Widyantoro

pelatih dan pesepakbola asal Indonesia
Revisi sejak 19 Februari 2019 10.24 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (karir --> karier)

Widyantoro (lahir 17 Agustus 1970) adalah seorang pelatih dan pemain sepak bola legendaris Indonesia.[1]

Widyantoro
Informasi pribadi
Nama lengkap Widyantoro
Tanggal lahir 17 September 1970 (umur 54)
Tempat lahir Magelang, Indonesia
Tinggi 179 m (587 ft 3 in)
Posisi bermain Belakang
Informasi klub
Klub saat ini PSIS Semarang (Ass. Pelatih)
Karier senior*
Tahun Tim Tampil (Gol)
1989-1990 Arseto Solo ? (?)
1990-1995 PS BPD Jateng ? (?)
1995–1996 PSIS Semarang ? (?)
1997-1998 Persita Tangerang ? (?)
1999-2000 Persijap Jepara ? (?)
2001-2002 Persib Bandung ? (?)
2004 Persis Solo ? (?)
2005 Persiba Bantul ? (?)
Tim nasional
1990–1992 Indonesia ? (?)
Kepelatihan
2008-2009 PPSM Magelang (caretaker)
2010-2011 PPSM Magelang (Ass. Pelatih)
2012-2013 PSS Sleman
2013-2014 Persis Solo
2015 Perserang Serang
2016-2017 Persis Solo
2018 Persis Solo (Ass. Pelatih)
2019- PSIS Semarang (Ass. Pelatih)
* Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik
‡ Penampilan dan gol di tim nasional akurat per 18 Februari 2019

Karier Pemain

PS BPD Jateng

BPD Jateng pernah menduduki papan atas kompetisi Galatama 1992-1993. Waktu itu BPD Jateng berintikan pemain-pemain top, seperti Leo Mamesah, Jaya Hartono, Jessie Mustamu, Inyong Lolombulan, Hamdani Lubis, M Kusnan, Ricky Yakobi dan Widyantoro sendiri. Meski tidak menjadi juara, penampilan para pemain BPD yang disebut “The Dream Team” ketika itu mewarnai persepakbolaan nasional. Maklum para pemainnya adalah hasil rekrutan para pemain top Tanah Air.[2]

Karier Pelatih

PPSM Sakti Magelang

Setelah memutuskan pensiun pada 2006. Wiwid melatih tim yang berkompetisi di Divisi I Liga Indonesia, PPSM Magelang. Wiwid sukses mengangkat Simo Lodro, PPSM Magelang, menembus ke level yang lebih tinggi, yakni Divisi Uta­ma Liga Indonesia. Sayang, dia harus merelakan posi­si­nya diganti oleh pelatih yang lebih senior, Yusack Sutanto, menjelang Kompetisi Divisi Utama 2009-2010 di mulai[3].

Persis Solo

Di tangan Wiwid, pada tahun 2014 Persis Solo mampu masuk ke babak delapan besar Divisi Utama, kemudian gagal. Begitu juga pada 2017, Wiwid sanggup membawa Persis Solo masuk delapan besar Liga 2 Indonesia. Widyantoro disanksi tidak boleh beraktivitas di dunia sepak bola selama setahun dan sanksi denda senilai Rp100 juta oleh Komisi Disipin PSSI. Sanksi itu didapat setelah Wiwid dinilai berlebihan dalam memprotes wasit dengan berusaha menjegal sang pengadil lapangan saat Persis Solo menjamu Cilegon United di Stadion Manahan[4]. Setelah sanksi selesai Wiwid kembali ke Persis Solo dan dipercaya untuk membantu pelatih kepala Agus Yuwono dalam menyiapkan pertandingan sisa pada musim 2018.


Referensi

Pranala luar