senantiasa menggunakan Pantun Patu atau kapatu; dalam hal kapatu ini ada bermacam kapatu Mbojo yang dapat diutarakan, di antaranya: Patu Cambe (balas pantun), Patu Kaboha (pantun sindiran).[butuh rujukan]

Adapun contoh pantun yang dimaksud adalah:

Patu Cambe

A: "Gaga au na gaga nggomi ari siwe, pahu mpa ipi Gaga na madaku wati kone ngawana gogu." [cantiknya rupamu adik perempuan, saking cantiknya hingga mataku tak bisa tidur] B: "ta be ku mpori cewu ndi ili kai weki ta amaniaku ma loa Roi cowa, kombi wara ntau ta ma moda ndi da loa kai ta maru mada." [di mana yah rumput ilalang untuk menyembunyikan diri dari lelaki yang pandai membual, mungkin ada milikmu yang hilang hingga matamu tak bisa tertidur]

Dialek

Sebaran bahasa Bima terdapat di Kabupaten Bima, Kota Bima, dan Kabupaten Dompu. Bahasa Bima terdiri dari empat dialek, yaitu:[1]

  • dialek Serasuba;
  • dialek Wawo;
  • dialek Kolo; dan
  • dialek Kore

Dialek Serasuba

Dialek Serasuba adalah dilaek yang dituturkan di Kecamatan Rasanae Barat, Kecamatan Rasanae Timur, Desa Kanca, Desa Ncandi, Desa Risa, Desa Ntonggu, Desa Laju, Desa Sambori, Desa Sari, Desa Sangiang, dan Desa Renda (Kabupaten Bima); Desa Karamabura; Desa Adu, Desa Bara, Desa Riwo, Desa Soro, Desa Mbuju, Desa Soriutu, Desa Pekat, Desa O'o, dan Desa Kandai II (Kabupaten Dompu).

Dialek Wawo

Dialek Wawo adalah dilaek yang dituturkan di daerah Sambori dan Tarawali (Kabupaten Bima).

Dialek Kolo

Dialek Kolo adalah dilaek yang dituturkan di Desa Kolo (Kabupaten Bima).

Dialek Kore

Dialek Kore adalah dilaek yang dituturkan di Desa Taloko (Kabupaten Bima).

Percakapan Dasar

  • Bune haba? = Apa kabar?
  • Haba tahopa = Kabar baik.
  • Cou ngarata = Siapa namamu?
  • Ngara mada (sopan)/nahu (tidak sopan) .... = Nama saya ....
  • Tabe uma ta? = Di mana ruma Anda?
  • Uma mada/nahu aka .... = Rumah saya di ....
  • Dou ta be? = Orang mana?
  • Mada dou .... = Saya orang ....
  • Loa ja ita bantu mada? = Bisakah Anda membantu saya?
  • Buneku carana lao aka kota = Bagaimana cara untuk pergi ke kota?
  • Sabune ta co-i na? = Berapa harganya?
  • Santabe ta = Permisi/Silakan
  • Tarima kasi = Terima kasih
  • Mboto kangampu = Banyak maaf/mohon maaf
  • Mai ta lao aka Mbojo = Ayo pergi ke Bima.
  • Waur ngaha = Sudah makan?

Referensi

  1. ^ a b Bima Speaking Peoples - Joshua Project
  2. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Bima". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  3. ^ "Bahasa Bima". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue. 
  4. ^ Tube, Aksara (Rabu, 17 Januari 2018). "aksaratube: Aksara Bima". aksaratube. Diakses tanggal 2019-02-10. 

Pranala luar