Adu Kerito Surong

budaya Bangka Belitung Indonesia
Revisi sejak 17 Februari 2019 04.12 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Adu Kerito Surong adalah olahraga tradisional yang bukan olahraga rekreatif, melainkan juga olahraga yang mempertontonkan keterampilan, kekuatan raga, ketangkasan, kebersamaan, dan kemampuan menjaga keseimbangan. Olahraga tradisional Adu Kerito Surong senyatanya berkembang di seluruh pelosok Pulau Bangka, terutama di Kabupaten Bangka Tengah. Di kabupaten ini olahraga tradisional Kerito Surong berkembang di Desa Sungai Selan, Desa Namang, Desa Simpang Katis, Desa Dul, dan desa-desa yang umumnya masih menggunakan alat angkutan tradisional berupa Kerito Surong.Secara historis Kerito Surong pada awalnya berkembang di wilayah sekitar tambang timah di Muntok pada zaman Belanda. Para penggunanya adalah masyarakat keturunan Cina. Pada waktu itu Kerito Surong bukan hanya menjadi alat pengangkut timah, tetapi juga digunakan sebagai alat transportasi untuk mengangkut berbagai barang, termasuk manusia. Selanjutnya, penduduk asli (masyarakat Melayu Bangka) menggunakannya sebagai alat angkut dalam kegiatan sehari-hari, terutama untuk mengangkut hasil pertanian (lada, kolang-kaling, mangga, dan juga kayu bakar). Tetapi yang lebih sering, alat angkut ini digunakan untuk mengangkut hasil panen lada ke tempat perendaman (sungai). Sehabis panen lada masyarakat Melayu Bangka bersuka ria, dan menggunakan Kerito Surong sebagai pemainan untuk menghibur diri. Olahraga tradisional Adu Kerito Surong ini diangkat melalui kegiatan sehari-hari petani lada yang membuat suasana panen lada menjadi semarak dan penuh warna.