Sang Kiai
Sang Kiai adalah film drama Indonesia tahun 2013 yang mengangkat kisah seorang pejuang kemerdekaan sekaligus salah satu pendiri Nahdlatul Ulama dari Jombang, Jawa Timur yakni Hadratussyaikh KH Hasyim Asyari. Film ini dibintangi oleh Ikranagara, Christine Hakim, Agus Kuncoro, Adipati Dolken.
Sang Kiai | |
---|---|
Sutradara | Rako Prijanto |
Produser | Gope T. Samtani |
Pemeran | Ikranagara Christine Hakim Agus Kuncoro Adipati Dolken |
Perusahaan produksi | Rapi Films |
Tanggal rilis | 30 Mei 2013 09 Januari 2014 (awal) | (awal)
Negara | Indonesia |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
Penghargaan |
---|
Festival Film Indonesia 2013 |
|
Film ini terpilih sebagai wakil Indonesia untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik dalam Academy Awards ke-86, namun tidak lolos nominasi.[1]
Sinopsis
Pendudukan Jepang ternyata tidak lebih baik dari Belanda. Jepang mulai melarang pengibaran bendera merah putih, melarang lagu Indonesia Raya dan memaksa rakyat Indonesia untuk melakukan Sekerei (menghormat kepada Matahari). KH Hasyim Asyari sebagai tokoh besar agamis saat itu menolak untuk melakukan Sekerei karena beranggapan bahwa tindakan itu menyimpang dari aqidah agama Islam. Menolak karena sebagai umat Islam, hanya boleh menyembah kepada Allah SWT. Karena tindakannya yang berani itu, Jepang menangkap KH Hasyim Asyari.
KH Wahid Hasyim, salah satu putra dia mencari jalan diplomasi untuk membebaskan KH Hasyim Asyari. Berbeda dengan Harun, salah satu santri KH Hasyim Asyari yang percaya cara kekerasanlah yang dapat menyelesaikan masalah tersebut. Harun menghimpun kekuatan santri untuk melakukan demo menuntut kebebasan KH Hasyim Asyari. Tetapi harun salah karena cara tersebut malah menambah korban berjatuhan.
Dengan cara damai KH Wahid Hasyim berhasil memenangkan diplomasi terhadap pihak Jepang dan KH Hasyim Asyari berhasil dibebaskan. Ternyata perjuangan melawan Jepang tidak berakhir sampai disini. Jepang memaksa rakyat Indonesia untuk melimpahkan hasil bumi. Jepang menggunakan Masyumi yang diketuai KH. Hasyim Asy'ari untuk menggalakkan bercocok tanam. Bahkan seruan itu terselip di ceramah sholat Jum'at. Ternyata hasil tanam rakyat tersebut harus disetor ke pihak Jepang. Padahal saat itu rakyat sedang mengalami krisis beras, bahkan lumbung pesantren pun nyaris kosong. Harun melihat masalah ini secara harfiah dan merasa bahwa KH. Hasyim Asy'ari mendukung Jepang, hingga ia memutuskan untuk pergi dari pesantren.
Jepang kalah perang, Sekutu mulai datang. Soekarno sebagai presiden saat itu mengirim utusannya ke Tebuireng untuk meminta KH Hasyim Asyari membantu mempertahankan kemerdekaan. KH Hasyim Asyari menjawab permintaan Soekarno dengan mengeluarkan Resolusi Jihad yang kemudian membuat barisan santri dan masa penduduk Surabaya berduyun duyun tanpa rasa takut melawan sekutu di Surabaya. Gema resolusi jihad yang didukung oleh semangat spiritual keagamaan membuat Indonesia berani mati.
Di Jombang, Sarinah membantu barisan santri perempuan merawat korban perang dan mempersiapkan ransum. Barisan laskar santri pulang dalam beberapa truk ke Tebuireng. KH Hasyim Asyari menyambut kedatangan santri- santrinya yang gagah berani, tetapi air mata mengambang di matanya yang nanar.[2]
Pemeran
- Ikranagara sebagai KH Hasyim Asy'ari
- Christine Hakim sebagai Masrurah/Nyai Kapu
- Agus Kuncoro sebagai KH Wahid Hasyim
- Adipati Dolken sebagai Harun
- Meriza Febriani sebagai Sari
- Dimas Aditya sebagai Hamzah
- Royham Hidayat sebagai Khamid
- Ernestsan Samudera sebagai Abdi
- Ayes Kassar sebagai Baidhowi
- Dayat Simbaia sebagai KH Yusuf Hasyim
- Dymas Agust sebagai KH Mas Mansur
- Andrew Trigg sebagai Brigadir Mallaby
- Arswendi Nasution sebagai KH. A. Wahab Hasbullah
- Norman Rivianto Akyuwen sebagai kang Solichin
Perilisan ulang
Berkat kemenangannya dalam Festival Film Indonesia 2013 untuk kategori Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Pemeran Pendukung Pria Terbaik dan Tata Suara Terbaik, film ini dipertontonkan kembali kepada khalayak ramai di layar lebar pada 9 Januari 2014.
Demi menambah nilai jual sekaligus daya tarik, maka poster versi baru pun turut dipersiapkan menjelang perilisan kembali. Apabila sebelumnya sosok Ikranagara yang memerankan oleh KH Hasyim Asy'ari menjadi fokus utama dalam poster, maka untuk sekali ini digantikan oleh Adipati Dolken dan Meriza Febriyani. Selain itu, tidak lupa pula diberi bubuhan tulisan sederet piala yang digenggam Sang Kiai di FFI 2013 (Film, Sutradara, Pemeran Pendukung Pria, dan Penata Suara).[3][4]
Referensi
- ^ "'Sang Kiai' daftarkan diri di oscar 2014". Merdeka. Diakses tanggal 2013-10-08.
- ^ 21 Cineplex
- ^ 'Sang Kiai' Akan Ditayangkan Kembali di Bioskop
- ^ Sang Kyai Akan Diputar Ulang pada Januari 2014
Pranala luar
Penghargaan dan prestasi | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Tanah Surga... Katanya (2012) |
Film Bioskop Terbaik (Festival Film Indonesia) Produksi: Rapi Films Sutradara: Rako Prijanto Pemeran: Ikranagara, Christine Hakim, Agus Kuncoro, Adipati Dolken (2013) |
Diteruskan oleh: Cahaya Dari Timur: Beta Maluku (2014) |