Krui, Pesisir Barat
Krui adalah ibukota kecamatan Pesisir Tengah di dalam Kabupaten Lampung Barat, Lampung. Krui berada di daerah pesisir Samudera Hindia.
Sebagai daerah pesisir, Krui memiliki potensi pariwisata terutama wisata pantai. Tempat-tempat yang sering dijadikan tempat wisata dan sering dikunjungi adalah Pantai Labuhan Jukung dan Pantai Walur. Potensi sumber daya alam yang dihasilkan adalah dari hasil bumi yang sudah dikenal dunia internasional seperti damar, lada dan cengkeh.
Sejarah
Sumber pendapatan masyarakat kebanyakan dari berdagang, nelayan, berkebun dan bertani. Mayoritas penduduk krui terutama pasar krui adalah pendatang dari daerah lain (seperti: dari Marga Liwa, suku Padang, suku Jawa dll) kecuali warga desa Ulu Krui dan warga desa Way Napal yang mempunyai garis/asal-usul dari Kerajaan Sekala Brak (asal keturunan suku Lampung), sebenarnya ada beberapa daerah yang merupakan garis keturunan Kerajaan Sekala Brak seperti Pedada, Bandar, La'ay dan Way Sindi yang menurut kisah adalah keturunan dari Suku Tumi (Suku asli Lampung) yang lari saat Kerajaan Sekala Brak dikalahkan oleh 4 putra Raja Pagaruyung yang selanjutnya menjadi cikal bakal penyebaran dan keturunan suku Lampung. Kemudian suku Tumi yang lari tersebut dapat ditaklukkan oleh Lemia Ralang Pantang yang datang dari daerah Danau Ranau dengan bantuan lima orang punggawa dari Paksi Pak Sekala Brak.Dari kelima orang punggawa inilah nama daerah ini disebut dengan Punggawa Lima karena kelima punggawa ini hidup menetap pada daerah yang telah ditaklukkannya. Dikisahkan dalam Kitab Tambo(Kitab asal-usul), bahwa Marga Pulau Pisang pun berasal dari Marga Way Sindi. Saat itu,rombongan marga Way Sindi masuk Pulau Pisang dipimpin Mail gelar Raja Pesirah gelar Pangeran Sangun Ratu(anak kedua Pangeran Simbangan Ratu), adik dari Syatari gelar Raja Ya Sangun Ratu. Pertama masuk pulau ini, rombongan itu mendiami lamban balak di Pekon Lok. Mereka membuka kebun di kampung ini. Orang-orang pertama Pulau Pisang kemudian membangun empat pekon lagi: Bandardalam, Labuhan, Sukadana, dan Sukamarga. Akhirnya, pada 17 September 1922, Mohammad Djapilus gelar Dalom Simbangan Ratu yang memberi kuasa Pulau Pisang mendapat otonomi dan berhak menyandang status marga sendiri, marga Pulau Pisang, yang lepas dari keturunan mereka di Olokpandan. Ia menunjuk Muhammad Fadel gelar Raja Kapitan sebagai saibatin marga Pulau Pisang yang pertama. Salah satu kebanggaan orang Lampung dalam karya tangan adalah "Tapis". Sejak abad-12, jaman penjajahan Inggris tapis sdh banyak dikenal tapi disahkan dalam segala prosesi adat Lampung baru pada tahun 1835M. Tapis selalu memunculkan corak Perahu(corak berasal dari Pulau Pisang) dan corak Gajah(corak berasal dari Sukau/marga Buay Nyerupa).
Wacana pemekaran
Krui saat ini sedang dalam persiapan menjadi Kabupaten Pesisir yang wilayahnya nanti terdiri dari 8 Kecamatan meliputi dari daerah Bengkunat,pesisir selatan sampai dengan Pugung,pesisir utara. Bila dikemudian hari telah diresmikan menjadi Kabupaten Pesisir berarti secara administratif memisah dari Kabupaten Lampung Barat.